Chapter 325 - Ingin Makan Panas dan Minum Dingin (1/2)

”Teman-teman..” panggil Alisya dengan tatapan yang bisa diterjemahkan oleh teman-temannya kalau Alisya sedang merasa tidak enak kepada mereka semua.

”Alisya, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri.” Tegas Gina merasa kesal seolah bisa menebak dengan apa yang akan dikatakan oleh Alisya.

”Kau tau kan kami semua tak pernah menilai atau beranggapan seperti itu kepadamu?” ucap Aurelia dingin.

”Berhentilah menganggap akan semua yang terjadi pada kami adalah kesalahanmu.” Tambah Emi dengan menatap tajam ke arah Alisya.

Melihat reaksi teman-temannya Alisya yang tadinya hanya ingin meminta maaf menjadi tertawa pelan karena merasa lucu dengan sikap mereka yang dengan gampangnya menebak akan apa yang dia ingin lakukan. Kini semakin ia yakin bahwa mereka semua tak pernah mempermasalahkan atas apa yang sudah terjadi.

”Aku tak menyangka kalau kita akan menjalani pemeriksaan sampai sebanyak itu.” Ucap Adora melakukan perenggangan pada tubuhnya.

”Tapi aku rasa kita mungkin bisa menyelesaikannya hanya dalam waktu setengah hari, dan itu akan berbeda dengan apa yang terjadi pada mereka.” Tunjuk Aurelia pada Adith dan yang lainnya.

”Kau benar, mereka mungkin akan melakukan semua pemeriksaan itu selama beberapa hari.” Tambah Feby melirik kea rah mereka semua yang sedang berpamitan kepada Ayah Karin dan Karan.

”Itu tak seperti yang kalian pikirkan, pemeriksaan kami mungkin hampir tak jauh berbeda dengan apa yang kalian lakukan.” Ucap Rinto yang mendengar percakapan mereka.

”Akan ada beberapa tambahan pemeriksaan tapi sebenarnya semua sama saja.” Lanjut Yogi lagi dengan tersenyum membelai lembut rambut Aurelia.

”Jadi kita akan makan dimana?” tanya Gani dengan suara yang lesu dan tubuh yang tak bisa berdiri dengan baik.

”Iya kau sudah lapar sekali nih?” lanjut Gina lagi dengan perutnya yang semakin terasa pedis.

”Kalian mau makan panas atau dingin?” tanya Adith menawarkan menu yang mereka inginkan agar bisa menujukkan tempat yang benar.

”Kalian bisa pilih apa saja yang ingin kalian makan.” Seru Zein memberikan mereka semangat.

”Aku ingin makan panas tapi minum yang dingin.” Seru Beni cepat sudah tak sabar ingin pergi.

”Aku setuju.” Seru Alisya dan Karin secara bersamaan yang setuju dengan pilihan yang dikatakan oleh Beni yang berlanjut dengan bunyi perut keduanya yang terang-terangan memikirkan apa yang akan masuk kedalam sana.

”Sepertinya perut kalian berdua sangat antusias dengan pilihan Beni yah.” Ucap Riyan tertawa mendengar bunyi perut Karin dan Alisya.

Semuanya langsung pecah dalam tawa karena bunyi perut Karin dan Alisya yang sangat besar sampai bisa di dengar oleh mereka semua. Mereka semua segera menuju ke warung yang menyediakan menu mie ayam, bakso, soto dan lain sebagainya yang bisa memuaskan rasa lapar mereka.

”Teman-teman, aku tak ikut masuk yah, aku harus segera pulang karena ibu dan Adiku tak ada yang menemani di rumah karena ayahku lagi keluar kota.” Ucap Emi tepat setelah mereka akan memasuki warung tersebut.

”Makanlah dulu, kau tak bisa pulang begitu saja jika belum makan.” Beni tak bisa membiarkan Emi pulang dalam keadaan perut lapar.

”Tidak apa-apa, aku bisa pulang dan makan dengan mereka sekarang. Ibuku juga sudah menyiapakan makanan untukku. Tidak baik jika aku tidak memakannya.” Emi tersenyum dengan begitu ceria yang semakin membuat Alisya tak yakin dengan apa yang di katakanya.

”Kalau begitu kenapa kau tak membungkusnya untuk di makan bersama mereka?” tanya Adora memberikan saran kepada Emi.

”Tak perlu, ibuku sudah memasak lauk yang sangat banyak.” Teriak Emi sambil berlari pergi dari sana dan terus melambai dengan semangat.