Chapter 476 - 476. Akhirnya aku kembali, Sayang (2/2)

Mendapat respon malu – malu kucing dari istrinya, membuat Ludius semakin ingin dan ingin menggoda Silvia. ”Sayang, dengar – dengar kamu ngambek dua hari ini sampai tidak keluar dari kamar dan marah – marah tidak jelas. Apa itu benar? Segitu kangennya kamu pada suamimu?” tanya Ludius kembali. Ia menghujani istrinya dengan berbagai pertanyaan yang selalu di akhiri denga ledekan dan cinta, membuat Silvia menjadi salah tingkah.

”Tidak, dengar dari mana kamu kalau aku ngambek?! Aku biasa ajh tuh! Ngapain juga aku ngambek sama orang yang nggak pengertian kayak kamu. Buang massa!” tolak Silvia mentah – mentah. Ia mensungutkan bibirnya yang merah merona.

Bukannya menenangkan Silvia yang sedang ngambek, Ludius justru memeluk Silvia begitu saja dari samping meski istrinya masih membuang muka padanya. ”Maafkan aku, Sayang. Ini memang salahku karena tidak memberimu kabar dan membuatmu sampai khawatir. Kamu boleh menghukumku,, apapuun akan aku lakukan semua yang kamu minta”. Ujar Ludius lirih, ia menenggelamkan wajahnya di sela leher jenjang Silvia.

Suara lirih Ludius bercampur dengan serak seakan suaranya tertahan di sana. Ia sudah tidak tahu lagi apa yang harus di lakukan untuk menenangkan amarah dan kejengkelan Silvia. Karena Ludius tahu, dari raut wajahnya Silvia, ia marah sekaligus takut bayangan masa lalu kembali menghampirinya.

Di sisi lain, Silvia kini justru melihat penyesalan yang nampak dari Ludius. Dari sini Silvia baru menyadari bahwa suaminya tidak benar – benar sengaja melakukan ini. 'Lalu, ada hal apa yang membuat Ludius tidak menghubungiku selama dua hari? Adakah masalah yang membuatnya harus menutupi semua jejaknya?'. Batin Silvia, ia belum berani mempertanyakan hal itu pada Ludius.

Lama Ludius memeluk dan bersandar di pundak istrinya, ia terlihat sangat lelah dan melepaskan kepenatan dengan cara memeluk Silvia. ”Sayang, biarkan seperti ini beberapa saat..” ujar Ludius.

”Uhm.. aku sudah memaafkanmu. Aku tidak tahu apa alasanmu tidak memberi kabar selama dua hari ini, tapi aku percaya kamu pasti ada kesulitan tersendiri”.

Selang beberapa saat, di saat keadaan masih sangat sunyi dan hanya ada kehangatan dari kasih sayang dan cinta antara Ludius dan Silvia. Dari arah pintu masuk terdengar suara ketukan.

Tok tok tok

”Silvia.. Ibu bawakan sarapan, Nak. Ibu buka pintunya yah..”. Seru Ibu Yuliana dan pintu kamarpun terbuka.

”Selamat pagi Ibu..” sapa Ludius saat Ibu Yuliana masuk membawa nampan berisi mangkuk dan segelas susu.

Senyum Ibu Yuliana mengembang seketika begitu melihat Ludius, tidak bisa di ungkapkan dengan kata – kata betapa senangnya Ibu Yuliana saat ini. ”Nak Ludius.. akhirnya kamu  kembali, Nak. Ibu turut senang dan bahagia”.

Author Note :

Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada  yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau ada waktu senggang.

ngomong - ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di kekhidupan nyata.

ada salam salam nih dari pemain Novelnya embun, salam  dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.

terlebih dari pemain pendukung seperti Ibu Yuliana, Bibi Yun, Queenza Nicol, Leerin, Zhenyi, Zack Li, dan masih banyak lagi yang belum bisa embun sebutin satu persatu.

kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp di syukuri kok.

embun juga nggak maksa, bagi yg mau ajh. kalian udah mau baca ajh embun udah terima kasih bgt..

Salam Sayang dari Embun Nada