Chapter 265 - 265. Terluka Demi Melindungiku.. (1/2)

15 menit berlalu setelah kepergian dari Cafe, hingga mobil sampai di sebuah bagunan yang mirip Rumah Sakit namun terlihat lebih privasi. Mungkin saja itu Rumah Sakit khusus yang didirikan oleh Orang-orang tertentu. Setelah mobil memasuki halaman rumah sakit yang privasi, mobil berhenti tepat di depan pintu.

Tidak lama kemudian, 3 suster dengan 1 Dokter keluar membawa ranjang dan kedua bawahan Daniel memindahkan Daniel ke kasur dan Suster membawanya ke ruang ICU.

Sejauh suster membawa Daniel masuk kedalam rumah sakit dan menuju ruang ICU Silvia terus mengikuti dengan langkah gemetar. Ia sangat takut jika nyawa orang yang menolongnya tiada begitu saja.

”Kamu harus selamat Tuan Daniel.. ” kata Silvia, tangannya menggenggam erat tangan Daniel yang dingin.

Setibanya di depan ruang ICU,pintunya terbuka dan Daniel dibawa kedalam oleh Suster. Ketika Silvia ingin mengikuti namun ditahan oleh Suster. ”Mohon tunggu diluar, secepatnya kami pasti akan melakukan hal yang terbaik untuk pasien”. Kata Suster sebelum akhirnya pintu ruang ICU tertutup.

Do luar pintu ICU, terdapat bangku memanjang dan Silvia memilih duduk sementara sambil menunggu hasil pemeriksaan. Dua bawahan Daniel yang tadi ikut dalam membawa Daniel ke rumah sakit menghampiri Silvia.

”Bagaimana keadaan Tuan kami Nons?”. Tanya salah satu dari kedua bawahan atau bisa dibilang tangan kanan Daniel.

”Uhm, belum ada jawaban pasti. Kita hanya bisa menunggu sampai Dokter yang menanganinya keluar” jawab Silvia dengan wajah tertunduk.

”Jangan khawatir Nona, Tuan kami sangat kuat dan memiliki daya hidup tinggi, apalagi menolong Nona juga sama pentingnya dalam hidup Tuan”.

”Ya.. Aku harap juga begitu”. Balas Silvia.

Tangan Silvia masih saja gemetar memikirkan semua hall yang akan terjadi pada Daniel. Pakaiannya yang kotor karena darah membuatnya semakin takut. Bayangan masa lalu terulang kembali, masa dimana ia melihat lautan darah dengan mayat yang menumpuk.

***

Satu jam telah berlalu Silvia dan kedua bawahan Ludius duduk tanpa bersuara menunggu di bangku yang memanjang di depan ruang ICU, namun belum ada tanda-tanda Dokter akan keluar.

”Ini sudah 1 jam lamanya, tapi kenapa Dokter belum keluar juga? Apakah ada sesuatu yang terjadi? Jika diingat kembali ke 3 peluru mengenai seluruh punggung Daniel. Apakah tidak ada kepastian?”. Gumam Silvia,

Dengan sabar meski Silvia merasakan lelah, pusing bahkan ia hampir pingsan karena tubuhnya sendiri telah mencapai batasnya. Apalagi karena hamil muda membuat Silvia mudah lelah lelah.

Setelah beberapa saat Silvia menunggu di ruang ICU, karena menunggu lama bersandar di dinding. Tidak berselang lama Silvia yang tadinya ingin memejamkan mata karena lelah terperanjat ketika melihat pintu ICU terbuka. Segera Silvia melangkah cepat menghampiri Dokter dan suster yang baru saja keluar.

”Dokter bagaimana keadaan Tuan Daniel?”. Tanya Silvia cemas.

”Nona tak perlu khawatir, operasi pengangkatan peluru berhasil dengan baik. Kondisi pasien saat ini sudah jauh lebih baik meski sekarang belum melewati masa Kritis”. Jelas Dokter,

”Sampai kapan Tuan Daniel harus melewati masa kritisnya Dok?” tanya Silvia cemas.