Chapter 205 - 205. Tidak akan Melepaskanmu bag 3 (1/2)
Begitu pula dengan Ludius, dadanya yang semula bergemuruh, otot-ototnya yang menegang seketika melemas. Ia perlahan melepas miliknya dari dinding dalam vagina istrinya yang mengapit kuat miliknya. Setelah terlepas ia beranjak dari atas tubuh istrinya dan berbaring dengan posisi menyamping melihat istrinya yang nampak kelelahan dengan peluh membasahi keningnya. Dengan lembut Ludius mengecup kening istrinya lalu mengusap keringat di kening istrinya dengan jemarinya yang kekar.
Teringat akan buah hati mereka, Silvia menggapai tangan Ludius dan mengusap lembut perutnya. ”Suamiku... Buah hati kita pasti senang melihat kita yang sedang bersama seperti ini.. ”. Katanya dengan senyum mengembang.
”Baby.. Baik-baik kamu di rahim Mamamu ya, jangan nakal dan usil agar Mamamu tidak merasa kesusahan. Aku akan sebisa mungkin menjaga, dan merawat kalian berdua hingga kamu lahir kedunia ini”. Perkataan bijak Ludius membuat Silvia merasa tenang dan semakin yakin akan hubungan pernikahan mereka.
”Ekhem.. Bukannya yang usil itu kamu yah.. ”. Sindir Silvia dengan melirik manja kearah Ludius.
”Iya.. Iya.. Aku yang usil, apa kamu puas Sayang?”. Timpal Ludius.
”...” Hanya diam dan memanyunkan bibir merahnya.
”Baiklah, istirahatlah sayang. Kamu tadi hanya pura-pura tidurkan.. ” Ludius ia masih memandang nakal istrinya. Ia membelai rambut dan merapikannya yang terlihat berantakan.
”Hng... Sok tahu!”.. Ujar Silvia mengalihkan pandangannya,
”Tentu saja aku tahu, istriku memang tidak ingin membuat suaminya khawatir. Dia bahkan pura-pura tidur meski tidak bisa memejamkan matanya. Aku tahu sekarang kamu sedang kelelahan, jadi tidurlah Sayang.. Aku akan segera memesan makan siang kemari”. Ludius lantas beranjak dari tidurnya, tangannya menggapai handuk kimono yang tergeletak di meja samping ranjang. Dengan selimut yang hanya menutupi tubuh bagian bawah Ludius membuat bagian atas tubuhnya terlihat jelas.
Diam-diam Silvia mengalihkan pandangannya, untuk kesekian kalinya 'Arrrghh… Mengapa aku tidak pernah merasa bosan melihat keindahan tubuh dari suamiku, dada yang bidang, sorot matanya yang tajam hidungnya yang mancung serta aura kepemimpinannya yang kuat. Dia terlalu sempurna untuk di puja', Batin Silvia, ia tidak bisa melepas pandangannya dari nikmat dunia yang memanjakan matanya. Begitu sempurna…
”Kamu kenapa Sayang..?”. Tanya Ludius yang sedang memakai kimono tanpa beranjak dari Duduknya. Ia yang menyadari tubuhnya di perhatikan oleh istrinya tersenyum tipis. ”Aku tahu tubuhku memang enak di pandang dan wajahku memiliki ketampanan yang tiada tara, tapi melihat Istriku sangat mengagumiku aku sungguh tersanjung”.
Baru beberapa menit mereka bermain 1 babak, namun Silvia sudah dibuat merona oleh kata-kata Ludius. ”Narsis !! Muka tebal !!”. Silvia menarik kembali selimut hingga menutupi seluruh tubuh dan wajahnya seolah sedang menyembunyikan sisi dirinya yang memalukan.
Merasa gerah karena telah melakukan hubungan intim, Ludius beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. ”Sayang.. Aku akan mandi terlebih dahulu ”. Kata Ludius memberitahu.
”Kalau mau mandi, ya mandi saja. Mengapa kau mengatakannya padaku”. Balas Silvia dengan nada nyaring yang masih bersembunyi di dalam selimut hingga suara terdengar berat,
Ludius yang mendengar itu hanya terkekeh sebelum akhirnya masuk kedalam kamar mandi. Di kamar mandi selepas melakukan hubungan intim efek dari operasi kecil di punggungnya tiba-tiba terasa perih dan menyayat.
”Isssh.. Ternyata lukanya cukup dalam juga, benar-benar merepotkan mendapat luka disaat seperti ini”.
Ludius melepas kimononya dan menyampirkannya serta memutar kran sower. Air sejuk mengguyur dari atas membasahi seluruh tubuh atletis Ludius, tidak terkecuali lukanya yang masih baru.