Chapter 181 - 181. Amarah Julian (2/2)

”Berhentilah basa basi, Katakan yang sebenarnya!”. Hentak Julian, ia kebawa emosi hingga lupa bahwa masih ada anak kecil yang ada di meja makan.

Nadia yang melihat Julian mulai terpancing emosi mencoba mengingatkan, ”Julian, tenanglah..! Disini masih ada anak kecil yang seharusnya tidak mendengar pertengkaran seperti ini! Diam dan biarkan Mbak Silvia menjelaskannya”.

Suasana menjadi kisruh, Ludius yang sedari tadi memilih diam akhirnya angkat bicara. Ia tidak ingin membuat Julian semakin salah paham hubungannya dengan Silvia.

”Bibi Yun…”. Panggil Ludius.

Segera Bibi Yun datang dan menghampiri Ludius. ”Ada apa Tuan memanggil Bibi?”. Tanya Bi Yun,

”Bi, temani Azell jalan-jalan dan jangan lupa bawa beberapa pengawal”. Perintah ludius.

”Baik Tuan, saya mengerti”. Bibi Yun melangkah kearah Azell. Ia setengah berjongkok untuk membujuk Azell agar mau pergi bersamanya. ”Tuan Muda Azell, mari Bibi temani Tuan Muda Azell jalan-jalan”. Bujuk Bibi Yun.

Azell yang sejatinya memiliki kecerdasan di atas rata-rata mengerti apa yang sedang di bicarakan dan di rencanakan para orang dewasa. Tapi demi memberi Ludius ruang untuk berbicara dengan Julian, Azell mengiyakan bujukan Bibi Yun.

Sebenarnya Azell memiliki suatu hal tersembunyi yang tidak diketahui orang dewasa, diam-diam Azell menaruh alat penyadap suara yang berbentuk manik-manik kecil yang ia hadiahkam sebagai anting-anting untuk Shashuang.

Semenjak Shashuang mengalami penculikan, Azell menjadi super protektif kepada Shashuang yang pada dasarnya memiliki sifat sembrono. Dan menaruh penyadap suara adalah sebagian dari rencananya.

”Baiklah Bi, Ayo.. Antar aku membeli sesuatu”. Azell menggandeng tangan Bibi Yun turun dari kursi. ”Mama.. Azell pergi jalan-jalan dulu”. Ujar Azell sambil melambaikan tangan sebelum akhirnya pergi.

”Waktunya untuk mendengar apa yang mereka bicarakan!!”. Gumam Azell.

***

Setelah kepergian Azell Ludius akhirnya angkat bicara, ia mulai serius dengan apa yang dikatakannya. ”Julian, aku akan menjelaskannya Kau boleh menilaiku sesuka hatimu setelah mendengar semua penjelasanku”.

”Katakan! Jangan membuat kesabaranku habis Ludius”.

”Baiklah, wanita yang ada di sampingmu adalah Shashuang, dia adalah wanita masa laluku. Karena kasalahanku, akhirnya dia memiliki seorang putra bernama Azell, dia adalah anak laki-laki yang kau lihat barusan”.

Mendengar penjelasan Ludius barusan, Julian benar-benar marah dan kehilangan kontrol. Ia beranjak dari kursinya dan menghampiri Ludius.

”Kurang ajar kau Ludius. Berani sekali kau menyakiti adikku!”. Julian menarik kerah hem Ludius dan memberinya pukulan di bagian wajah hingga memar.

Buack!!

Darah segar keluar dari sudut wajah Ludius. Ia terdiam menerima pukulan keras dari Julian, karena hal ini pasti amat menyakitkan bagi Ibu Yuliana bila mendengarnya.

”Kak Julian berhenti!”. Cegah Silvia,

Namun Ludius memberi isyarat dengan tangannya agar Silvia diam dan tidak membelanya. ”Pukul dan hajar aku sesukamu Julian, aku memang pantas mendapatkannya karena telah menyalahi kepercayaan Ibu Yuliana”.

”Kau mengerti akan hal ini, tapi mengapa kau masih saja melakukannya? Apa kau tahu bagaimana Silvia menghadapinya di belakangmu!!”. Teriak Julian.