Chapter 467 - 467. Kebenaran yang masih abu-abu (1/2)

Nafas Ludius seakan sesak untuk beberapa saat memikirkan keadaan terburuk yang akan terjadi di masa depan. Ia melepaskan jasnya dan melemparkannya ke kasur, ia juga melonggarkan dasi yang seakan mencekik lehernya.

Pencegahan yang bisa di lakukannya saat ini hanyalah mencari sekutu yang bisa di percaya untuk menyerang balik Dark Phantom.

Gerakan mereka memang sangat halus dan rapih sampai tidak ada orang yang menyadarinya, bahwa Organisasi terbesar saat ini tengah menghumpun kekuatan untuk menginvasi salah satu Negara penting.

Untuk saat ini kita kesampingkan hal itu terlebih dahulu, Ludius ingin fokus pada hal yang ada di depannya yaitu mencari identitas sebenarnya Silvia sebelum anggota Kerajaan menyadarinya dan mengirim seseorang untuk mengusik kehidupan Silvia.

Walau dalam segi keturunan Silvia hanyalah cucu dari Raja terdahulu, tapi dia adalah cucu dari Permaisuri Utama yang artinya masih keturunan sah seorang Permaisuri Raja terdahulu. Maka berhak mendapatkan Tahtanya.

Waktu sudah berjalan 30 menit lamanya sejak terakhir kali Ludius mengirim pesan pada Wangchu untuk menghack cctv di kamar yang di tempatinya. Tidak berselang lama, ponsel Ludius bergetar.

Bzzt.. Bzzt..

[Ludius, orang kita telah berhasil menghack cctv di kamarmu dan sudah di alihkan untuk waktu 1 bulan ke depan. Kau sekarang bebas melakukan apapun di kamarmu]

Ludius membaca pesan tersebut mengangguk, mengerti dan segera membalas pesan tersebut.

[Pesan e-mail yang di kirim Zhenyi sudah aku baca. Umpan sudah beberapa kali  melakukan transaksi dengan orang – orang dari Inggris.. kemungkinan mereka memang sedang menimbun kekuatan untuk meratakan organisasi Dunia bawah yang memiliki pusat perdagangan ekonomi terbaik]

[Oh, kau sudah tahu Ludius? Aku kira Zhenyi akan menyembunyikan hal ini untuk sementara waktu]

[Kita kesampingkan hal ini terlebih dahulu. Untuk saat ini perketat penjagaan pada Silvia. Karena aku yakin mereka yang menyadari keturunan Raja terdahulu masih hidup maka pasti akan mengambil tindakan cepat atau lambat]

[Tenanglah, aku perketat penjagaan 3 kali lipat dan selalu menyisipkan penjaga bayangan yang akan selalu mengikuti kemanapun Silvia pergi. Memang apa yang kau temukan di sana sehingga sudah memintaku untuk menghack keamanan di Istana? Kau tahu, hacker banyak menerima perlawanan saatv mencoba membobol keamanan mereka!]

[Aku tahu itu. Aku baru saja mendapat surat dari Zain yang berada di tahanan. Sepertinya dia mempunyai informasi penting sampai menyampaikannya menggunakan kain berdarah. Masih banyak hal yang harus aku urus, kau kembalilah istirahat. Aku tidak ingin mempunyai bawahan yang sakit semua!]

Chat an mereka berakhir. Karena cctv sudah dilumpuhkan oleh hacker yang menjadi anak buahnya, Ludius mulai melakukan hal yang serius. Pertama dia membaca terlebih dahulu pesan yang di kirim Zain. Ia mengambil secarikk kain berdarah yang di dapat daru Zain.

Denim George..!

Ludius mengeryitkan keningnya membaca pesan singkat darii Zain yang menyebutkan nama seseorang. ”Apa maksud dari Denim George?. Sepertinya aku memang harus mencari tahu,- apakah ada orang yang memiliki nama Denim George” gumam Ludius.

Ia akhirnya mengirimkan pesan kembali ke Wangchu untuk menyelidiki apakah ada orang yang bernama Denim George di Kerajaan Hardland.

[Wangchu, aku ada satu lagi pekerjaan. Cari tahu nama Denim George di Kerajaan Hardland. Zain memberi petunjuk hanya dengan menuliskan Denim George. Ini pasti ada hubungannya dengan Silsilah Keluarga Silvia]

SEND

Hufft...

Nafas Ludius terasa sangat berat, akhir – akhir ini masalah memang datang silih berganti membuat dirinya bahkan tidak nafsu makan. Untuk saat ini Ludius ingin merileks kan diri dengan jalan – jalan menyusuri istana.

”Sebelum membahas masalah penting dengan Pangeran Richard, ada baikknya aku jalan – jalan terlebih dahulu untuk memahami Kerajaan ini dan orang – orangnya”.

Ludius beranjak dari duduknya dan mengambil kembali jas hitamnya yang tergeletak sembarangan di kasur. Meski keadaan Ludius baik – baik saja, namun tidak di pungkiri, ia merasakan kerinduan yang tidak bisa di jabarkan dengan kata – kata.

”Mungkin aku akan kembali setelah masalah ini selesai. Aku memang tidak bisa lama – lama jauh darimu, Silvia”.