Chapter 390 - 390. Aku akan membiarkanmu kali ini.. (1/2)

Azell tidak menghiraukan Ludius sementara itu ia pergi menemui Ibunya. Tangan mungil Azell memegang wajah Shashuang dan mengusap air mata Ibunya dengan kedua tangannya. Perlakuan Azell Shashuang balas dengan kedua tangannya yang menangkup di atas tangan mungil putranya.

”Azell, Papamu ingin membawamu pergi, Sayang? Dia tidak mengizinkan kamu hidup bersama Mama. Padahal kamu adalah satu-satunya Putra satu-satunya yang Mama punya..” Shashuang menangis sesunggukan di depan Putranya, ia sudah tidak memikirkan rasa malu lagi. Baginya mendapat simpati Azell adalah yang paling utama.

”Mama, jangan menangis. Azell selalu ada disini untuk Mama. Hanya saja Azell tidak percaya kalau Papa tidak menginzinkan Azell bertemu Mama, kecuali kalau Mama melakukan sesuatu lagi yang membuat Papa marah..” tukas Azell,

”Azell, nak.. bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu pada Mama?”. Tanya Shashuang dengan tatapan nanar. Ia tidak percaya Putranya bisa berbicara seperti itu pada dirinya.

”Ayo, Mama berdiri dulu. aku tidak mau melihat Mama sedih seperti ini..” Azell dengan bijaknya membantu Shashuang berdiri dari posisinya saat ini, yang terduduk lunglai di lantai. Setelah Shashuang

Perasaan Azell memang terluka melihat keadaan Mamanya terpuruk dan putus asa atas perasaan dan perlakuaan Papanya, tapi bukan berarti membuat Azell tidak bisa menilai apa yang sedang terjadi sebenarnya. Di tambah lagi  ia sangat tahu bagaimana karakter dari Mamanya yang diam tapi memendam ambisi yang tidak terlihat.

”Azell, bahkan saat ini kamu tidak mempercayai Mama, Sayang? Ya Tuhan.. mengapa anakku juga kau ambil dari sisiku. Ini tidak adil..” keluh Shashuang.

Ludius yang berjongkok berdiri dan menghampiri Azell, ia tahu Putranya akan mampu bersikap bijaksana menyikapi masalah ini. Meski begitu, Ludius tidak ingin Azell terlalu menunjukkan kecerdasan dan kebijaksaannya terlebih di depan Shashuang. Karena Azell tetaplah masih anak-anak.

Dengan posisi berdiri di depan Azell, Ludius mengusap-usap lembut kepala Putranya dengan sedikit ketegasan. ”Azell, jangan mengatakan atau menanyakan apapun lagi pada Mamamu. Biar Papa yang mengurus hal ini. Pagi ini Papa ingin mengajakmu bertemu Bunda, apa Azell mau ikut?”. Tanya Ludius.

”Ugh Papa, Azell bukanlah anak kecil lagi. Berhenti mengacak-acak rambutku..” kata Azell, tangannya menghentikan perlakuan manja Ludius padanya.

”Jadi, Azell mau ikut Papa tidak untuk pergi bersama Silvia?”.

”Tentu, Azell mau pergi bersama Bunda..” namun mata Azell berubah masam begitu tertuju pada Shashuang. ”Lalu bagaimana dengan Mama? Haruskah Azell pergi jalan-jalan sementara Mama masih bersedih karena kelakuan Papa?”. Ujar Azell sambil melirik tajam ke arah Ludius.

”Bolehkah aku ikut, Ludius.. aku janji tidak akan menyusahkan kalian..” Celetuk Shashuang dengan mata berbinar. Menunjukkan betapa ia adalah waniita tak bersalah.

”Maaf Shashuang, untuk kali ini aku tidak bisa membawamu ikut bersama kami. Tapi aku janji suatu saat akan meluangkan waktuku untuk bersamamu dan Azell..”

Shashuang menundukkan wajahnya, ia diam sambil menggertakkan giginya. 'Jadi begitu, kau tidak hanya mempermalukanku didepan Azell tapi juga membuatnya berpikir bahwa aku seorang Ibu yang kejam dan ambisius. Kau memang berhati dingin Ludius. Lalu untuk apa 8 tahun aku bersabar dan menunggu, jika hasilnya justru merugikanku? Lalu sekarang apa yang tersisa untukku?'. Batin Shashung, ia hanya bisa diam tanpa bisa melawan balik.

Ia mengangkat wajahnya dengan senyuman yang di paksakan. ”Tidak masalah, kalian pergilah. Azell jaga diri baik-baik, Mama akan disini menunggu Azell pulang. Ok..”. kata Shashuang memegang dagu Azell.