Chapter 303 - 303. Saling berbagi isi hati (1/2)
”Kalau begitu biar aku mau menemui mereka di bawah, Bibi siapkan saja makan malam” Silvia meneruskan langkahnya, namun belum sampai menginjakkan kakinya di tangga pertama, Silvia hampir saja tejatuh.
”Hati-hati Nyonya!”, reflek Bibi Yun menangkap tubuh Silvia, ”Nyonya, tubuh anda masih dalam proses pemulihan, ada baiknya anda istirahat di kamar untuk semalam ini saja..” pinta Bibi Yun melihat wajah pucat Silvia.
”Tidak Bi, mereka sudah mau meluangkan waktu untuk menginap disini. Tidak mungkin aku abaikan dan berdiam di kamar. Aku harus turun menemui mereka!” balas Silvia tetap bersikukuh untuk turun.
Bibi Yun yang mendengar itu hanya bisa mengalah dan membantu Silvia menuruni tangga. ”Baiklah Nyonya, anda memang keras kepala”.
Di ruang keluarga tiga wanita dengan status dan keadaan yang berbeda sedang duduk santai sambil menikmati camilan yang tersaji. Dari masing-masing mereka melakukan kesibukan yang berbeda pula.
”Malam semua..” Sapa Silvia yang sudah ada di balik dinding pemisah dengan ruang tamu,
Mereka serempak menoleh ke sumber suara dan melihat Silvia datang di bantu Bibi Yun, ”Kamu sudah baikan Mbak, kok keluar dari kamar?” tanya Nadia dengan logat khas Jawanya.
Lingling dan Linzy yang mendengar tidak bisa mencerna apa yang Nadia katakan.
”Nad, kalau bicara pakai bahasa formal ajah, kasian mereka nggak faham kamu ngomong apaan”, balas Silvia sambil terkekeh melihat ekspresi Lingling dan Linzy,
”It's ok madam..” balas Nadia usil,
Silvia melepas tangan Bibi Yun yang masih memegang tangannya. ”Bibi, ini sudah waktunya makan malam, lebih baik Bibi siapkan makan malam segera. Sepertinya mereka sudah lapar..” ujar Silvia sambil melihat ke arah sahabat-sahabatnya.
”Baik Nyonya” Bibi Yun pergi meninggalkan Silvia bersama ke tiga temannya.
”Kalian sudah pada makan malam belum?” tanya Silvia, ia ikut duduk di antara mereka yang sibuk sendiri dengan hal yang ada di depan mereka.
”Lingling, kau di sini memang Senior Bryan belum kembali dari England?” tanya Silvia pada Lingling yang sedang menikmati camilannya,
”BelumSil, makannya pas suamimu memintaku untuk menginap aku iya kan ajah. Habis bosen, BETE di rumah nggak ada yang nemenin”, kelus Lingling.
”Kamu Nad, kok mau menginap di sini? bukannya kamu lagi sibuk-sibuknya di Kampus?”
”Aku sih lumayan free Mbak, Dosen nyebelin si Hanson itu benar-benar deh! Buat orang naik darah!”, gerutu Nadia.
Seketika Lingling dan Silvia yang mendengar tertawa serempak. ”Hahaha....”
”Aduh ya ampun. Nad.. kamu ngingetin Mbak sama masa lalu..” kata Silvia dengan menahan tawa dan rasa gelinya.
”Benar kata Silvia, Dosen Hanson Lie itu memang nyebelin. Tapi dia lumayan kan Nad..”, ledek Lingling sambil menyenggol lengan Nadia yang duduk di sebelahnya.
Nadia yang mendengar itu mengerutkan kening, ”Memang dulu Dosen Hanson juga ngajar di kelas kalian?” tanya Nadia dengan penasaran, pasalnya Hanson memang Dosen yang terkenal cool dan tampan di mata mahasiswi lain.
”Iya! Hanson dari dulu memang terkenal sebagai Dosen Muda tampan yang cool, padahal sebenarnya dia orangnya resek dan senang godain Silvia loh..”, kata Lingling dengan mata melirik nakal ke arah Silvia. Jiwa gosipnya seketika aktif begitu membahas tentang masa lalunya Silvia,