Chapter 380 - 380. Club De Luxe (1/2)
-Casino De Luxe, Hongkong.p
3 jam sebelum di mulainya pelelangan, Zain malik masih berada di Perumahan elit miliknya, saat ini ia sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk datang ke acara pelelangan. Mulai dari penyamaran wajah, penyamaran sidik jari, pistol jenis revolver kaliber tinggi, earphone serta beberapa alat untuk merekam, menyadap dan melacak sudah ia persiapkan sedetail mungkin.
Bagi Zain yang sudah biasa melakukan penyelidikan saat bersama anggota SSIA, tidak begitu sulit untuknya melakukan persiapan yang biasa ia lakukan. Dengan mengenakan jas singel beastred, dan penyamaran wajah seperti topeng hitam, ia mengendarai mobil lamborghini hitam melesat pergi ke Club casino De Luxe untuk mendatangi lelang gelap atas nama Ludius di ikuti satu mobil sebagai penjagannya saat berada di sana. Karena memang hanya Ludius yang memiliki kartu akses untuk masuk ke dalam lelang gelap itu.
Namun sebelum itu, Zain terlebih dahulu menjemput seorang wanita yang akan menjadi teman wanitanya menuju lelang gelap. Wanita itu di utus secara khusus oleh Ludius untuk menemani Zain. Selain wanita itu memiliki identitas yang belum di ketahui, Ludius juga yakin wanita itu memiliki skill yang mumpuni dan dapat menjadi partner yang baik selama lelang berlangsung.
”Cih! Mengapa juga aku harus pergi dengannya! Ludius sialan.” Gerutu Zain.
Mobil Zain memasuki sebuah Villa elit di kawasan perbatasan Shanghai, karena sebelum ini sudah di beritahu, si wanita yang ternyata Sekretaris pribadi Ludius yaitu Bianca Luze. Begitu mobil berada di depan halaman depan Villa seketika terhenti, Zain yang setengah hati pergi dengan Bianca mau tidak mau harus turun menjemput wanitanya.
”Apa aku datang terlambat Nona Bianca?” tanya Zain yang baru saja turun.
Bianca sendiri sudah berdiri di depan pintu dengan membawa tas kecil, ia memakai dress panjang dengan belahan samping dari paha kebawah. Begitu erotis seperti Bianca yang seharusnya. Ia melangkah anggun menghampiri Zain yang masih berdiri di samping pintu mobil.
”Tidak juga, aku baru saja keluar dari Villa.” Bianca meliihat Zain dengan seksama, memperhatikannya dari ujung kepala sampai kaki. ”Penampilanmu tidak buruk juga anggota dari SSIA, Zain Malik sang pemangsa!” kata Bianca membuka identitas Zain secara terang terangan.
Zain langsung terhentak, ia memandang tajam ke arah Bianca.. ”Nona Bianca, jaga ucapanmu! Tidak semua hal yang di ucapkan terang-terangan akan berbuah manis. Ngomong-ngomong, Nona Bianca sepertinya bukan orang biasa, sampai bisa mengetahui identitasku yang sebenarnya.” Kata Zain, ia sedikit terkejut sekretaris yang di bilang Ludius begitu mengerikan, ia bisa mengatakan hal tabu begitu mudahnya.
”Tuan Lu mungkin belum memberitahumu, tapi selagi kalian ada di depan mataku. Tidak ada yang bisa lari dari penglihatanku. Karena mudah bagiku untuk mengetahui siapa kalian sebenarnya.” Ujar Bianca sedikit menyombongkan diri.
”Baiklah, Nona Bianca. Karena anda yang di utus oleh Tuan Lu. Bisa kita berangkat sekarang?” tanya Zain. Ia malas untuk berbicara dengan wanita berbisa seperti Bianca.
”Tentu, tapi sebelum itu.. bisakah seorang Zain malik memakaikan topeng ku terlebih dahulu?” pinta Bianca dengan tangan mengacungkan topeng berwarna merah dengan bulu cantik di sampingnya.
”...”
Zain tidak menjawab, ia terlalu malas berbicara dengan Bianca yang selalu menunjukkan kegenitan, namun di baliknya ia seperti ular yang siap mematuk mangsanya. Sungguh bermuka dua..
Topeng yang ada di tangan Bianca Zain ambil dan memakaikannya sedikit lebih jauh, membuat Bianca berinisiatif menarik lengan Zain agar lebih dekat. ”Jangan jauh-jauh, lebih dekat sedikit!” ujar Bianca.
”...”
Zain masih diam, ia memakaikan topeng milik Bianca tanpa berkata apapun. Dan tanpa Zain sadari, dari kejauhan ada seseorang yang sengaja mengintip dan menfoto kebersamaan mereka dari sudut yang membuat orang akan salah faham.
Hight girl Bianca yang cukup tinggi membuatnya tidak sengaja terjatuh.
”Auugh..” teriak Bianca, Zain yang ada di depannya langsung menangkap tubuh Bianca, ”Kau tidak apa-apa? Lain kali jangan memakai sepatu hak tinggi kalau memang kau tidak bisa memakainya!” kata Zain sinis.