Chapter 429 - 429. Dokter Martin (1/2)
Setelah kepergian Ibu Yuliana dari ruang kamar, dan meninggalkan Ludius seorang diri menemani Silvia yang masih dalam keadaan pingsan. Ludius hanya bisa duduk terdiam menunggu istri tercintanya siuman dari tidur panjangnya.
Hampir 1 jam lamanya Silvia tertidur, dan tidak ada tanda – tanda bahwa dirinya akan terbangun. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 waktu setempat. Dan Ludius belum memiliki persiapan untuk terbang ke Hardland.
”Apakah aku harus batalkan kepergianku ke Kerajaan Hardland? tapi jika aku terus menundanya, yang aku takutkan adalah orang yang mengincar keturunan dari mendiang Ibu Suri akan menemukan Silvia terlebih dahulu sebelum aku menemukan bukti autentiknya, apa yang harus ku lakukan?”. Pikir Ludius.
Ia mengecup kening Silvia, tak di sangka sudut mata Silvia basah bahkan dalam tidurnya. Entah apa yang sedang Silvia mimpikan saat ini. Dengan lembut Ludius mengusap kening dan surai rambut panjang Silvia sambil memandang lekat – lekat wajah istri yang sangat di cintainya.
Dari arah tangga epertinya ada 2 langkah kaki berpasangan mendekat ke arah pintu. Keduanya sudah berada di depan pintu, dan salah satunya adalah Wangchu. Ia membawa seseorang yang belum pernah di lihat Ludius.
”Ludius..” Panggil Wangchu. Ia masuk saja ke dalam kamar tanpa menunggu sahutan Ludius.
”Apa yang membawamu ke sini Wangchu. Apakah ada hal penting yang tidak bisa kau tunda hingga membawa sembarang orang ke kamar pengantinku?”. Tanya Ludius tandas.
”Aku kemari membawa pesan dari Pangeran Richard. Dia adalah Dokter Martin yang di datangkan secara langsung oleh Putra mahkota Hardland untuk memantau kondisi Silvia..” kata Wangchu memperkenalkan pria yang seumuran dengan Ludius.
”permisi Tuan Lu, saya Martin Rudolf salah satu Dokter dari Yang Mulia Raja di Kerajaa Hardland. saya kemari karena di utus oleh Putra Mahkota Richard untuk mengurus segalanya tentang Nyonya, dengan terus mempelajari keadaan Nyonya Lu untuk tahap penyembuhan selanjutnya” Kata Martin Rudolf memperkenalkan diri dengan ramah. Ia mengulurkan tangannya
”Aku Ludius, senang Pangeran mau mengantar Dokter terbaiknya untuk memeriksa kondisi Silvia. Karena Silvia sedang dalam keadaan tertidur, jadi sebaiknya kita ke ruang tamu untuk membecarakan hal ini secara bersama.” Kata Ludius. Ia menerima uluran tangan Martin dan saling berjabat tangan.
Ludius mempersilahkan Martin untuk keluar dari kamar agar membiarkan Silvia istirahat dengan nyenyak. Namun sebelum Martin berbalik badan, ada hal tidak biasa darinya. Diam – diam ia memperhatikan dengan sangat jelas wanita yang tengah terbaring di dipan. Dari cara Martin menatap Silvia, ia seakan sudah mengenal Silvia jauh dari apa yang orang lain bayangkan.
Ludius sendiri yang memperhatikan gelagat dari Manrtin menemukan hal yang sama, ia mencurigai dari sikap dan cara memandang Martin pada Silvia adalah pandangan lebih dari sekedar kenal.
”Tuan Martin, apa yang membawa anda begitu memperhatikan Istri saya?”. Tanya Ludius penasaran. Ia sedang memancing jawaban dan reaksi dari Martin.
”Tidak ada apa – apa, Tuan Lu. Hanya saja, saat pertama kali saya melihat Nyonya Lu, dia seperti orang lain yang pernah saya kenal. Jauh, sebelumnya dan entah ini hanya imajiasiku saja atau memang aku tidak bisa melukapan kisah tersebut”. Jawab Martin dengan senyum lebar. Ia jelas sekali sedang menyemunyikan sesuatu.
”Oh begitu, kalau seperti itu, mari.. Saya antar anda ke ruang tamu untuk memberikan penjelasan mengenai luka yang ada pada Silvia.”