Chapter 302 - 302. Bermalam di Mansion Lu (2/2)

Terdengar jelas suara peluru berondong yang mereka tembakkan. Ludius kembali melihat ke arah kaca spion dan para penghadang termasuk tiga pria orang pemilik Bazooka telah tumbang dan tergeletak di tanah. Ia baru ingat kalau Arthur masih memiliki kartu AS di tangannya

***

-Mansion Lu

Malam ini pukul 20.00 waktu setempat Silvia yang tertidur seharian karena kelelahan akhirnya terbangun. Ia membuka mata dan mengedarkan pandangannya dan memastikan dimana dia berada.

”Ini bukannya kamarku? Setahuku aku pingsan di restaurant tadi dan di depanku terdapat pria aneh dengan pengawalan ketat. Bagaimana bisa sampai bisa berakhir di Mansion?” fikir Silvia, ia melihat jam dinding dan melihat bahwa ini sudah malam.

Dengan tubuh yang masih berat terasa, Silvia bangun dari tidurnya melangkah keluar mencari seseorang untuk menjelaskan keadaan yang terjadi. Ia baru sadar bahwa suaminya tidak ada di sampingnya.

”Dimana Ludius? Apakah dia ada pekerjaan di jam segini, atau dia masih bersama Shashuang dan Azell? Aku baru ingat, aku pergi meninggalkannya di Bandara karena ingin memberikannya waktu untuk bersama putranya, tidak di sangka sampai jam segini dia belum kembali..” ucap Silvia dengan perasaan yang sulit untuk di gambarkan.

Ia tidak tahu bagaimana harus mengekspresikan perasaannya saat ini, entah harus menangisi kebodohannya sendiri atau harus menatap datar keputusan yang telah di ambil. Karena nyatanya ia hanya seorang istri untuk saat ini, sedangkan Shashuang adalah ibu dari anaknya.

”Sayang.. Ibu harap kamu bisa bahagia setelah kamu lahir nantinya, cukup ibu yang menanggung perasaan terluka dan sakit ini..” gumam Silvia. Saat ia akan menuruni tangga, dari arah samping Bibi Yun memanggil,

”Nyonya, anda sudah bangun?”

Mendengar suara sapaan Bibi Yun, Silvia menoleh ke samping. ”Iya Bi, rumah ini terlihat sepi. Apakah Tuan masih belum kembali?”. Tanya Silvia dengan perasaan kecewa,

”Tuan Lu sedari tadi sore menemani Nyonya di kamar, dan baru saja meninggalkan Mansion untuk menjalankan misi.” Kata Bibi Yun menjelaskan,

Silvia terkejut sekaligus tersenyum simpul mendengar bahwa Ludius baru saja menemaninya, tapi secepat kilat ia merubah ekspresi wajahnya sendu jika memikirkan apa yang sedang di perbuat suaminya di luar sana.

”Kira-kira Ludius pulang jam berapa Bi? Apakah itu membutuhkan waktu berhari-hari?”, tanya Silvia penasaran, baginya medan pertempuran adalah momok yang membuatnya membayangkan hal yang tidak masuk akal.

Seperti bayangan Ludius yang akan meninggalkannya begitu saja atau keadaannya yang tesudut musuh hingga membuat pria itu terluka. Bahkan tak jarang Silvia memikirkan seberapa banyak mayat yang berjatuhan akibat pertenpuran dengan suaminya. Pemikiran yang aneh seperti ini sering singgah di pikiran Silvia meski ia ingin menepisnya.

”Jangan terlalu di fikirkan Nyonya, Tuan Lu bukanlah orang yang selemah itu. Beliau pasti akan kembali ke sisi anda secepatnya. Ohya.. saya hampir lupa, Nona Linzy, Nona Lingling dan Nona Nadia menunggu anda di ruang keluarga. Mereka sedang menonton tv sambil menikmati camilan yang Bibi siapkan”, ujar Bibi Yun,

”Mereka ada di sini untuk menemaniku, bagaimana bisa?”. Tanya Silvia terkejut kedua temannya ada di Mansion untuk menemaninya.

”Tuan Lu yang meminta mereka untuk menginap dan menemani anda selagi Tuan pergi. Jujur saja Nyonya, Tuan Lu sangat mencemaskan keadaan anda dan seakan menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa Nyonya”,

Silvia lagi-lagi di kejutkan dengan fakta tentang perassan Ludius, ia menutup mulutnya untuk menahan diri agar tidak menangis di depan Bibi Yun,

'Suamiku.. aku sepanjang hari ini memikirkan apa yang akan kamu lakukan dengan wanita yang ada di sampingmu namun kamu justru melakukan segala cara untuk membuatku tetap nyaman dan tenang. Maafkan aku yang meragukan perasaanmu suamiku..'.