Chapter 180 - 180. Sarapan Pagi, (1/2)
Azell berlari kecil menyusuri ruang makan sebelum sampai ke dapur. Ia mendekati Ludius yang baru saja selesai memasak.
”Papa, Azell datang untuk menemui Papa”. Panggil Azell yang sudah berada di belakang Ludius.
Ludius menoleh ke belakang, ia meletakkan bekas penggorengan ke wastafel. Satu piring besar nasi goreng telah matang, cukup untuk beberapa porsi orang.
”Azell kau kemari dengan Mamamu?”.
”Iya Pa, ohya.. Papa keren sekali memakai celemek. Sudah seperti koki profesional loh Pah”.
Perkataan yang simpel, namun terdengar seperti ledekan yang menohok membuat Ludius merasa bahwa harga dirinya telah turun dimata putranya.. Ludius hanya bisa tersenyum kecut, ia mengangkat Azell dalam gendongannya.
”Bibi Yun..”. Panggil Ludius.
Dengan segera Bibi Yun datang mendengar panggilan Ludius. ”Ada apa Tuan memanggil saya?”. Tanya Bi Yun.
”Bi.. Tolong bawa nasi gorengnya ke ruang makan. Siapkan makanan lain untuk pendamping dan juga dessert untuk Azell”.
”Baik Tuan”
”Azell ingin makan dessert apa?. Papa punya pudding mangga kesukaan. Azell mau?”.
”Boleh, Azell suka pudding..”. Katanya girang..
”Azell, kau panggil Bibi Silvia dan Mamamu. Kita sarapan bersama, nanti Papa menyusul”.
”Baik Pa”.
Ludius menurunkan Azell yang terus berlari kembali ke ruang tamu.
Sebenarnya Ludius selalu merasa tidak nyaman jika Shashuang datang ke Mansion ini meski dengan alasan mengantar Azell. Ia selalu merasa ini tidak adil untuk keduanya,
”Aku harus secepatnya mencari pasangan untuk Shashuang, dia tidak bisa terus begini”. Ludius melepas celemeknya dan menaruh kembali ke lemari.
Ludius keluar dari dapur untuk menemui kedua wanita yang sepertinya sedang dalam keadaan perang dingin, apalagi mood Silvia akhir-akhir ini sedang tidak stabil.
”Sayang, sarapannya sudah siap”. Panggil Ludius dari ruang makan. Ia diam-diam mengintip kedua wanita yang sedang berdebat tentang dirinya.
Sedikit merasa bangga menjadi rebutan dua wanita, apalagi mendengar perkataan Silvia yang mengisyaratkan : Tidak ingin melepasnya meski Shashuang melakukan trik apapun. Meski hanya hal sepele, ia tetap tersenyum menang. Seakan tengah mendapatkan jacpot.
”Istriku sudah mulai menakutkan, dia bahkan secara terang-terangan berani memperingatkan Shashuang. Entah apalagi yang akan terjadi jika dia mengetahui hal lebih jauh lagi. Wanita memang mahluk paling menyeramkan jika sudah terpancing amarah”. Gumam Ludius. Ia duduk di bagian kanan meja makan yang menanjang sambil menanti yang lain.
”Suamiku, kamu udahan masak nasi gorengnya?”. Tanya Silvia yang masuk ke ruang makan bersama Azell dan Shashuang.
”Papa.. Aku mau nasi goreng buatan Papa”. Kata Azell berlari kearah Ludius dan menatap dengan manja.