Chapter 329 - 329. Panggilan Bunda yang selalu di nanti (1/2)
”Hnng.. tega sekali kamu mengatakanku bodoh dan ceroboh! Aku tidak sebodoh itu tahu!.” Omel Silvia.
”Iya Sayang, kamu istriku yang tercantik, termanis, terimut, terpandai, dan terpedas dalam berbicara pada suaminya. Kamu suka?”
”Alasan! Ngerayu nih ceritanya?.” Kata Silvia dengan bibir mengejek.
”Bukan merayu, lebih tepatnya menyenangkan hati istri tercinta.”
”MODUS…!”
Karena Ludius tidak ingin mendengar lebih banyak lagi perkataan pedas dari Silvia, ia menggendong paksa Silvia dan membawanya kembali ke mobil.
”Ayo kita pulang sayang Azell sudah menunggu kita dirumah..”
”Turunkan aku Ludius! Disini banyak orang tahu! Dasar muka tebal!!.” Teriakan Silvia menggema di telinga Ludius, tapi ia biarkan.
'Akhirnya perasaanmu lebih baikan Sayang, aku sudah takut kamu akan berlama-lama marah padaku seperti yang sudah-sudah.'
***
-Mansion Lu.
Sore ini setelah Ludius membawa paksa Silvia dari taman dekat kantor kembali ke Mansion. Silvia di beri kejutan dengan kehadiran Azell yang sedang duduk di ruang keluarga dengan beberapa mainan dan laptop yang tergeletak disana.
Silvia yang baru saja melangkah masuk langsung berhambur menghampiri Azell dengan senyum cerah diikuti Ludius yang ada di belakangnya.
”Sayang, hati-hati..! bukannya kamu tadi bilang perutmu sedang sakit?.” Tanya Ludius sekaligus memperingatkan.
Silvia menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. ”He, perutku memang sakit, tapi itu tidak seberapa dari pada waktu berhargaku bertemu Azell. Jarang sekali aku bisa bertemu Azell seperti.” Jawab Silvia dengan senyumnya yang cerah. Ia langsung duduk di samping Azell.
”Perlu ku panggilkan Dokter Sayang?.” Ludius yang masih ingin mengawasi perkembangan sakit yang barusan di taman keluhkan ikut duduk disamping Azell.
Ludius percaya, meski Azell adalah penghubung antara dia dan Shashuang, tapi Azell juga bisa menjadi penghubung antara hubungannya dengan Silvia.
”Tidak perlu, kalau nanti ada keluhan aku akan mengatakannya padamu suamiku.” Balas Silvia sudah kembali dengan gayanya yang khas. Kalem dan menenangkan.
Silvia yang duduk disamping Azell ikut melihat apa yang Azell lakukan dengan laptopnya. ”Azell, apa yang kamu lakukan dengan laptop yang ada di tanganmu?.” Tanya Silvia, mencoba membangun komunikasi dengan putra lain Ludius.
Azell langsung menoleh ke arah Silvia dan memberikan senyuman terbaiknya. ”Bibi, Azell sangat merindukan Bibi. Aku kira Bibi tidak akan pulang malam ini? Azell sedang bermain online sambil menunggu Bibi pulang.” Jawabnya polos. Ia langsung meletakkan laptopnya di meja dan berdiri di depan Silvia.
”Sini, Azell duduk di pangkuan Bibi.” Dengan semangat Silvia mengangkat Azell ke dalam pangkuannya. ”Ini sudah sore, ngomong-ngomong Azell sudah makan belum? Kita makan bareng trus nanti Bibi temani Azell tidur, bagaimana?”
”Uhm.. makan bareng Bunda Silvia. Azell mau...” jawab Azell antusias di lanjutkan dengan anggukan dan senyum manis yang terpancar dari wajahnya.
Silvia dan Ludius yang mendengar perkataan Azell sontak melihat kearah Azell secara bersamaan dengan perasaan yang tak percaya.