Chapter 326 - Menyerahkan diri (1/2)

Dari kejauhan, Emi melihat sebuah mobil hitam yang baru saja berlalu pergi dari depan rumahnya. Mobil itu tak dikenalinya namun ia merasa pernah melihat mobil itu sebelumnya. Merasa curiga, Emi langsung berlari namun hamper saja bertabrakan dengan ibunya yang juga sedang berlari keluar.

”Ibu? Ada apa?” tanya Emi kaget melihat ibunya yang keluar dengan terburu-buru.

”Adikmu, mereka membawa pergi adikmu. Emi, apa yang harus kita lakukan?” Ucap ibunya sembari terus menangisi anaknya yang sudah dibawa pergi.

”Bukankah sudah aku peringatkan? Malam ini adalah tenggat untuk kalian membayar utang-utang ayahmu.” Ucap seorang pria yang keluar dari dalam rumahnya.

”Brengsek! Bukankah sudah aku katakan kalau aku akan mendapatkan uang itu? Kenapa kalian tidak bisa bersabar sedikit saja?” hardik Emi dengan tatapan penuh amarah kepada pria tersebut.

”Oh ya? Kalau begitu mana uangnya?” seorang pria lain langsung menyodorkan tangannya meminta uang kepada Emi.

Emi hanya terdiam di tempatnya dan tak bisa menunjukkan uang tersebut kepada mereka. Ibu Emi menatap penuh harap kepada anaknya berharap kalau ia sudah bener-benar mendapatkan uang tersebut.

”Beri aku waktu satu jam lagi. Aku akan mendapatkan uang itu untuk kalian.” Tegas Emi sembari memikirkan cara yang bisa ia lakukan dalam kurun waktu satu jam tersebut.

”hahahaha… dari mana kau akan mendapatkan uang? Ayahmu bahkan masih terbaring sakit.” Ucapnya sembari tertawa dengan penuh kesombongan menatapnya.

”Oh iya, tentu saja dia bisa bang. Bagaimana kalau kita serahkan dia saja kepada Bos?” ucap yang lainnya keluar dari rumah Emi.

Bisa Emi lihat kalau mereka bertiga baru saja mengobrak-abrik rumahnya untuk memberikan ancaman dan mencari sesuatu yang bisa mereka gunakan.

”Kau benar juga, tapi sebelum itu aku akan memberimu tawaran padamu bagaimana?” liriknya nakal pada sekujur tubuh emi.

Meski tak secantik teman-temannya yang lain, wajah tembem Emi membuatnya terlihat sangat imut dan manis. Tubuhnya yang berisi dan padat membuat mereka yang melihatnya merasa gemas. Namun tatapan pria itu terlihat dipenuhi oleh nafsu.

”Kau pikir aku akan tertarik dengan tawaran kotormu itu? Puih… jangan harap!” bantah Emi yang langsung membuang ludah karena jijik. Apapun itu, fikirannya saat ini masih cukup sadar untuk tak terpancing dengan tawaran bodoh itu.

”hahahaha, kau hanya cukup memberikan kami tubuhmu ini, dengan begitu kau bisa menyelamatkan adikmu dan membayar utang-utang ayahmu.” Terangnya memegang dagu Emi dengan kasar.

”Lepaskan!!! Aku takkan membiarkan anakku melakukan hal kotor seperti itu.” Tepis ibu Emi kepada tangan pria yang memegang dagu anaknya. Meski masih mengingat bagaimana kesulitan mereka saat itu, Ibu Emi tetap tak ingin menjual anaknya.

”Hei bu, abang saya sudah memberikan tawaran yang pantas loh. Tawaran itu takkan datang untuk yang kedua kalinya.” Ucap salah seorang dibelakang pria itu.

”Apa kalian tidak ingin menyelamatkan anak tadi?” tunjuknya yang ia maksudkan kepada adik Emi yang sudah di bawa pergi.

”Kemana kalian akan membawa pergi adikku?” tanya Emi dengan geram sembari memeluk ibunya menjauh dari ketiga pria itu.

”Kami tak tahu, tapi jika kau tak menyelamatkan mereka sekarang, maka kau takkan pernah melihat adikmu selamanya. Karena yang selama ini dilakukan oleh bos adalah menjual mereka.” Ucapnya dengan santai.

”Kau benar-benar brengsek Mus. Kau orang paling bajingan yang pernah aku temui.” Bentak ibunya kepada pria yang beranama Mus tersebut.