Chapter 328 - 328. Hanya sebuah Ciuman yang mampu menenangkanmu (2/2)
Silvia langsung membelalakkan matanya begitu ia melihat sosok wajah tampan yang selalu mengisi hari-harinya. ”kau! Hnng… aku tidak mengenalmu!.” Silvia langsung mengalihkan pandangannya dengan mensungutkan bibirnya.
”Apa kamu sedang merajuk, atau marah Sayang? Semakin kamu marah, kamu makin menggemaskan Sayang..” ucapnya lagi semakin membuat Silvia salah tingkah,
'Si pria menyebalkan ini! Mengapa kelakuannya selalu membuatku ingin naik darah setiap hari. Baru saja bermain dengan sekretarisnya sekarang mencariku!. Seakan aku hanya pelampiasan!.' Gerutu Silvia dalam hati.
”Minggir kau pria brengsek! Aku tidak mengenal pria playbou, hidung belang, mata kranjang, pemain wanita sepertimu. Sudah kenyang dengan sekretarismu sekarang kau mencariku. Kau fikir aku tempat penampungan pria macam kamu!.” Umpatan Silvia semakin menjadi-jadi,
Ia kini bagai seorang istri yang gelap mata melihat suaminya berselingkuh. Dengan sekuat tenaga, ia mendorong Ludius agar melepaskan pelukannya.
”Aku adalah suamimu, bagaimana mungkin aku melepaskan istriku yang sedang salah faham kepadaku. Mau kamu mengumpat atau berkata kasar, aku tidak peduli Sayang..” Ludius semakin mengeratkan pelukannya, karena Silvia memberontak dengan sangat kuat.
”Apa urat malumu sudah putus! Berani sekali kamu berbuat kasar pada wanita! Cepat lepaskan aku bodoh!.” Saking marahnya, Silvia sampai berteriak dan mengundang perhatian banyak orang.
”Sayang, semakin kamu marah. Aku makin bersemangat untuk menaklukkan mu.”
Perkataan Ludius tidaklah main-main, selagi tangan kiri Ludius mendekap Silvia, tangan kanannya justru mencengkram lembut dagu Silvia dan memaksa Silvia untuk melihat kearahnya.
”Tatap mataku Sayang, lihatlah ke kedalaman mataku. Apakah kau melihat aku sedang membohongi, atau bermain di belakangmu!.” Kali ini Ludius berkata dengan tegas dan lantang agar ucapannya di dengar oleh Silvia.
Seketika Silvia terdiam dengan matanya menatap lembut kedua sorot mata hitam legam suaminya. 'Kau tidak sedang membohongiku suamiku? Lalu baru saja yang aku dengar apa? Tidak mungkin pendengaranku menjadi tuli seketika karena terlalu merindukanmu!.'
Tanpa melihat tempat dan keadaan, tiba-tiba saja Ludius mencuri ciuman Silvia didepan orang yang memperhatikannya. Tidak luput Pangeran Hardland yang masih melihat mereka berdua.
Karena dirasa Silvia sudah cukup aman, Richard langsung meminta penjaganya untuk membubarkan orang yang sedang memperhatikan mereka dan kembali menempatkan penjaga bayangan di sekitarnya.
Ludius sendiri yang mencuri ciuman Silvia sudah tidak memikirkan apa pendapat orang. Yang ada dalam fikirannya saat ini adalah bagaimana ia menenangkan kembali emosi istrinya yang sedang meledak hebat.
Berkali-kali Silvia mencoba untuk melepas ciuman Ludius, namun justru ciuman itu semakin dalam. Terasa lembut dan sangat hati-hati, seakan Silvia adalah hal paling berharga dalam hidup Ludius.
Ludius perlahan melepas tautan ciumannya dan langung mengecup kening Silvia dan memeluknya. ”Maafkan aku Sayang, aku tidak tahu kau akan datang dan salah faham seperti ini.” Ucapnya lembut.
Silvia yang masih kaget dengan apa yang dilakukan Ludius menyentuh bibir ranumnya yang merah, 'Ludius berani menciumku di depan umum..? ini, aku tidak salah kira kan? Tidak sedang mimpikan?.' Batinnya masih bertanya-tanya.
”Tentu saja tidak Sayang, semua yang kau rasakan itu nyata adanya. Aku berani menciummu di depan semua orang. Sekali lagi maafkan aku. Aku tidak tahu lagi bagaimana cara untuk memenangkan amarahmu yang meledak-ledak.”
”Kau jahat Ludius, mengapa kau selalu senang membuatku salah faham terhadapmu dan melakukan apapun untuk menenangkanku!.”
”Karena kamu istriku yang bodoh dan ceroboh. Jadi suamimu ini hanya bisa melakukan ini untuk menenangkanmu.”