Chapter 189 - 189. Isi Hati Shashuang (2/2)

Karena Julian lelah meladeni mereka, tangan kanannya yang masih memegang pistol dengan ringannya ia mengarahkannya pada pria yang ada didepannya .

BANG..!

Seketika musuh tumbang, Julian meneruskan langkahnya mencari Shashuang. Samar-samar terdengar suara isakan tangis seorang wanita dari balik pintu yang terdapat di ruangan paling ujung.

”Suara ini..!”.

Julian mempercepat langkahnya dan tanpa pikir panjang ia mendobrak pintunya hingga terbuka.

BAAM..!!

Pintu akhirnya terbuka. Di ujung pintu Julian melihat Shashuang tengah terisak di atas ranjang dengan keadaan pakaian terkoyak dan rambut berantakan.

Julian yang melihat tidak bisa berkata-kata, wanita yang sebelumnya ia olok dengan sesuka hatinya kini benar-benar dalam keadaan memperihatinkan.

”Maaf.. Aku terlambat”.

Perkataan Julian seakan tersekat hingga ia tidak mampu berkata-kata. Perlahan ia mendekati Shashuang yang sedang menekuk kedua kakinya dan membungkuk menutupi wajahnya yang mungkin sudah bengkak karena tangisnya.

”Berhenti! Jangan melangkah lebih dari ini”. Katanya parau.

Meski sudah mendapat peringatan dari Shashuang Julian tetap meneruskan langkahnya. Ia melepas jas yang ia pakai dan menutupi tubuh Shashuang yang sudah setengah terbuka.

”Untuk apa kau kemari, Apakah untuk menertawakanku kembali?. PERGI..!”. Usir Shashuang.

”Sudah kukatakan, AKU MINTA MAAF!. Dan aku tidak akan pernah mencabut perkataanku sekalipun itu tentang AKU YANG INGIN MENIKAHIMU”.

Hari ini dan saat ini juga Julian melihat 2 sisi hati wanita yang baru ia temui. Melihat sisi Shashuang yang lain

Antara angkuh karena mempertahankan harga diri sebagai wanita atau Ibu dari satu anak tanpa Ayah.

Atau wanita rapuh yang tengah terisak dalam hening kesendirian menjauh dari semua orang diluar sana yang mungkin sedang tertawa.

Julian begitu saja merengkuh Shashuang dari belakang, ia tidak tahan melihat wanita angkuh tiba-tiba menangis tepat didepan matanya.

Inikah sisi rapuh seorang wanita?

Pertanyaan sederhana yang mewakili setiap pria yang tidak mengerti betapa rapuhnya di balik angkuh dan kuatnya wanita.

”LEPAS..!”. Teriak Shashuang, dengan tangannya yang lemah ia mencoba melepas rengkuhan Julian yang begitu kuat. Ia mengangkat kepalanya namun masih mengabaikan Julian.

”Tidak akan aku lepaskan sampai kamu merasa tenang dan memaafkanku”. Balas Julian, ”Entah ini dapat menenangkanmu atau tidak, tapi aku harap kamu mengerti bahwa aku menyesal”.

”Aku tak PEDULI! Sudah kukatakan, PERGI DARI SINI! Apakah kau mengerti apa yang aku rasakan? Semudah itu kau menghujat dan mencemoohku bahkan didepan pria yang menjadi Ayah anakku. Lalu apa lagi maumu hah?”.

”Aku hanya ingin kau memaafkanku”.

”Aku sudah memaafkanmu. Pergi dari sini!”.

Shashuang masih belum melupakan kejadian penghinaan yang ia rasakan.

”Kalau begitu ikut aku kembali, aku pasti akan menikahimu dan membahagiakanmu”.

Perkataan sederhana Julian sesaat menenangkan hati Shashuang, ia tidak menyangka akan mendengar perkataan ini dari orang asing.

Menikahi dan membahagiakanku yah..

Sudah berapa lama aku menunggu kata-kata ini dari mulutnya, tapi kini aku justru mendengar dari pria lain..

Hah… Indahnya jika memang ini bisa menjadi kenyataan...