Chapter 265 - 265. Terluka Demi Melindungiku.. (2/2)

”Untuk hal ini masih membutuhkan beberapa waktu Nona, hal ini dikarenakan peluru yang ada di tubuh Tuan Daniel hampir saja melukai organ dalam tubuh”. Kata Dokter menerangkan

”Baik terima kasih Dokter atas pemberitahuannya”.

”Sama-sama, saya permisi dulu”. Ujar Dokter melangkah pergi.

Di belakang Dokter yang merawat Tuan Daniel terlihat Daniel di bawa beberapa suster untuk dipindahkan ke ruang rawat VVIP.

Sejauh Suster membawa Daniel pergi, Silvia Terus mengikuti hingga sampai pada ruang rawat VVIP. Di dalam ruang VVIP, Tuan Daniel di baringkan di atas kasur yang sudah disediakan. Dengan kondisi ruangan yang sangat steril bahkan pengunjung diharuskan memakai masker.

Didalam ruang rawat yang memiliki fasilitas tingkat tinggi dibanding rumah sakit lain memang membuat Silvia aneh. Tapi ia tepis fikiran anehnya tentang siapa Daniel sebenarnya mengingat dia kini terluka serius karenanya.

Lebih mengherankan lagi kedua bawahan Daniel yang mengikuti selama dari Cafe membiarkan Silvia masuk begitu saja, seolah kedua bawahan Daniel memang sudah mengenal Silvia dan mempercayakan Daniel padanya.

Di atas tempat tidur yang nyaman kini terbaring pria teduh dengan wajah tampan yang terlihat pucat. Wajah yang jika dilihat kembali terlihat seperti bukan orang China ataupun korea, tapi lebih ke wajah orang barat daerah Rusia.

'Setelah beberapa jam aku bersama orang ini, dilihat kembali dia memang terlihat tidak seperti orang China. Ada darah Negara Lain yang mengalir di tubuhnya. Hanya saja.. Siapa dia sebenarnya? Mengapa aku merasa orang ini jadi terus mengikutiku? Apakah ini hanya perasaanku saja? '. Batin Silvia.

Silvia yang duduk di kursi samping kasur Daniel mulai merasakan pening kembali, rasa lelah dan Kepala yang begitu berat tiba-tiba saja menyerang Silvia. Ia yang mulai kehilangan kesadaran sedikit demi sedikit memegang kepalanya.

”Jangan sekarang.. Aku masih belum boleh pingsan, setidaknya sampai aku benar-benar tahu orang ini bangun dan melewati masa kritisnya.. ”. Gumam Silvia.

Namun keadaan tidak sesuai keinginan, lambat laun seiring waktu berjalan Silvia semakin lama semakin kekurangan kesadarannya dan berakhir pingsan bersandar di atas kasur di samping Daniel.

Kesadaran Silvia yang hilang tidak ada seorangpun yang tahu hingga 2 jam lamanya, dengan kondisi yang memburuk Silvia masih terus berada di sisi pria yang menyelamatkan nyawa tidak hanya dirinya namun juga janin yang ada dalam kandungannya.

Perlahan namun pasti Daniel yang masih pingsan terbangun dari pingsannya dan keluar dari masa kritis. Bagi sebagian orang mungkin butuh Berjam-jam untuk pulih dari luka dalam, namun berbeda dengan Daniel, entah metode apa yang Dokter gunakan padanya, seolah itu hal biasa baginya.

Ia yang mulai bisa membuka kelopak mata mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Selain Itu ada yang aneh dengan tangannya, Daniel merasa tangannya sedang memegang seseorang. Begitu ia menoleh ke arah samping ranjang, sedikit terkejut melihat Silvia sedang tidur di samping dirinya.

”Silvia.. ”. Gumam Daniel, tangannya menyentuh wajah Silvia yang seakan sedang tertidur membuatnya kaget begitu merasakan suhu tubuh Silvia sangat tinggi.

”Ceroboh.. Mengapa kau selalu memaksakan diri? Sudah tahu tidak kuat kau masih mau menemaniku?”. Katanya pada wanita yang sedang memejamkan mata. Segera Daniel menyentuh bell untuk memanggil suster jaga datang.

Tidak berselang lama 3 suster terbaik datang memasuki ruang rawat dan melihat kemurkaan Daniel.

”Apakah kalian buta! Ada wanita pingsan di sampingku dan kalian diam saja!” Sentak Daniel. ”Cepat rawat dia dan biarkan dia satu ruangan denganku!”. Perintah Daniel pada ke tiga suster yang datang.