Chapter 310 - 310. Menemani Sarapan Sang Pangeran (1/2)
Manajer restaurant begitu mendengar sang pria datang mengunjungi restaurantnya langsung keluar dari dalam bersama beberapa pelayan wanita terbaiknya.
”Yang....” perkataan sang manajer terhenti.
Belum sempat manajer restaurant menyapa, sang pria langsung menatap tajam ke arahnya dan orang lain yang sedang menyambutnya untuk diam.
”... Halo Pak Manajer, perkenalkan ini teman saya.” Memperkenalkan Silvia yang ada di sampingnya. Karena disini ia belum mengenal Silvia, si pria sengaja menyenggol siku Silvia untuk memperkenalkan diri.
”Halo, saya Silvia. Apakah Tuan-Tuan ini sedang menyambut kedatangan pria yang ada di samping saya? Kebetulan dia sedang membutuhkan teman untuk makan bersama” kata Silvia dengan tersenyum puas. Setidaknya pria itu tidak bisa mengelak jika orang-orang yang berbaris itu benar ingin menyambut kedatangannya.
Si pria yang di sudutkan Silvia hanya terdiam sementara mata birunya menatap tajam pada orang-orang yang berjajar di depannya, seakan memberi isyarat untuk tutup mulut dan menjauh.
”Oh, tidak Nona. Kami hanya ingin menyambut Tuan ini karena kami memiliki beberapa bisnis dengan beliau.” Ujar salah satu orang yang berjajar mewakili berbicara bahkan dengan tubuh gemetar mendapat tatapan si pria.
”Benar, aku sedang mengembangkan bisnis di sektor perindustrian dan menjalin kerja sama dengan beberapa kolega di China.”. sahut si pria mengiyakan.
”Alasan..! bilang saja pria sepertimu tidak ingin idetintasnya terungkap”, celetuk Silvia lirih,
”Kalau Nona Silvia memang ingin mengetahui tentangku. Mengapa tidak langsung di tanyakan saja? Mumpung aku masih ada disini.” Balas si pria tidak kalah lirihnya.
Pak Manajer yang datang bersama beberapa pelayannya tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk menjamu kedatangan si pria meski dengan syarat tidak membuka identitasnya. Dengan penuh perhatian dan keramahan Pak Manajer menyambut kedatangan mereka sekali lagi.
”Tuan Richard dan Nona, mari masuk. Kami ada beberapa menu sarapan spesial pagi ini..” sambut Pak Manajer.
”Boleh, Tuan-Tuan silahkan lanjutkan sarapan kalian. Sebagai ucapan terima kasih karena i'tikad babik kalian menyambut saya. Sarapan kali ini biar saya yang membayarnya.” Ujar si pria yang bernama Richard.
”Terima kasih Tuan Richard. Kami akan senang hati menerima jamuan Tuan pagi ini”. Sahut salah satu dari orang yang menyambutnya.
”Tidak perlu sungkan, silahkan duduk kembali dan nikmati sarapan kalian”.
Mereka yang menyambut kembali ke tempat duduk masing-masing. Sedangkan Richard serta Silvia di arahkan oleh pelayan wanita ke tempat duduk yang sudah di siapkan.
”Mari Tuan dan Nona, manajer telah mempersiapkan tempat khusus untuk anda berdua.” Kata pelayan mempersilahkan,
”Tidak perlu, kami akan makan disini saja bersama yang lain,” ujar Richard. Ia yang membawa bungkusan besar berisi sayuran memberikannya pada pelayan. ”Oh ya tolong siapkan masakan menggunakan sayuran ini. Teman saya menginginkannya tadi” sambungnya sambil melirik ke arah Silvia,
Pelayan tersebut menerima bungkusan tersebut ”Baik Tuan, akan segera kami siapkan”, ujar si pelayan lalu pergi.
Richard meraih tangan Silvia dan menariknya ke tempat duduk dekat jendela. ”Duduklah, tidak nyaman kalau harus terus berdiri”. Ujarnya, iapun menarik kursi depan Silvia dan mempersilahkannya duduk.
Silvia merasa masih ada yang tidak beres dengan pria yang bernama Richard itu, apalagi ia sangat di hormati di Negeri orang. 'Sebenarnya orang ini siapa? Tidak mungkin juga dia bisa begitu dihormati di Negeri orang jika dia tidak memiliki status tinggi.' Batinnya.