Chapter 459 - 459. Sebagian dari Rahasia bag 2 (1/2)
Silvia yang awal mulanya santai menanggapi penjelasan Dokter Martin, begitu mendengar perkataan berada dalam genggaman seseorang membuat Silvia tersentak kaget. Ia membelalakkan matanya memandang ke arah Dokter Martin.
”Apa yang kau katakan Dokter Martin! Siapa kau sebenarnya. Di mana Dokter Martin yang sebenarnya berada. Bagaimana bisa kau menyamar menjadi dirinya tanpa ada orang yang menyadarinya? Siapa yang mengutusmu untuk berpura – pura menjadi dirinya?”, Sikap syok Silvia membuatnya melemparkan begitu banyak pertanyaan.
Ia memang tidak habis pikir bagaimana bisa orang yang sedang bersamanya bukanlah Dokter Martin tapi tidak ada satupun orang yang curiga? Bukankah orang – orang terlalu tidak bisa di andalkan? Ataukah memang mereka berdua memiliki kemiripan 90%. Otak Silvia kembali memikirkan segala sesuatu yang terjadi.
”Aku adalah utusan seseorang yang di tugaskan untuk mengawasimu serta memberi pengobatan padamu Nyonya Lu!”. Jawab Dokter Martin singkat.
Silvia masih belum mengerti arah pembicaraan mereka beralih berdiri di depan Dokter Martin untuk meminta penjelasan. ”Apa maksudmu utusan seseorang? Apakah kau utusan dari Daniel Qin?”
”Bukan!”
”Jika bukan Daniel Qin yang mengutusmu kemari. Lalu mengapa kau menyangkut pautkan dia untuk membuatku memilih mempertimbangkan tawarannya?!”. Semakin Silvia di buat penasaran, maka dia akan terus bertanya sampai ke akarnya.
”Aku di utus oleh salah satu Master Penguasa terbesar dunia bawah. Seharusnya kau bisa memikirkan sendiri siapa orangnya. Mengenai mengapa aku menyarankan agar kau menimbang tawaran Daniel, karena dia adalah salah satu aku Master kami. Percayalah, meski Daniel berbicara sembarangan, dia tidak akan berani bermain macam – macam di bawah kendali Master”.
Silvia kembali memikirkan siapa Master yang Dokter Martin maksud. Ia menyambungkan satu – persatu kejadian yang pernah terjadi dan memilih salah satu dari kemungkinan. Ia kembali di kejutkan dengan sesuatu.
”Pemimpin Dark Phantom..!” seru Silvia dengan suara cukup lantang saking syoknya dia memikirkan kemungkinan orang di balik semuanya.
Berbicara mengenai Dark Phantom membuat dada Silvia sesak, ia tidak habis pikir semua yang terjadi padanya sudah di atur rapih oleh satu orang. ”Jangan – jangan kepergian Ludius kali ini juga karena Pemimpin kalian..!”.
”Hnng.. ternyata kau tidak sebodoh itu, pantas saja Master sangat menginginkanmu. Kau memang memiliki kualifikasi untuk itu..” Dokter Martin melirik ke arah Silvia yang masih syok, ia memang terlihat tenang, tapi sebenarnya juga sangat khawatir dengan kondisi Silvia yang sebenarnya. Karena ini masih berhubungan dengan misinya untuk menjaga Silvia.
Syok yang di rasakan Silvia membuat napasnya seakan tertahan. Jika semua sudah masuk dalam permainannya, lalu apa motif Pemimpin Dark Phantom mengirim Ludius ke Kerajaan Hardland?
”Katakan, apa yang kau lakukan pada Ludius? Mengapa kalian sengaja mengarahkannya agar pergi ke Kerajaan Hardland!”.
”Itu karena ada kejutan yang sudah Masterr siapkan untuk Tuan Lu”. Dokter menjawab terang – terangan tanpa rasa takut Silvia membocorkan rencana mereka.
'Pasti ada yang tidak beres..' batin Silvia curiga.
”Katakan, mengapa kau mengatakan hal ini semua padaku? Bukankah semua ini adalah rahasia besar dari Organisasi kalian? Apa kalian tidak takut aku membocorkan rahasia kalian?”.
”Tentu saja untuk membuat Nyonya Lu mengerti. Jangan main – main dengan Tuan kami. Karena Tuan kami bisa merebut Nyonya Lu dari tangan Tuan Lu kapan saja. Lagi pula, jika Nyonya Lu berani mengatakan hal ini, maka Tuan tidak segan mengeluarkan KARTU AS nya, dan selesai.” Dokter Daniel mengarahkan pandangannya pada Silvia sambil memberi peringatan.
Melihat tatapan peringatan dari Dokter Daniel membuat nyali Silvia sesaat ciut. Ia tidak bisa membayangkan kalau dia akan menjalani hari – harinya secara tertekan.
'Ludius, apakah kamu menyadari semua yang terjadi sebenarnya? Ataukah benar – benar sudah masuk jebakan mereka? Aku harap kamu tidak benar – benar masuk perangkap mereka, suamiku'. Batin Silvia cemas. Kedua tangannya menyentuh dadanya yang terasa berat.
”Kembalilah seperti biasa Nyonya Lu. Aku akan lakukan sebaik mungkin untuk memperlambat kerusakan jaringan sel dalam tubuhmu. Selagi Nyonya Lu mengikuti permainan dari Master kami, Master akan menjamin keselamatan Tuan Lu”. ancam Dokter Martin untuk terakhir kali.
Ia langsung pergi dari sudut taman sebelum ada yang menyadari pembicaraan mereka. Kepergiannya bahkan tanpa jejak, bagai angin lewat yang tidak terasa keberadannya.
Begitu Dokter Martin pergi, Silvia seakan lepas jeratan yang membuat nafasnya sesak. ”Huft.. huft.. huft.. suamiku, aku harap kamu tidak benar – benar jatuh dalam permainannya”. Tubuh Silvia seakan lemas seketika memikirkan semua informasi besar yang di dengarnya.