Chapter 264 - 264. Terjebak pertarungan (2/2)

Silvia yang masih berlari menjauh dari dari Han dan pengawalnya bingung melihat Daniel berlari mendekatinya. Begitu Daniel sampai di depan Silvia, dengan cepat ia mendekap Silvia dan membawanya menyingkir dari sana namun belum sempat Daniel pergi dari tempatnya peluru terlepas.

BANG BANG BANG

SRASSSH

Ketiga peluru yang seharusnya mengenai Silvia kini bersarang di tubuh Daniel. ”Kau tidak apa-apa Silvia?”. Tanya Daniel yang sudah setengah sadar dengan menahan luka yang cukup dalam.

Dengan cekatan, Kedua anak buah Daniel langsung menyerang balik begitu melihat Tuan mereka terluka parah.

BANG BANG BANG

Kedua anak buah tersebut mengambil alih tugas Daniel dan menyerang balik musuh hingga tersisa Pemimpin mereka.

Keahlian dari bawahan Daniel memang tidak bisa dianggap remeh, terlihat begitu mahir, cekatan, lihai dan bisa saja mereka berdua masuk dalam kategori penembak jitu. Karena ke 4 pengawal Han mati seketika dengan sekali serangan mereka.

Setelah pengawal Han tumbang, salah satu dari bawahan Daniel menangkap Han dan yang lainnya menghampiri Daniel yang sudah tergeletak bersimbah darah di atas pangkuan Silvia.

”Tuan Daniel.. Jangan tidur, aku mohon bangunlah!! Nggak.. Kamu nggak boleh tidur Daniel!!”. Sentak Silvia. Ia menepuk-nepuk pipi Daniel.

”Silvia.. ” panggil Daniel, ia yang melihat Silvia baik-baik saja tersenyum simpul. ”Aku tidak akan tidur. Aghh.. ” rintihnya, terlihat wajah Daniel yang penuh dengan keringat akibat menahan luka dalam peluru yang bersarang di tubuhnya.

'Ya Tuhan.. Jangan lakukan hal yang sama untuk yang kesekian kalinya, sudah cukup aku melihat orang-orang yang terluka akibat mempertaruhkan nyawanya demi diriku'. Batin Silvia, tanpa sadar ia menangis dan meneteskan air mata hingga jatuh tepat di atas wajah Daniel.

”Jangan menangis, aku pasti akan baik-baik saja.. ”. Kata Daniel dengan suara parau.

Kesadaran Daniel mulai menurun sedikit demi sedikit. Lalu tak berselang lama bawahan Daniel menghampirinya.

”Kelihatannya Tuan terluka parah. Nona Silvia, biar saya yang membawa Tuan! Tuan terluka parah dan harus segera di rawat di rumah sakit”. Kata bawahan Daniel.

”Ya.. Izinkan aku ikut untuk merawat lukanya!”.

”Tapi Nona.. Tuan tidak suka jika ada orang lain yang mengetahui keadaannya yang sebenarnya ”. Tolak bawahan Daniel, mungkin sesuai kebiasaan Tuannya. Daniel memang pria yang tidak senang jika ada orang lain mengetahui keadaan terlemahnya.

”Tidak ada tapi-tapian! Kalian harus bawa aku atau aku akan mengikuti kalian sendiri dari belakang!”. Ancam Silvia.

”Baiklah Nona, kau boleh ikut kami mengantar Tuan”.

Setelah perdebatan panjang, bawahan Daniel mengizinkan Silvia untuk ikut mengantar Daniel ke rumah sakit. Dengan dipapah bawahan serta Silvia, Daniel di bawa keluar dari zona Cafe menuju mobil yang diparkirkan.

Daniel yang sudah hilang kesadaran di bantu masuk kedalam mobil, keadaanya yang mengkhawatirkan membuat Silvia gemetar melihat begitu banyak darah yang membasahi kemeja Daniel dan pakaiannya.

”Daniel.. Tuan Daniel, anda harus bangun!! ” silvia yang sudah didalam mobil mulai menepuk-nepuk kembali wajah Daniel agar jangan sampai pingsan.

'Jangan sekarang Tuhan.. Aku tidak ingin ada orang yang tiada karenaku'. batin Silvia terluka.

Ingatan akan genangan darah saat pertarungan melawan Neri muncul begitu saja, membuat tubuhnya semakin gemetar, serta gambaran mayat terus bermunculan