Chapter 381 - 381. Club De Luxe bag2 (1/2)

Zain melihat ke arah Bianca memberikan isyarat dan di balas sebuah anggukan. Zain berbalik arah pada kedua ajudannya. Ia mengacungkan kartu goldnya dengan sebuah chip yang terselip di antatra tangan dan kartunya pada kedua ajudannya. Zain memandang mereka dengan sebuah tatapan isyarat

”Kalian tetaplah disini. Nikmati pelayanan yang ada di sini sampai kami kembali.” Kata Zain. Ia masih ragu, apakah ajudannya menyadari apa yang di isyaratkannya atau tidak, karena ini berhubungan dengan chip yang terhubung dengan penyadap suara jika di hubungkan dengan ponsel.

'Aku harap mereka menyadarinya, ini salahku karena tidak memberikannya sebelum memasuki club.' Batin Zain, menyesalkan keteledorannya.

Salah satu ajudannya mengambil kartu gold itu dengan hati-hati, karena tahu ada sesuatu di baliknya. ”Baik Tuan,, kami akan menikmati fasilitas casino disini sampai anda kembali.” Jawab tegas ajudan tersebut sambil mengantungi kartu tersebut.

Zain kembali menoleh ke arah Bianca. ”Ayo masuk, mulai dari sini aku harap kamu lebih berhati-hati.” Bisik Zain.

”Kau tidak perlu memperingatkanku. Aku tahu apa yang akan ku lakukan. Ini bukan apa-apa bagiku!” balas Bianca yang tidak kalah lirihnya,

Saling bergandengan tangan layaknya pasangan, mereka masuk bersama ke dalam sebuah ruangan luas yang cukup mewah, di desain dengan begitu glamour sehingga tidak terlihat sama sekali bahwa tempat yang mereka kunjungi adalah sebuah tempat pelelangan gelap.

Di dalam sudah berdatangan orang-orang penting, hanya saja terasa aneh bagi Zain ketika ia melihat ke sekeliling tidak menemukan para Penguasa dunia bawah. Mereka berjalan terus masuk kedalam dan di sambut oleh seorang pelayan berpakaian bunny.

”Selamat malam Tuan dan Nona di acara Lelang Malam De Luxe. Mari saya antarkan ke kursi anda.” Kata pelayan bunny pada mereka berdua.

Pelayan tersebut mengantar Zain dan Bianca ke sebuah kursi yang letaknya diurutan nomor dua dari depan. ”Silahkan duduk Tuan dan Nona. Saya tinggal terlebih dahulu. Jika membutuhkan layanan silahkan panggil kami.” Kata pelayan bunny lekas pergi dari hadapan mereka.

”Bagaimana menurutmu Nona Bianca Luze? Apa kau merasa ada yang aneh di sini?” bisik Zain.

”Menurutku tidak ada yang aneh, hanya saja para Penguasa dunia bawah tidak ada yang datang, sama halnya Tuan Lu. Kecuali kalau mereka mengelabui kita dengan memerintahkan seseorang untuk mewakili mereka selagi mereka membuat rencana.” Balas Bianca, ia duduk menyilangkan kakinya dengan sangat anggun.

Tidak lama kemudian datang seorang pelayan yang membawa nampan berisi wine. ”Tuan dan Nona, silahkan di nikmati wine dari club kami.” Kata pelayan wanita bunny yang lain.

”Thank's, sepertinya wine di club ini lumayan juga.” Bianca mengambil satu gelas wine merah dan meminumnya ala wanita anggun. ”Hmm.. lumayan..”

”Tuan anda tidak mengambil winennya?”

Zain diam tidak merespon atau mengambil red wine tersebut, membuat Bianca penasaran mengapa pria di sampingnya diam saja?

”Hei pria kaku, kau tidak mengambil minumanmu?” tanya Bianca sambil berbisik seksi di telinga Zain.

”Tidak terima kasih.” Ujar Zain menolak dengan seyuman pada pelayan tersebut tanpa menjawab perkataan Bianca.

”Kau mengacuhkanku lagi, tidak boss tidak bawahannya semua nya sama. Sama-sama kaku!” ejek Bianca masih menikmati wine nya sambil menunggu lelang di mulai.