Chapter 96 - Pertandingan (1/2)
”Lihat, Zein bahkan bisa melakukannya dengan baik dari pada dirimu!” Alisya sengaja mengambil Zein sebagai bahan perbandingan untuk memanas-manasi Adith.
”Kau akan menyesal karena sudah menyebut namanya!” senyum Adith licik tak menyangka kalau Alisya akan menyebut nama Zein dengan lembut.
Adith kemudian melakukan sit up sebanyak 50 kali dengan gerakan yang cukup halus sehingga Alisya bahkan tak perlu menggunakan kekuatannya untuk menahan kaki Adith. Setelah selesai ia bangkit dan pergi meninggalkan Alisya dengan ekspresi datar tanpa menoleh.
Adith kesal saat mendengar Alisya menyebut nama Zein yang teringiang-ngiang ditelinganya ditambah dengan ingatanya akan Zein yang terang-terangan mengatakan kalau ia menyukai Alisya. Sedang Adith, ia yakin akan perasaanya kepada Alisya tapi ia masih belum yakin untuk mengungkapkannya karena takut jika Alisya akan terluka olehnya.
Alisya hanya menatap punggung Adith bingung karena perubahan ekspresinya yang sangat cepat. Kepergian Adith membuatnya berpikir bahwa akhirnya ia bisa terlepas dari Adith yang selalu saja menggodanya namun kemudian Alisya merasa seolah ada sesuatu dari dirinya yang juga ikut pergi bersama kepergian Adith.
”Ada apa? kenapa dia pergi dengan ekspresi wajah yang kelam seperti itu?” tanya Karin mengagetkan Alisya dari lamunannya.
”Entahlah.. tapi sepertinya dengan begitu dia tidak akan mengangguku lagi” jawab Alisya dingin.
”Apa sekarang lagi main tarik ulur?” gumam Karin yang sengaja ia perbesar suaranya agar lebih jelas didengar oleh Alisya.
”hummm.. kau sepertinya sedang menikmati sebuah pertunjukan atau sedang melarikan diri dari sebuah pertunjukan hahh???” goda Alisya mengingat Karin yang sempat berpasangan dengan Riyan.
”Apa yang kau maksudkan?? senyuman licikmu itu selalu saja mejadi teror utama saat aku tertidur di malam hari” ketus Karin melihat senyum Alisya yang sangat licik.
”Benarkah? terimakasih! aku tak menyangka kalau itu akan sangat menarik, apa harus aku lakukan tiap saat?” Alisya tak peduli dengan ucapan Karin yang terdengar sedang mengejeknya. Baginya Karin sedang memujinya dengan tulus.
”Dasar Maniak!!!” ketus Karin langsung berlari sebagai bagian dari pemanasan Akhir mereka.
Setelah berlari mereka semua akhirnya diarahkan menuju ke gedung olah raga yang memiliki fasilitas lebih lengkap untuk pembelajaran yang diberikan oleh pak Anto.