Chapter 89 - Negosiasi??? (1/2)

Alisya yang belum mengeluarkan senjata dari mulut Bray membuat Karin sedikit khawatir. Karin paham betul kalau Alisya masih terus berusaha mengendalikan dirinya, namun karena Adith yang tidak kunjung sadar membuat emosi Alisya semakin tidak stabil.

”Alisya,,, Adith baik-baik saja! aku sudah memastikan kondisinya dengan baik. Dia tidak mengalami luka apapun!” bujuk Karin sekali lagi.

”Pak, tolong keluarkan mereka yang berada di dalam tempat ini. Dengan begitu saya bisa lebih leluasa membujuknya dengan nyaman!” Pinta Karin kepada salah seorang Polisi yang mengawasi Alisya dengan ketat.

”Alisya... tenanglah, kau bisa mendengarku???” Karin berusaha membujuk Alisya yang masih belum melepaskan tangannya dari senjata pistol milik Bray yang masih berada di mulutnya saat semua orang sudah keluar satu persatu.

”Kau yakin bisa membujuknya?” tanya seorang polisi khawatir kalau Alisya akan berani melepaskan tembakannya.

”Tolong beri kami waktu, keberadaan kalian bisa mengintimidasinya!” Karin meminta para polisi untuk menunggu mereka didepan pintu masuk agar bisa memudahkannya membujuk Alisya.

Para polisi itu tidak yakin akan apa yang bisa dilakukan oleh Karin yang masih terlalu muda, namun ketika dia menunjukkan lisensi resminya dalam bidang militer yang di akui oleh negara kepada pemimpin mereka. Mereka akhirnya perlahan-lahan keluar namun masih tetap terus waspada.

Ada sekitar 10 mobil polisi dan 1 mobil barak yang sudah berjaga diluar sana menunggu mereka keluar dengan cemas.

”Apa yang terjadi? kenapa kalian bisa berada diluar sini?” seorang komandan muncul menerobos keramaian.

”Kami sedang menunggu mereka bernegosiasi pak Jonatan!” hormat pemimpin sebelumnya sebelum menjelaskan situasinya.

”Negosiasi?? apa kau tau kalau mereka masih pelajar? bagaimana bisa kau biarkan seorang pelajar bernegosiasi dengan senjata ditangannya???” Pak Jonatan membentak dengan keras tak percaya akan apa yang dilakukan oleh anggotanya.

Tidak sabar, ia segera melangkahkan kaki masuk kedalam.

”Maaf pak, sebaiknya jangan lakukan itu jika anda tak ingin ada yang menjadi korban!” Karan menghalangi jalan masuk pak Jonatan dengan sopan.

”Karan, kau tau siapa yang ada didalam? dia adalah pemimpin preman paling berbahaya yang selama ini kami cari, dan seorang pelajar yang sedang memegang senjata!” tegas pak Jonatan dengan nada keras. Ia hanya tak ingin membuang-buang waktu dalam menangani hal tersebut secepatnya.

”Zero Alpha!” Bisik Karan mendekati pak Jonatan dengan sopan dan tenang.

”Apa maksudmu?” Pak Jonatan terkejut tak percaya.

”Aku yakin anda pernah mendengarnya, dan pelajar yang sedang berada didalam memegang senjata adalah orang yang aku sebutkan tadi, Dia mungkin jauh lebih berbahaya dari apa yang bisa anda bayangkan tapi jangan khawatir adik saya Karin berada disana. untuk itulah kalian memerlukannya dalam bernegosiasi. Dan jangan khawatir, saya juga akan masuk kedalam membantunya! terang karan mencoba menenangkan pak Jonatan.

”Kak Karan,,, tolong selamatkan mereka!!!” Adora dan yang lainnya datang menyerbu begitu mengenali Karan dari kejauhan.