Chapter 491 - 491. Sepenggal rasa yang di rindukan (1/2)
'Apa yang sebenarnya terjadi pada Azell, mengapa dia kembali dalam keadaan tidak sadarkan diri? Azell pasti sangat ketakutan jika dia benar - benar sendirian di dala hutan. Aku harus menemaninya, Azell pasti membutuhkanku saat ini'. Batin Silvia.
Ia hendak menyusul Ludius ke kamar Azell, namun di cegah oleh Ibu Yuliana. ”Silvia, Ibu akan menelfon Dokter terlebih dahulu untuk memeriksa keadaan Azell. Kamu kembalilah ke kamar dan beristirahat. Ini sudah malam”. Saran Ibu Yuliana. Ia memang tidak ingin ada lagi dari anggota keluarganya terluka atau sakit.
”Tidak Ibu, aku harus menemaninya di saat seperti ini. Azell adalah anak yang takut dengan gelap. Dia pasti membutuhkan teman saat ini”. Sergah Silvia, menolak halus saran Bundanya.
Karena sudah menjadi tabiat Silvia tidak bisa tinggal diam melihat orang di sekitarnya sakit atau teluka. Ia tetap saja menyusul Ludius untuk menemani Azell di sisinya.
-
Malam telah larut, beberapa jam yang lalu Dokter telah memeriksa kondisi Azell dengan Silvia dan Ludius disana untuk mendengarkan penjelasan yang Dokter berikan.
Saat ini mungkin sudah jam 12 malam, dan Silvia masih setia duduk di samping Azell hingga tertidur. Ludius yang waktu itu keluar untuk sementara waktu demi memeriksa penyelidikan dari orang yang menculik Azell kembali, dan mendapati istrinya tengah tertidur dengan posisi duduk menyandarkan kepalanya di sisi samping ranjang.
Ludius baru saja masuk ke kamar Azell dan mendapati Silvia sedang tertidur pulas di samping Azell dengan posisi yang kurang nyaman.
”Dasar istriku ini.. Sedang dal kondisi tidak stabil masih saja tidur dengan posisi yang tidak benar. Benar - benar istri yang ceroboh” gumam Ludius. Ia mengangkat Silvia dan membawanya kembali ke kamarnya untuk istirahat.
Sampai di kamarnya Ludius membaringkan istrinya dengan perlahan agar tidak terbangun dari tidur pulasnya. Sebuah kecupan hangat melesat di kening Silvia. Bahkan Ludius dengan sengaja mencium Silvia saat itu juga.
Karena sudah malam dan Ludius juga lelah seharian mengurus banyak hal. Ia melepas jas serta kemejanya dan melemparkannya ke sofa dan ikut berbaring di sisi Silvia dengan posisi tangan memeluk bagian perut istrinya.
”Sudah hampir empat bulan umur kehamilanmu, Sayang. Setelah kondisimu dan Azell membaik, kita akan terbang kembali ke Indonesia untuk menyelenggarakan acara 4 bulanan di sana bersama keluargamu”. Gumam Ludius dengan senyuman sebelum ia benar - benar memejamkan mata.
***
>>>> Keesokan harinya.
Pagi ini Silvia terbangun dari tidurnya. Begitu matanya terbuka, ia tersentak kaget melihat suaminya sudah ada di sisinya dengan keadaan setengah telanjang memeluk erat tubuh mungilnya.
'Arrgh…Ya Tuhan.. Mengapa Kau memperlihatkan keindahan dunia yang tiada tara ini pada mataku di pagi hari ini? Apakah Kau sedang menghukumku karena sering mengabaikan suamiku? Tapi kan, aku sedang hamil..'. Batin Silvia,
Ia masih tidak bisa mengendalikan ke kagetannya hingga membuat hati dan perasaannya berdebar tak menentu. Rasanya bagai sebuah dentuman tak berirama namun terdengar sangat indah.
Ah.. Sepagi ini hati sudah meracau tidak jelas karena melihat tubuh indah Ludius.
Tapi memang indah…
Bayangkan saja sebuah tubuh pria dengan bentuk kotak - kotak sempurna. Bagai pahatan yang sengaja Tuhan ukir untuk menjadikannya pria body sispek. Apalagi wajah dan tatapannya begitu dingin namun penuh perhatian.
Wanita mana yang tidak mengidamkan suami seperti suami dari seorang Silvia Zhuan?!
Lama Silvia memandang tubuh dan wajah tampan Ludius tanpa berkedip sedikitpun, hingga tanpa disadarinya, ternyata Ludius sudah lama terbangun dan memperhatikan tingkah istrinya.
”Apa begitu menyenangkan memperhatikan tubuh dan wajah tampan suami mu ini, Sayang. Kalau memang belum puas memandangnya, suamimu ini akan stay di sini sampai kamu puas memandang nya” kata Ludius begitu ia membuka mata dan menaruh perhatiannya langsung pada Silvia yang ada di sampingnya.
Silvia membelalakkan matanya, ia merasakan kaget untuk kedua kalinya begitu melihat Ludius sudah bangun dari matanya. ”Apa - apaan sih kamu, Ludius!! Siapa juga yang sedang memperhatikan kamu. Tadi itu aku melihatmu tertidur tanpa memakai baju niatnya ingi membangunkanmu, tapi kamu sudah bangun duluan.. Ya sudah.. Aku mau ke bawah dulu untuk membantu Bibi Yun masak. Kau lanjutkan saja tidurmu”. Kata Silvia ketus.