Chapter 116 - A Chan. (1/2)
”huuuhhhh,,, sepertinya aku harus terbiasa dengan panggilan itu!” desah Alisya memakai helem ninja yang menutupi seluruh kepalanya yang membuatnya tampak seperti seorang laki-laki sekarang. ”Sampai jumpa di rumah!” Alisya melambaikan tangannya memacu kencang motornya.
”Kamu tau jalan pulang???” teriak Akiko mengingat Alisya belum tau betul mengenai seluk beluk jalanan kota tokyo.
Alisya hanya melambai membuat Akiko jadi bingung dengan arti lambaiannya itu. Dengan pasrah Akiko masuk kedalam mobil dan diantar oleh rombongan anggota dari paman Yoshio kerumah kakek pertama namun Alisya masih belum sampai disana.
Beberapa saat kemudian Suara motor yang terhenti di depan rumah membuat neneknya keluar dengan terburu-buru.
”Plakkkk!!!” pukul neneknya dipundak Alisya membuat Alisya meringis kesakitan sekaligus bingung dengan sikap mendadak neneknya.
”Aduh,, sakit nek... kenapa sih? aku baru tiba sudah dapat tabokan cinta dari nenek?” Alisya mengeluh dengan suara yang tenggelam dibalik helem ninjanya yang belum sempat dilepasnya.
”Kamu kemana saja sih? Akiko dari tadi menangis mengkhawatirkanmu!!! Kau sudah membuatnya menangis selama beberapa jam tau nggak!!!” nenek Alisya mengomel dengan keras karena Alisya tidak kembali selama hampir 3 jam.
”Maaf nek,, tapi lihat ini??? ini motor kesayangan ibu! motor ini sangat....” Alisya penuh semangat menjelaskan mengenai motor yang baru saja dinaikinya itu namun belum selesai ia bersuara neneknya sudah menjewer telinga Alisya dengan sangat keras.
”Aku tau segala hal tentang motor ini dibanding dirimu, tapi sebelum itu kau harus meminta maaf kepada seseorang terlebih dahulu!” nenek Alisya menarik Alisya masuk kedalam rumahnyan tanpa melepas tangannya dari telinga Alisya.
”Iya, iya aku masuk nek sakiiittt!” neneknya dengan cepat melepas cubitannya pada telinga Alisya setelah memperhatikan kalau telinga Alisya tidak terpasang alat peredam.
”Kamu melepas alatmu? sejak kapan? kenapa nenek tidak menyadarinya? apa yang kamu lakukan dengan melepas alat peredammu?? kamu sudah bisa mendengar suara sekarang?” kali ini suara nenek Alisya terdengar bersalah dan sangat khawatir. ia tak menyangka kalau Alisya akan dengan percaya diri melepas alat peredam dari telinganya.
”Nanti aku jelaskan yah, sekarang aku harus menenangkan Akiko dulu! Suara tangisannya sangat keras membuat telingaku cukup sakit sekarang!” Alisya menuntun neneknya masuk kedalam rumah.
”Tidak, kamu harus menjelaskannya dulu kepada nenek! apa yang sedang kamu lakukan sebenarnya?” neneknya masih belum bisa menghilangkan rasa khawatirnya.
”Nek, aku baik-baik saja! jangan khawatir, jika tidak aku mana mungkin berani melepaskannya!” Alisya berusaha menjelaskan dengan lembut.
”Apa ini ada hubungannya dengan Adith? kau bahkan tak memberitahu Karin saat kemari!!!” terka nenek Alisya memikirkan kemungkinan yang bisa terjadi.
Alisya hanya tersenyum memeluk neneknya. Dengan pasrah neneknya mengikuti langkah Alisya tanpa menanyakan alasan Alisya lebih lanjut.