Chapter 491 - 491. Sepenggal rasa yang di rindukan (2/2)
Ia malu setengah mati kepergok tengah memperhatikan wajah dan tubuh suaminya. Karena sudah terlanjur ketahuan, demi menghindari perasaan dan wajahnya yang sudah merah bagai tomat merah, Silvia bergegas pergi dari sisi Ludius dengan alasan membantu Bibi Yun masak.
Baru saja Silvia menuruni ranjang, Ludius beranjak dari tidurnya dan bersandar di dinding kasur. Ia menarik lengan Silvia dan memaksanya jatuh ke dalam pelukannya.
”Kamu mau pergi ke mana, Sayang? Bukannya kamu belum puas memandang tubuh suami, mu?”. Kata Ludius dengan nada menggoda.
Posisi Silvia saat ini masih duduk di atas pangkuan Ludius. Kedua matanya tanpa di sengaja memaksa dirinya untuk menatap Ludius, membuat Silvia juga heran sendiri dengan dirinya.
”Selamat pagi, sayang..” sapa Ludius dengan senyuman.
”Selamat pagi, suamiku.. Bisa kamu lepaskan aku. Ini sudah pagi dan aku harus membantu Bibi Yun masuk.” kata Silvia beralasan.
Ia mencoba mengalihkan pandangannya untuk menghindari Ludius. Wajahnya sudah terlalu merah karena malu, namun bukannya Silvia bisa menghindar.. Ludius malah mencuri ciuman Silvia dengan segera dan cepat.
Sebuah ciuman lembut penuh arti cinta dan kasih sayang serta kerinduan tenggelam dalam lumatan lembut yang ludius berikan.
'Rindu.. Setiap detik ku merindukanmu suamiku.. Berharap kamu selalu mengingatku di setiap derup nafasmu. Aku yang menggila dan merindu padamu. Apakah kamu tahu itu..?', batin Silvia.
Ciuman ini begitu melekat cukup lama di antara keduanya. Tidak ada hal yang bisa mengobati rasa rindu selain ciuman antara keduanya.
”Sayang.. Jika kondisimu sudah stabil. Kita akan kembali ke Indonesia untuk merayakaan acara empat bulanan di sana. Bagaimana menurutmu, Sayang?” tanya Ludius begitu ia melepas ciumannya.
Silvia menganggukkan kepalanya dengan senyum menawan. ”Uhm, aku harap kamu menepati janjimu, suamiku. Kita akan ke Indonesia dan menenui anak - anak panti disana”.
Silvia sejenak bersandar di dada Ludius, menerima sebuah belaian hangat pada surai rambut panjang miliknya, seakan merasakan kembali saat - saat pertama kali jatuh cinta dan menjalin hubungan.
”Sayang, bukankah kamu juga merindukan hal ini. Kita akhir - akhir ini jarang menghabiskan waktu bersama. Aku janji, saat kita sudah tiba di Indonesia. Aku akan memberikan semua waktuku untuk kita”.
Baru saja Silvia dan Ludius saling bersandar satu sama lain, dari arah pintu Bibi Yun mengetuk pelan dan masuk segera sebelum Ludius memperbolehkannya.
”Tuan.. Nyonya.. Maaf mengganggu… Nona Shu tiba - tiba datang dengan marah - marah. Sepertinya dia sudah tahu kalau Tuan Muda Azell kemarin hilang.” kata Bibi Yun memberitahu.
”Shashuang! Berani sekali dia membuat keributan sepagi ini!!” geram Ludius mendengar penuturan Bibi Yun.
Author Note :
Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau ada waktu senggang.
ngomong - ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di kekhidupan nyata.
ada salamsalam nih dari pemain Novelnya embun, salam dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.
kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp di syukuri kok.
please di tunggu komen kalian kakak readers
salam sayang dan cinta dari embuun