Chapter 433 - 433. Apa yang Ibu ketahui tentang identitas Silvia? (1/2)

”Dari cara Ibu bertanya, apakah Ibu tahu mengenai Kerajaan Hardland? setahuku aku belum pernah mengatakan hal ini pada Ibu..” kata Ludius, ia sengaja memutar balikkan perkataan Ibu Yuliana untuk mrmbuatnya terpojok dan mau mengatakan yang sebenarnya jika Ibu Yuliana memang mengetahui sesuatu.

Ibu Yuliana tidak lantas menjawab pertanyaan Ludius. Meski sudah mendapatkan pertanyaan yang membuat Ibu Yuliana sepintass kaget, namun dalam sekejap ia dapat menenangkan dirinya. ”Ibu tidak tahu, hanya pernah mendengarnya di berita. Kalau Nak Ludius ingiin pergi, Ibu akan menjaga Silvia sebaik mungkin di sini.” kata Ibu Yuliana, terlihat sekali ia sedang mengalihkan pembicaraan.

”Oh, jadi Ibu tidak tahu. Kalau begitu, Putramu ini takkan menanyakannya kembali. Mengenai kepergianku, aku benar – benar berterima kasih Ibu mau kemari dan menjagakan Silvia. Meski aku yakin Ibu tidak akan pernah memaafkan kesalahan putramu ini”. Ludius menunduk memberi hormat pada Ibu Yuliana.

”Aku menjaga Silvia karena dia adalah putriku, bukan karena dia adalah istrimu, aku tidak akan menyalahkan siapapun atas kejadian ini. Semua ini adalah Takdir. Kita sebagai manusia tidak akan bisa mengelak dari Takdir yang sudah di tentukan. Kau boleh pergi..” Ibu Yuliana berbicara tanpa ekspresi sambil terus melipat pakaian yang sejak kemarin masih di dalam koper.

”Terima kasih atas kepercayaan Ibu, putramu ini undur diri. Permisi..” Ludius yang tidak akan mendapat tatapan hangat dari Ibu Yuliana untuk sementara mengalah dan keluar dari kamar beliau.

”Tunggu Nak..” cegah Ibu Yuliana.

Langkah Ludius terhenti, ia kembali menghadap Ibu Yuliana. ”Ada hal apa yang Ibu inginkan dariku?” tanya Ludius.

Terlihat Ibu Yuliana menghela napas pelan, ia meletakkan kembali pakaiannya. Ia mengambil sesuatu dari dalam saku pakaiannya dan menggenggamnya dengan erat. ”Nak Ludius, kemarilah..”pinta Ibu Yuliana pada Ludius, membuat Ludius semakin penasaran dan di jawab dengan sebua anggukan.

Ludius mendekat dan duduk di samping Ibu Yuliana. ”Apa yang Ibu inginkan dari ku?”. Tanya Ludius kembali.

Ibu Yuliana menarik tangan kanan Ludius dan memberikan sebuah lencana pada nya. ”Nak, Ibu titipkan benda ini padamu. Ini adalah benda peninggalan Ayah dari Silvia”. Kata Ibu Yuliana.

Begitu Ludius melihatnya, ia tercengang bukan main. Di tangannya kali adalah sebuah lencana Kerajaan yang sama dengan milik Pangeran Richard dan Putri Emilia. Di katakan lencana Kerajaan adalah sebuah identitas resmi bahwa mereka masihlah Keluarga Kerajaan. Lencana Kerajaan yang saat ini ada di tangan Ludius adalah sebuah benda terbuat dari emas murni yang di bentuk seperti bintang dengan tengahnya di pahat sebuah bentuk pulau.

”Ibu, katakan dengan jujur.. siapa Ayah mertua sebenarnya? Mengapa Ayah mertua memiliki lencana Kerajaan yang seharusnya ada di tangan Raja saat ini?” tanya Ludius serius.

”Ibu tidak bisa memberitahunya sekarang. Semua terjadi begitu cepat dan ada banyak hal yang harus di selidiki lebih lanjut. Jika waktunya tiba, Nak Ludius passti akan mengetahui dengan sendirinya. Hanya satu permintaan Ibu padamu, Nak”. Kali ini Ibu Yuliana sangat serius memandang Ludius.

”Jangan sampai lencana ini jatuh ke tangan orang lain, dan simpan rahasia ini sebaik mungkin dari semua orang, entah itu Anggota Keluarga Kerajaan, terutama Silvia. Jangan sampai anak itu mengetahuinya.”