Chapter 471 - 471. Mimpi Buruk (2/2)

Ludius saat itu sedang dalam posisi berbaring di kasur untuk merilekskan diri terhentak, dan tanpa sadar beranjakk dari tempatnya mendengar suara teriakan Silvia yang cukup keras.

[Ibu! Itu seperti suaranya Silvia!] seru Ludius di telefon.

Ludius saat ini sedang bersantai untuk beberapa saat setelah seharian sibuk menyelidiki tentang Denim George, perasaan lelah tersebut berubah  menjadi cemas namun apa daya Ludius yang jauh dari istrinya. Ludius hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa berbuat apapun.

Saat Ibu Yuliana sedang  menenangkan Silvia, tanpa sadar beliau belum mematikan ponselnya. Dari situ Ludius mendengar semua pembicaraan anak dan Ibunya, tidak terkecuali membicarakan tentang dirinya.

”Sayang, maafkan aku yang sudah meninggalkanmu begitu lama. Aku janji, setelah sebagian masalah di sini selesai. Aku akan pulang secepat mungkin dan menemanimu menjalani acara 4 bulanan di Indonesia. Mungkin aku masih akan berada di Kerajaan Hardland  3 hari lagi” gumam Ludius setelah mendengar percakapan Silvia dan Ibunya.

Dada Ludius bergemuruh, perasaan rindu yang tak bisa di ungkapkan dengan kata – kata membuatnya bagai orang yang kehausan. Ludius baru tahu jika rindu bisa seberat ini dan membuat perasaan dan nafasnya sesak.

Apalagi saat mendengar setiap isi hati Silvia yang di curahkan pada Ibunya, ingin sekali Ludius keluar dari situasi saat ini dan kembali pada istri tercintanya.

Ia meletakkan kembali ponselnya ke meja setelah selesai mendengarkan semua isi hati Silvia. Perasaan sesak yang masih memenuhi rongga dadanya membuat Ludius ingin keluar dari kamar untuk mencari udara segar. Ludius mengambil jas hitamnya yang tersampir di kursi lalu memakainya sambil berjalan keluar kamar.

Begitu keluar dari kamar, Ludius melihat langit malam cerah dengan bertaburan bintang. Karena memang desain Istana Leozard ini adalah terbuka mirip seperti kastil kuno ala romawi. Jadi setiap keluar ruangan maka akan terlihat langit yang tampak biru di siang hari dan bertaburan bintang di malam hari.

Belum puas dengan hal ini, Ludius keluar dari istana dan mengambil mobil yang memang sudah di siapkan untuk di pakai dirinya sewaktu – waktu dirinya keluar. Di bagasi mobil, terdapat mobil BMW hitam yang bertengger bersama mobil lain, tidak lupa ada seorang sopir yang siap mengantar tamu kemanapun mereka pergi.

”Tuan, saya yang bertugas menjadi pemandu sekaligus sopir anda.  Anda ingin keluar malam ini, Tuan?” tanya sang sopir di yang baru saja keluar dari ruang tunggu,

”Boleh, antar aku kemana saja tempat yang bisa di datangi malam hari!”. Jawab Ludius dengan wajah tidak bersahabat

”Anda terlihat sedang tidak dalam mood baik. Saya bisa antar anda ke club di sekitar Ibu Kota, Bagaimana?”. Tawar Pak sopir.

”Terserah!” Ludius mengikuti saja kemana pak sopir  akan membawanya.

Author Note :

Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada  yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau embun lagi ada waktu senggang.

ngomong - ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di kekhidupan nyata.

tapi demi kakak semua embun mau revisi jika memang tidak sesuai dengan harapan kalian, tapi tetap bertahap yah,

ada salamsalam nih dari pemain Novelnya embun, salam  dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.

kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp di syukuri kok.

embun juga nggak maksa, bagi yg mau ajh. kalian udah mau baca ajh embun udah terima kasih bgt..