Chapter 415 - 415. Bertemu denganmu setelah sekian lama bag2 (2/2)
”Kamu benar, maka dari itu aku memintamu untuk membuatnya pergi dari hadapanku. Karena kedatangannya juga telah membuatku tidak nyaman, apalagi jika melihat tatapan matanya yang menyedihkan.” Silvia menoleh ke arah Ling ling dan memegang kedua tangannya. ”Pinta dia untuk pergi, Ling ling aku mengandalkanmu”. Kata Silvia setengah berbisik.
Silvia memohon dengan mata berbinar, berharap Ling ling mau membantunya membuat Hnason pergi dari hadapannya. Selain ia tidak ingin menjadi pusat perhatian publik, sudut hatinya juga merasa tidak nyaman.
”Baiklah,, tapi biarkan dia makan sebentar disini yah. Ada aku di sampingmu, aku jamin dia takkan berani main – main lagi padamu”.
”Baiklah, itu terserah padamu. Aku tidak mau tahu lagi tentang mereka.”
Hanson yang duduk di depan mereka terus memperhatikan apa yang sedang di bicarakan Ling ling dan Silvia meski ia tidak mendengar apapun. Selagi menunggu Silvia selesai berbicara dengan Ling ling, ia terlebih dahulu memesan makanan untuknya dan dua wanita yang ada di depan nya.
”Silvia, sepertinya kau sangat menjaga jarak denganku. Ada apa sebenarnya?”. Tanya Hanson menyela pembicaraan Ling ling pada Silvia.
”Tidak ada. Kita hanya mantan murid dan guru, lagi pula kita tidak sedekat itu, jadi tidak ada yang perlu kita bicarakan bukan?!” tandas Silvia, ia sudah tidak ingin memperpanjang permasalahan yang terjadi,
”Ada, tentu ada yang harus kita bicarakan. Ini mengenai hati ku. 2 tahun yang lalu, kita sempat dekat dan itu masih sangat membekas di hati. Jika saja kita bisa mengulang kembali waktu yang pernah berlalu, apa kau tetap tidak bisa mengubah perasaanmu menjadi menyukaiku?”.
Perkataan Hanson yang terkesan terang terangan menyita perhatian Ling ling yang sedang memainkan ponselnya. Ia melihat ke arah Silvia dan Hanson dengan membelalakkan matanya. ”Hei!! seriusan sudah sejauh itu hubungan kalian?! Mengapa aku tidak mengetahuinya. Silvia.. Ada berita se keren ini kau diam saja sejak 2 tahun yang lalu.” Kata Ling ling asal ceplas ceplos macam petasan.
Tapi memang itulah Ling ling, dia tidak bisa tahan jika ada gosip di depan mata. Silvia mendengar perkataan tanpa di saring dari Ling ling langsung menatap tajam sahabatnya itu. ”Hust.. jaga bicaramu Ling ling, kita sedang di depan umum. Apa kau ingin jika ada orang yang salah paham dan menggunakan alasan ini untuk berbuat jahat!”. Tegur Silvia,
Ling ling langsung menutup mulut dengan kedua tangannya seperti wanita polos yang akan melakukan apa saja jika sudah mendapat teguran. Tapi itu juga yang membuat hubungan persahabatan mereka langgeng. Kepolosan dan kesederhanaan Ling ling lah yang membuat mereka bisa selalu akur tanpa adanya main tusuk dari belakang.
”Mengapa kamu berbicara tentang hati Tuan Hans? Kamu berbicara seperti itu pada wanita yang sudah bersuami bahkan sedang mengandung. Apa kau tidak tahu malu, atau malu mu sudah terdampar di suatu tempat?!”. Sindir Silvia pada Hanson,
”Aku memang pria yang tak tahu malu, karena menyatakan perasaan di waktu yang salah dan di saat yang salah. tapi perasaanku dari 2 tahun yang lalu tetap sama, tidak berubah sedikitpun.”
”Kamu sudah mengatakan apa yang ingin kamu katakan, Tuan Hans. Jadi apa tujuanmu sebenarnya mengatakan hal panjang lebar seperti ini?!”