Chapter 389 - 389. Itu Karena Kau yang Memulai, jangan salahkan Aku.. (2/2)
Ludius berbalik arah dan pergi. Shashuang melihat reaksi kekecewaan dalam mata Ludius langsung menarik lengan tangan nya. ”Tunggu Ludius, jangan pergi! Aku mencintaimu itu bukanlah sebuah kebohongan. Aku benar-benar ingin memulai semuanya dari awal bersamamu dan putra kita..” bujuk Shashuang, matanya basah jatuh membasahi wajahnya.
Ludius menghempaskan begitu saja tangan Shashuang yang memegang lengannya. Ia menoleh ke belakang, wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi sedih atau senang. ”Menyingkirlah!, kau pikir setelah aku mengetahui niat busukmu, aku akan memaafkanmu. Sungguh bodoh aku pernah mempercayakan hatiku padamu di masa lalu. Aku kemari bukan untuk melihat air matamu, tapi untuk menjemput Putraku. Katakan di mana Azell berada!”.
”Aku takkan memberitahukannya padamu sebelum kau berjanji untuk hidup bersamaku. Aku sudah cukup bersabar untuk hal ini dan aku tidak ingin menunggu lagi!”.
”Jadi sekarang kau balik mengancamku, Shashuang. Ingatlah sudah ada Julian di sisimu.”
”Julian.. Julian! Memang kau pikir aku mencintainya.. yang aku inginkan hanya kamu, Ludius!”.
”Jangan bermimpi. Baiklah, aku takkan memaksamu memberitahu di mana Azell berada. Jika setelah ini aku menemukannya, jangan harap dia kembali ke sisimu.” Tukas Ludius.
Shashuang seperti pupus harapan, ia terduduk terkulai lemas di atas lantai mendengar perkataan Ludius. ”Kau selalu membuat alasan Ludius, mau bagaimanapun aku berubah, kau takkan mungkin melihat kearahku,”
”Itu karena kau yang memulai. Jangan salahkan aku. Jika kau tidak mempermainkan perasaanku, aku mungkin masih mempercayaimu.”
Keadaan menyedihkan Shashuang, tidak lantas membuat Ludius terketuk dan berbalik arah untuk menenangkannya. Ia tetap saja berjalan lurus ke depan tanpa menoleh sedikitpun. Shashuang sendiri belum beranjak dari tempatnya, ia masih dengan air matanya yang berlinang menatap punggung Ludius yang berjalan menjauhi darinya.
”Entah aku jahat atau baik, nyatanya kamu takkan pernah melihat ke arahku. Mengapa kau bisa sebegitu mencintai Silvia, apa istimewanya wanita jalang sepertinya!”. Gumam Shashuang menggerrtakkan giginya.
Rupanya hati Shashuang masih di penuhi rasa dendam, iri, dan dengki, meski sebelumnya ia terlihat menerima semuanya. Entah itu hanya sebuah pengalihan atau sandiwara, nyatanya Shashuang tidak akan melepaskan Ludius begitu saja.
Kepergian Ludius dari depan Shashuang terhenti mana kala seorang Azell datang dari ruang dalam dan memanggil nama Ayahnya. ”Pa, mengapa Mama menangis?”, tanya Azell polos. Ia terlihat sedang mengucek- ucek matanya seperti baru saja terbangun dari tidurnya. Ia berlari menghampiri Ludius dan memeluknya
”Kamu kemana saja, Azell. Papa mencarimu untuk mengajakmu liburan bersama.” Ujar Ludius, ia berjongkok untuk menyetarakan tinggi mereka. Dengan senyuman hangat ia memandang Azell dan memegang kedua lengannya.
”Papa mengalihkan pembicaraan. Azell sedang bertanya.. mengapa Mama menangis? Apa Papa baru saja melukai hati Mama?”. Tukas Azell, wajahnya terlihat cemberut dengan tertunduk tanpa mau melihat tatapan Ludius.
Mendengar pertanyaan serius dari Azell, Shashuang tidak ingin melewatkannya begitu saja. Ia kembali memasang wajah sedih dan memelasnya dengan air mata yang berlinang memandang Azell. ”Azell, kamu sudah bangun Sayang?”. Tanya Shashuang dengan senyuman, ia mengulurkan kedua tangannya meminta Azell menghampirinya.
”Mama mengapa duduk dilantai? Apakah Papa berbuat jahat pada Mama?”