Chapter 484 - 484. Keusilan Tuan Muda Azell (1/2)

Ludius menghentikan langkahnya beberapa saat. Ia dengan menahan perasaan kesal serta malu menoleh ke arah Azell. ”Papa tidak ingin mendengar apapun lagi!  Jika Azell terus berbuat nakal dan usil di kantor maka Papa tidak segan untuk mengantar Azell kembali ke rumah!”. Tegas Ludius.

Beberapa staff yang memperhatikan percakapan mereka menutup mulut dengan menahan tawa agar jangan sampai menunjukkan tawa mereka di depan Ludius. Mereka hanya bisa tersenyum simpul, itupun sambil menunduk agar tidak menjadi sasaran pelampiasan Ludius.

Azell mendapat peringatan dari Papanya langsung menunduk tidak berani menjawab. Ia mengikuti langkah Ludius masuk ke dalam kantor. Dari ruangan dalam, seorang wanita keluar dengan membawa buku agenda.

”Selamat datang kembali, Presdir” Sapa wanita dengan pakaian yang minim bahan terkesan seksi. Wanita ini tidak lain adalah Bianca Luze. Dia memberikan daftar agenda pada Ludius dengan gaya menggodanya yang khas,

”Biie, bagaimana perkembangan kantor? Apakah ada kendala selama kepergianku?”. Tanya Ludius serius. Ia tidak menggubris lagat menggoda Bianca yang terang – terangan di perlihatkan di depan umum.

Dan hal ini tentu saja menjadi bahan gosip dan tawa dari para staff yang melihat sikap Bianca yang terang – terangan menggoda Presdir yang jelas sekali sangat mencintai istrinya. Mereka juga mempertanyakan anak yang datang dengan Ludius. Tapi apalah daya, mereka hanya staff kecil yang masih membutuhkan tempat untuk bekerja. Mana berani menggosipkan anak kecil yang datang dengan Ludius. Mereka hanya bisa memperhatikan agar tahu siapa sebenarnya anak kecil yang datang dengan Ludius.

”Tuan Lu, selama seminggu ini keadaan kantor cukup stabil dan kerja sama kita dengan Qin corp dalam hal pembangunan gedung kenegaraan sudah mencapai 90%. Mungkin minggu depan sudah selesai dan pemotongan pita”. Jawab Bianca dengan lugas dan bertanggung jawab,

Azell memperhatikan para staff yang membicarakan Bianca juga berpendapat dan berpemikiran sama. Ia yang melihatnya sekilas saja langsung tidak suka dengan si Bianca. 'Tapi mengapa Papa masih saja memelihara Sekretaris penggoda sepertinya? Apa Papa tidak tahu bagaimana perasaan Bunda jika sampai tahu? Hmm.. sepertinya memang harus aku yang bertindak'. Batin Azell.

Sebelum masuk ke dalam ruangan Direktur, Ludius bingung mau titipkan Azell pada siapa. Ia lama berpikir dan akhirnya memilih untuk bertanya. ”Azell, Papa masih banyak hal yang harus di kerjakan. Bagaimana kamu akan menghabiskan waktu membosankan di kantor ini?”. tanya Azell.

Bianca dengan kepercayaan dirinya berjongkok dan menyentuh pipi tembem Azell ”Tuan Lu, apakah ini anak yang pernah di bicarakan itu? Astaga.. dia manis sekali”. Puji Bianca dengan senyum nya yang jelas sangat memuakkan bagi Azell saat melihatnya,

”Ishh.. tante, jangan pegang – pegang. Kita tidak saling kenal tuh!”. Kata Azell acuh, ia berdecis melihat betapa memuakkannya sikap Bianca  yang sangat pandai bersilat lidah.

”Iya, dia anakku. Entah mengapa kali ini dia ngotot ingin ikut denganku ke kantor. Terpaksa aku bawa, karena Silvia juga mengizinkannya”. Jawab Ludius dengan setengah mengeluh.

'Iyalah Azell harus ikut Papa ke kantor! Biar Azell tahu wanita mana saja yang senang menggoda Papa. Azell harus mewakili Bunda memberi pelajaran.' Batin Azell, ia membuang muka dari Bianca yang mencoba menarik perhatiannya.

”Tuan Lu, kau tahu. Aku sangat menyukai anak – anak. Tuan bisa menitipkan Azell kecil dan imut ini padaku selagi Tuan sibuk”. Tawar Bianca dengan senyuman palsunya.  ”Benarkan Azell manis?”. Tanya Bianca kali ini ia tunjukkan pada Azell.

Awalnya Azell sangat enggan di temani Bianca selama di kantor, namun sekelebat sebuah ide terlintas di pikiran Azell. 'Ok.. kamu mau mencari simpati Papaku kan. Baiklah, aku akan mengabulkannya. Tapi jangan salah jika aku akan menyiksamu Tante GIRANG!' batin Azell tersenyum jahat.

”Baik. Pa.. Azell akan bersama tante ini ketika Papa sedang bekerja” sahut Azell dengan tampang polosnya.

Ludius melirik tajam ke arah Azell. ”Azell, jangan bercanda. Kamu benar, ingin bersama tante Bianca? Karena Papa hari ini banyak urusan, tidak bisa menerima keluhanmu kalau ada apa – apa denganmu Azell!”. Tegas Ludius.

'Hmm.. mengapa aku merasa ada yang tidak beres dengan jawaban Azell yah. Apakah anak ini sedang merencanakan sesuatu lagi?', batin Ludius,

”Benar Pa. Azell janji tidak akan ber buat macam – macam atau nakal selama di sini. Papa tenang saja.” Jawab Azell mantap.