Chapter 184 - 184. Penjaga Arogan, Memancing Amarah Ludius (1/2)
Memikirkannya saja sudah membuat Ludius geleng-geleng kepala, langkah dan jalan yang Azell ambil selalu 1 langkah didepannya.
Harus di akui Azell memang menuruni gen dari Kakek Lu yang seorang Ilmuwan, bahkan tidak menuntut kemungkinan Azell akan melebihi semua pendahulu keluarga Lu di masa depan.
Setelah pembicaraan sesaat, Ludius membawa Julian dan yang lain memasuki mobil masing-masing untuk mengikuti kemana Shashuang dibawa pergi.
Ludius yang membawa Julian dalam mobilnya mulai membuat rencana, ia mengambil ponsel untuk melihat petunjuk dari alat pelacak dan penyadap suara yang di sambungkan secara langsung dengan ponselnya.
Dalam keadaan menyetir Ludius melihat pergerakan Shashuang. Terlihat di GPS bahwa jarak mereka tidak terlalu jauh, namun setelah beberapa saat alat pelacak tidak menunjukkan pergerakan dari Shashuang, kemungkinan Shashuang telah sampai di suatu tempat.
”Mereka sepertinya menempatkan Shashuang di suatu tempat, alat pelacak sudah tidak menunjukkan pergerakan apapun”. Kata Ludius menjelaskan
”Jika di telusuri lebih lanjut GPS menunjukkan sebuah Villa tanpa Pemilik. Dengan melakukan hal ini, sebenarnya apa tujuan mereka?”. Julian selalu merasa Ludius orangnya terlalu rumit, bahkan dirinya masih belum mengerti jalan dari Ludius.
”Entahlah! Tempo hari Shashuang juga di culik oleh mantan ketua dari Organisasi yang ku lumpuhkan. Hanya saja aku masih memikirkan siapa sebenarnya dalang di balik permainan ini. Aku sudah menyelidiki bahwa itu bukan dari Black Emperor karena terakhir kali aku sudah memperingatkan Rossman Nero”.
”Lalu.. Apa kau sedang menyinggung orang lain akhir-akhir ini? Mengapa mereka mengincar mantan wanitamu?”. Tanya Julian terang-terangan.
Sontak Ludius kaget dan membuat oleng kemudi hingga membuat mobil hampir menabrak tiang pembatas.
Ssst…
Ludius secepatnya mengerem mobil untuk menghindari kecelakaan. ”Hei Julian, apa kau tidak bisa menjaga ucapanmu!. Ingatlah! Kau mengatakan akan menikahinya didepan semua orang. Jangan menyangkutkan dia dengan kata mantan”.
Meski Ludius merasa risih akan perkataan Julian, tapi untuk saat ini ia abaikan. Ludius melanjutkan membawa mobilnya hingga sampai di Villa yang di tunjukkan GPS.
Jarak beberapa ratus meter mobil Ludius beserta anggota berhenti. Ia dengan singkat menjelaskan rencana penyerangan pada anak buahnya dan agar secepatnya bersiap di tempat masing-masing.
Rencana kali ini adalah beberapa anggota di tempatkan memutari Villa untuk mencari petunjuk yang mungkin tersebar. Sedangkan Ludius beserta Julian memasuki Villa dari depan untuk menerima sambutan dari musuh.
[ ”Kalian sudah siap di tempat masing-masing?”.] Tanya Ludius yang menggunakan earphone sebagai alat komunikasi.
[ ”Tuan.. Kami sudah siap di tempat masing-masing”.]
Ludius yang masih di dalam mobil mengambil 2 pistol revolver berkaliber tinggi dan memberikan salah satunya pada Julian.