Chapter 309 - 309. Belanja di pasar bag 2 (1/2)

Silvia memperhatikan baik-baik pria yang ada di depannya, sekilas seperti orang yang di kenal. Namun ketika sang pria menyapa sontak Silvia langsung mengingat orang terseebut,

”Kau! Bukankah kau orang yang waktu itu?”, kata Silvia dengan menunjuk tepat di wajah sang pria.

”Ya aku adalah pria yang ada di restaurant waktu itu, dan pria yang mengantarmu kembali dalam keadaan pingsan. Nona sudah mengetahui siapa aku, tidakkah Nona memberikan ucapan terima kasih?”, ucapnya dengan tenang dan masih memandang intens Silvia,

Tatapan mata pria itu sungguh memabukkan orang yang melihatnya. Retina matanya yang biru dengan cara menatapnya yang intens mampu menghipnotis siapapun yang berhadapan dengannya. Untung saja dia memakai kaca mata hitam tadi, mungkin kalau pria itu mengumbar tatapannya bahkan satu pasar ini bisa penuh wanita yang datang hanya untuk melihat betapa memabukkan tatapan matanya.

Sejenak Silvia memang terhipnotis, mungkin karena ia jarang melihat orang barat di China, tapi bukan berarti itu akan cukup untuk merobohkan pertahan hati Silvia yang setinggi gunung efersh. Segera Silvia menyadarkan dirinya dari tatapan memabukkan pria tersebut dan mengalihkannya melihat kearah sayuran.

”Terima kasih telah menolong dan mengantarku waktu itu.” Silvia melihat pria itu sambil menunjukkan sayur yang ada di tangannya. ”Kau meminta ucapan terima kasih dariku kan? Kau boleh ambil semua sayuran ini sesukanmu. Jangan khawatir, aku akan membayarnya untukmu!” sambung Silvia sedikit ketus, ia meletakkan sayurannya dan mengambil dompet yang ada didalam tasnya.

”Pak sayuan disini saya beli semuanya dan tolong berikan pada pria ini!” kata Silvia melihat ke arah sayng pria sambil memberikan beberapa ribu yuan pada penjual itu.

Penjual paruh baya tersebut melihat nominal yang Silvia berikan sedikit terkejut. ”Maaf Nona, ini masih sisa banyak.”

”Sisanya untuk bapak saja, permisi..!” Silvia pergi dari depan lapak bapak tersebut tanpa mengatakan apapun lagi pada sang pria, membuat sang pria semakin terusik.

”Tunggu!” cegah sang pria

Silvia menghentikan langkahnya dan menoleh. ”Apakah ada yang kurang Tuan? Atau sayurannya kurang banyak?”. Tanya Silvia yang sedikit mengejek.

”Nothing is lacking. Because what's lacking is your presence”. (Tidak ada yang kurang, karena yang kurang adalah kehadiranmu) jawabnya dengan percaya diri.

Silvia memejamkan matanya sejenak untuk mengatur emosinya, gombalan yang pria itu katakan ia sudah sering mendengarnya. Hanya saja mungkin karena dia pria tampan rasanya lebih enak didengar, mungkin..

”Apakah sudah selesai? Sekarang apa lagi yang kau inginkan Tuan?”. Tanya Silvia dengan senyum di paksakan.

'Pria ini sungguh menyebalkan, dia sudah membuang waktuku secara sia-sia, bahkan aku sampai belum mendapatkan bahan makanan satupun karenanya!'. Gerutu Silvia dalam hati.

Pria itu menerima bungkusan berisi banyak sayur yang di beli Silvia tadi dari pak penjual dan melangkah mendekat kearah Silvia. ”Aku tidak membutuhkan sayuran darimu, sebagai gantinya aku hanya meminta sesuatu hal kecil darimu..” katanya dengan menarik tangan kanan Silvia dan memberikan kembali sayuran yang sudah Silvia beli.

”Aku tidak menerima barang yang sudah aku berikan,” Silvia memberikan balik sayuran ke tangan sang pria. ”Kalau kau ada permintaan lainnya, katakan saja!” ujar Silvia dengan senyum tipisnya.

”Temani aku makan dan berkeliling sebentar, aku baru di Negara China ini dan kau sepertinya hapal sekali dengan keadaan seluk beluk di kota Shanghai..” katanya beralasan.

Ok! Si pria mulai beralasan, sedikit jengkel pastinya mendengar alasan konyolnya yang mengatakan baru di China tapi sudah berkeliaran bahkan sampai kepolosok pasar. Tapi mau semarah apapun Silvia, ia tetaplah pria yang sudah menyelamatkannya.

'Baiklah, untuk kali ini aku akan menuruti permintaan pria aneh ini. Menghadapi Ludius saja sudah buat sakit kepala, ini keluar satu lagi yang menyebalkan! Aku harap ini pertemuan yang terakhir.' Batin Silvia menggerutu.