Chapter 199 - 199. Jurus Jitu penakluk Wanita bag 2 (1/2)

Jurus kedua : Memuji si wanita dengan tidak berlebihan karena itu akan meninggalkan kesan baik di mata si wanita.

”Terima kasih sudah menemani Silvia sampai kami kembali, adanya kamu disisi Silvia akan membuatnya merasa lebih baik. Apalagi dengan kondisinya saat ini Silvia pasti butuh teman untuk diajaknya berbicara”.

”Ehm.. Sama-sama, hal ini karena Kakakku memang teman dekatnya Mbak Silvia”. Balas Nadia masih acuh.

Udah gitu aja..?

Wangchu kira Nadia akan membalas perkataannya dengan perasaan terharu dan antusias. Tapi.. Kembali lagi dia adalah Putri Nadia Felicia Hadiningrat dari Keraton Hadiningrat,

Sepertinya Jurus kedua GAGAL,

Wanita yang cukup UNIK dan sulit untuk di taklukkan, membuat Naluri Liar Wangchu semakin membara.

”Hari ini aku free, bagaimana kalau aku traktir kamu makan? Anggap saja ini ungkapan terima kasih orang yang seharusnya menjaga Istri dari Boss”. Katanya beralasan.

”Maaf, tapi siang nanti aku ada kelas”. Jawab Nadia masih acuh.

”Sayang sekali, padahal aku kemarin baru saja bertemu Tuan Cakra dan dia memintaku secara KHUSUS untuk mengawasimu Putri Nadia Felicia Hadiningrat”.

Nadia menoleh ke arah Wangchu dengan mendelikkan matanya, ”Apa yang Kakakku katakan padamu? Bagaimana kamu bisa kenal Kak Cakra?”.

”Aku.. Bagaimana bisa kenal?”. Tanyanya balik. ”Apa kau tidak tahu bahwa aku adalah utusan dari Perusahaan Tangshi Grup untuk mewakili Ludius dalam acara Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan Hadiningrat?”.

”Oh.. Jadi kau orangnya yang mewakili suami dari Mbak Silvia. Pantas… ”. Kata Nadia memggantung.

”Pantas apa?”.

'Pantas Mas Cakra uring-uringan. Orang yang dateng juga tangan kanannya bukan suaminya, coba kalau Ludius. Sudah kena hajar kayaknya sama Kak Cakra'. Batin Nadia.

”Ah tidak,, bukan apa-apa”. Nadia beranjak dari duduknya. ”Baiklah, karena kau adalah orang yang diminta Kak Cakra untuk mengawasiku. Kita akan makan siang bersama, anggap ini sebagai ucapan terima kasih”.

”Dengan senang hati”. Jawab Wangchu dengan senyum penuh kemenangan. Dengan semangat Wangchu menemani Nadia keluar dari ruang tamu.

Silvia yang baru saja membaringkan Azell di kamar keluar untuk melihat Nadia yang sendirian di ruang tamu, tapi sepertinya hal menarik akan terjadi.

”Nadia Wangchu, kalian mau kemana?”.

Mendengar nama mereka di panggil, mereka menoleh bersamaan. ”Mbak Nadia, katanya si Wangchu mau mentraktirku makan siang. Jadi Mbak Nadia tidak perlu repot buatin kita makan. Mbak istirahat saja”.