Chapter 185 - 185. Penjaga Arogan, memancing amarah Ludius bag 2 (1/2)
Ludius terdiam beberapa saat, mendengar penghinaan dan tawa si penjaga Villa membuatnya geram. ”Kau berani menghinaku!! Apa kau pikir kau memiliki kualifikasi untuk itu!”. Perkataan tenang penuh penekanan dengan sorot mata Ludius yang dingin seolah membekukan semua yang berada disampingnya.
Tidak terkecuali pria penjaga Villa yang barusan mengolok Ludius, ia berdiri terbujur kaku menerima tatapan dingin Ludius. Aura membunuh yang begitu kuat membuatnya seakan kecil di hadapannya.
Ke10 orang yang datang dengan senjata ditangan merekapun ikut gentar mendengar sepatah kata dari Ludius. Mereka yang mengarahkan senjata pada Ludius diam-diam gemetar. Nyali mereka menciut meski Ludius belum melakukan perlawanan apapun.
”Dari caramu berbicara kau bukanlah orang biasa. Siapa kau sebenarnya?”. Si penjaga Villa melempar pertanyaan dengan lantang untuk menutupi dirinya yang sempat gentar.
”Sudah ku katakan, kau tidak memiliki kualifikasi untuk melawan atau mengetahui siapa aku!”.
Ludius melangkah mundur mensejajarkan dirinya dengan Julian. ”Dengarkan baik-baik! Aku akan membukakan jalan untukmu masuk ke dalam Villa. Disana sudah ada beberapa anak buahku yang menyusup dari segala arah untuk membantumu di saat kau terdesak. Tapi sebelum itu kau pastikan saja Shashuang baik-baik saja. Ingat!! Jangan buat pergerakan yang membuat musuh memilih untuk serius melawanmu atau kau akan MATI..!!!”. Bisik Ludius, ia menjelaskan rencana untuk bisa melepaskan diri dari lingkaran musuh.
”Baik, aku akan ingat kata-katamu. Aku harap kau menjaga diri dengan baik dan jangan sampai terluka!!”. Balas Julian dengan sunguh-sungguh.
Ludius langsung mengalihkan perhatian, ia merasa aneh mendengar itu daru mulut Julian. ”Berhentilah mengatakan hal yang ambigu seperti itu, kau pikir kau Silvia yang sedang mengkhawatirkan keselamatanku?”.
Perkataan ambigu Julian seketika membuat Ludius merinding, entah apa yang ada dalam fikirannya saat ini jika hal ini terus berlanjut.
”Julian dengar..! Dalam hitungan ke 3 aku akan membuka jalan untukmu, pada saat itu kau masuklah kedalam Villa!”.
”Baik, aku mengerti!”.
Para pria bersenjata masih diam mengepung Ludius dan Julian, namun isyarat tanpa suara dari penjaga Villa menyiratkan untuk segera menghabisi Ludius.
Ludius yang telah lama terjun dalam dunia hitam mengerti dengan jelas niat dari penjaga Villa. Ia dan Julian saling membelakangi masing-masing bersiap-siap untuk menyerang dan kabur.
Perlahan Ludius mengangkat pistolnya, ia memperhatikan gerak gerik musuh yang mengepung sambil mengambil ancang-ancang untuk menyerang.
3.. 2.. 1..
”Sekarang..!”.
Bang.. Bang.. Bang..
Ludius berbalik arah untuk mengecoh lawan dan menembak satu persatu orang yang mengepung di bagian depan pintu Villa.
Melihat Ludius telah membuka celah secepatnya Julian berlari keluar dari lingkaran pengepungan. Ia yang melihat ada beberapa peluru mengarah ke arah Ludius seketika melepas tembakan.
Bang.. Bang..
”Ludius awas dibelakangmu!”. Teriak Julian memperingati.
”Pergi! Jangan pedulikan aku bocah!”. Balas Ludius.
Ludius berbalik arah ke semula, melihat ada peluru mengarah kearahnya ia melompat ke samping dengan setengah menunduk untuk menghindari peluru dan segera membalas tembakan untuk melumpuhkan mereka.
Bang.. Bang.. Bang..