Chapter 472 - 472. Menikmati indahnya malam di kota Lorand (1/2)

Sebuah mobil BMW melesat keluar dari gerbang utama Istana Leozard. Memecah keheningan malam dan menggantinya dngan sebuah keputusasaan seorang pria yang menggila karena rindu.

Perasaan rindu yang meledak membuat seorang Ludius hanya bisa menatap nanar sepanjang jalan Ibu Kota Lorand. Ludius bahkan tidak menikmati sama sekali keramaian Ibu Kota Lorand. Padahal sepanjang jalan banyak sekali hal yang bisa di nikmati meski pada malam hari, tapi yang Ludius rasakan adalah perasaan hampa.

'Inikah rasanya perasaan rindu yang menggila. Sayang, jadi ini yang selalu kamu rasakan saat aku pergi?! Betapa bodohnya aku selalu membuatmu tersiksa akan hal ini. Sabarlah Sayang, sebentar lagi aku pasti akan kembali setelah benar – benar memastikan identitasmu agar aku bisa menjagamu di masa mendatang'. Batin Ludius.

Perjalanan kali ini sudah memakan waktu 30 menit, dan mobil keluar dari jalur jalan berbelok ke arah sebuah club malam yang cukup ramai di lihat dari parkiran penuh dengan mobil – mobil kelas atas.

”Tuan kita sudah sampai di Club yang saya bicarakan tadi. Apakah Tuan akan turun?”. Tanya pak sopir.

Pertanyaan pak sopir sempat membuat Ludius terperanjat karena kaget dan terbangun dari lamunannya. ”Yah.. kita berhenti saja”. Ludius keluar dari dalam mobil seraya membenarkan jas hitamnya. ”Pak sopir, anda bisa kembali terlebih dahulu dan tinggalkan mobil ini di sini. Masih ada beberapa tempat yang harus aku kunjungi”. Ujar Ludius.

Pak sopir yang sudah berdiri disamping pintu mengangguk mengiyakan ”Baiklah Tuan, saya akan kembali dengan menaiki taksi. Ini Tuan kontak mobilnya. Sya permisi” pak sopir memberikan kontak mobil tersebut dan pergi dari hadapan Ludius.

'Saatnya untuk mencari tahu mengenai keadaan sebenarnya Kerajaan Hardland dan mencari kaki tangan yang bisa di percaya', batin Ludius.

Adakah dari kalian yang mempertanyakan, mengapa Ludius malah enak – enakkan keluar istana? Padahal jelas dia baru saja mendengar istrinya mencurahkan isi hati pada Ibunya. Kok bisa Ludius malah jalan – jalan?

Jawabannya adalah Ludius sedang mencari relasi sekaligus menguak bagian terdalam dari rahasia Kerajaan Hardland. Ingatlah.. jika ingin tahu bagaimana keadaan suatu Negara atau Kerajaan, terlebih dahulu kita harus tahu bagian dalam dari Negara itu.

Dan Ludius mendatangi Club bertujuan untuk mencari salah satu orang penting dalam Kerajaan yang sedang menikmati waktu mereka. Awalnya dekati terlebih dahulu, lalu cari tahu apa yang di inginkan oleh sasaran dan buat dia menjadi BUDAK tak terlihat.

Metode ini memang cukup kejam dan tak terlihat, tapi masih memiliki rasa peri kemanusiaan. Ludius memasuki bar dengan auranya yang gelap, beberapa orang yang berasal dari dunia bwah pasti menyadari akan hal itu.

Langkah pertama memasuki pintu Club tersebut, Ludius langsung di sambut oleh 2 wanita penghibur. ”Tuan.. adakah yang bisa saya bantu?”. Tanya salah wanita dengan nada menggoda, tidak hanya itu.. tangannya yang nackal mengusap dan menyentuh lebut dada bidang Ludius.

”Ataukah Tuan menginginkan teman minum?” sahut wanita yang satunya lagi, ia tak kalah erotisnya dalam menggoda Ludius,

Namun Ludius diam dan acuh, seolah tidak melihat apapun di depannya. ”Enyahlah!”. Dan satu kata keluar dari mulut Ludius.

Sebuah kata yang di padu dengan tatapan tajam dan aura hitam yang begitu pekat membuat kedua wanita itu tersentak kaget. Pelan – pelan mereka mundur, meski begitu mereka berdua belum mau menyerah.

”Ayolah Tuan, bukankah anda ingin minum? Biarkan kami menemani anda”. Ujarnya kembali, kali ini lebih hati – hati dan tidak asal pegang. Ia sudah menyadari Ludius bukan pria yang mudah di tangani.

”Sudah ku katakan, ENYAHLAH!!”. Kali ini intonasinya di tambah satu oktav, hingga perkataan Ludius sempat terdengar dan menyita perhatian orang – orang dalam Club.

”Ayo kita pergi, Tuan ini tidak ingin ada orang yang mengganggunya”. Ujar salah satu wanita pada temannya dengan ketus.

Kedua wanita pernghibur tersebut meninggalkan Ludius dengan kesal. Sedangkan Ludius sendiri melanjutkan langkahnya masuk lebih dalam ke dalam Club dan duduk di salah satu tempat yang masih kosong.

Sembari menunggu pelayan Club datang, Ludius menghubungi seseorang mata – mata yang Ludius sisipkan dalam kota untuk datang ke Club tersebut.

[”Tuan Lu, ada apa kau memanggilku?”] tanya seseorang di ujung telefon.

[”Tidak ada apapun, aku hanya memintamu untuk datang ke Club X sekarang juga. Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu”]

[Baiklah, aku akan datang sekarang. Tunggu aku 10 menit!”]