Chapter 415 - 415. Bertemu denganmu setelah sekian lama bag2 (1/2)
Hanson langsung memeluk erat tubuh Silvia dengan membelai perlahan surai rambutnya. ”Tenanglah Silvia, kau sudah aman sekarang. Seharusnya kamu lebih berhati-hati”. Kata Hanson, ia mencoba menenangkan hati Silvia yang masih gemetar akibat kecerobohannya.
'Bagaimana bisa aku berakhir di dalam pelukannya? Ini seperti bukan diriku saja. Silvia ingatlah! Hanson adalah satu pria brengsek yang pernah membuatmu menjadi bahan taruhan. Bagi mereka aku hanya permainan para penguasa, pada saat itu aku sangat membenci Ludius begitu aku tahu fakta tentangnya. Tapi mengapa aku malah berakhir seperti ini..' Batin Silvia,
Silvia menyadarkan dirinya secepat mungkin dari hal yang mengganggu pikirkannya. Ia berusaha mendorong Hanson, berusaha untuk bisa lepas dari jeratannya, namun semakin Silvia memberontak Hanson justru semakin mengeratkan pelukannya.
”Lepaskan aku Tuan Hans, sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan sampai melakukan hal ini! kita sedang ada di ttempat umum!”. Sentak Silvia.
”Aku hanya memelukmu sebentar setelah menangkap mu yang hampir saja terjatuh. Bukannya berterima kasih, mengapa kau justru memarahiku, Silvia. Sepertinya Dosen ini masih perlu memberi maha siswinya lebih banyak pelajaran..” kata Hanson dengan tatapan hangat namun usilnya.
Ia memeluk sambil memaksa Silvia melihat ke arah tatapan matanya yang menyiratkan sebuah kerinduan yang tidak bisa di ungkapkan.
Tanpa mereka sadari, apa yang di lakukan Hanson telah menyita perhatian banyak orang di sekitar restoran mereka berada. Dan dari jauh ada seseorang yang memanfaatkan hal ini dengan mengambil beberapa pose mereka yang cukup terlihat mesra jika di ambil dari beberapa bagian yang tepat.
”Lepaskan aku Tuan Hans, aku harap anda tidak membuat hal yang mampu membuat ku semakin membencimu. Sudah cukup aku pernah di permainkan oleh kalian 2 tahun yang lalu.” Kata Silvia ternyata cukup mempan untuk membuat Hanson seketika melepas pelukannya.
”Jadi kamu sudah tahu apa yang terjadi 2 tahun lalu?! Mengapa kamu masih menerima Ludius. Bukankah dia juga sama bersalahnya dengan yang lain. Apa perkataan ini kamu ucapkan hanya untuk membuat peralihan agar aku melepaskanmu?!”. Hanson mencekal lengan kanan Silvia, ia menatap Silvia penuh arti yang tak bisa di jabarkan dan menarik Silvia masuk ke dalam restoran agar mereka tidak berlarut menjadi pusat perhatian.
Entah mengapa dada Silvia seakan sesak secara tiba – tiba, membuatnya seakan merasa bahwa hanya dari melihat tatapan mata Hanson, ia sudah bisa merasakan perasaan Hanson yang terluka, rindu, namun tidak bisa memiliki.
'Ini ada apa sebanarnya dengan hatiku. Mengapa hanya dengan memandang tatapannya membuat hatiku sakit, sesak. Perasaan yang tidak bisa di jabarkan dengan kata – kata. Perasaan DE JAVU ini.. apakah pernah aku rasakan 2 tahun yang lalu?!'. Batin Silvia.
Ia mencoba mengingat apa yang ada di dalam hatinya, tapi tidak menemukan apapun selain bahwa Hanson adalah Dosen yang pernah mengajar di kampusnya.
”Duduklah..” kata Hanson, ia menarik kursi untuk Silvia di samping Ling Ling dan mendudukkannya. Melihat sejak mereka lepas dari pelukan, Silvia seperti sedang melamunkan sesuatu.
Ling ling yang ada di samping Silvia langsung duduk melipir ke sisi Silvia, sifat penasarannya kembali kambuh. ”Sil, sejak tadi apa yang sedang kamu lakkukan di depan pintu restoran? Apa kamu tidak menyadarinya, kalau sikap kalian telah menjadi pusat perhatian?! Aku hanya takut kalau ada orang yang memanfaatkan hal ini..” kata Ling ling setengah berbisik.