Chapter 149 - 149. Kehangatan sebuah keluarga (1/2)

Dari luar ruang kerja Bibi Yun datang menghadap. ”Permisi Tuan Lu, Tuan Muda Azell datang berkunjung dan menunggu anda di ruang tamu”.

”Panggil Silvia untuk menemaninya sebentar, aku akan segera turun kebawah. Bi.. Jangan lupa siapkan sarapan, Aku ingin Azell lebih dekat dan mengenal baik dengan Silvia”.

”Baik Tuan, Keputusan yang Tuan ambil sudah benar. Memberikan kasih sayang lewat Nyonya Silvia akan membangun kepercayaan Tuan Muda Azell pada Nyonya. Dan tidak menuntut kemungkinan, Tuan Muda Azell suatu saat akan menerima Nyonya Silvia dengan baik. Saya permisi!”.

”Terima kasih Bi atas sarannya, Yang dikatakan Bibi Yun ada benarnya. Aku harus memberi ruang pada Azell dan Silvia untuk bersama agar mereka mengenal satu sama lain”.

Ludius menatap Laptop dan mengecek kembali semua data Perusahaan yang beberapa kali dia abaikan. Dalam waktu dekat, Perusahaan Jiang yang Ludius beli akan di serah terima pada Kakak Lian. Secara otomatis Perusahaan Tangshi Grup akan sepenuhnya kembali menjadi urusannya.

”Sudah lama aku tidak bertemu Kakak Lian, aku harus membicarakan beberapa hal dengannya. Terutama masalah dalam kantor yang selama ini aku tinggalkan. Semoga kinerja Kakak tidak mengecewakan!”. Ludius berinisiatif menelpon Kak Lian untuk mengajaknya bertemu.

[”Ludius.. Sudah selama ini, mengapa kamu baru mengabariku?. Apa ada hal yang ingin dibicarakan?”.]

[ ”Iya.. Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dengan Kakak. Sudah lama aku tidak mengecek keadaan Perusahaan, mungkin sore nanti aku akan ke kantor untuk menemui Kakak”.]

[”Baiklah.. Aku tunggu. Beberapa hari ini Perusahaan sedang menjalin kerjasama dengan Perusahaan Huangshi Grup. Dan yang mengejutkan, sekarang Huangshi Grup secara resmi di Pimpin oleh Li thian”.]

[ ”Benarkah? Sudah lama tidak mendengar kabar Li thian, dia sudah melangkah jauh. Sampai disini dulu pembicaraan kita kak. Azell sepagi ini datang berkunjung, walau hasil tes DNA belum keluar tapi perasaanku masih sama tentang Azell”.]

Tut.. Tut.. Tut..

Setelah membuat janji dengan Kak Lian, Ludius keluar dari Ruang Kerja untuk menemui Azell.

-Ruang tamu.

Diruang tamu Azell menunggu Ludius menemuinya, namun yang datang adalah Silvia. Silvia datang membawa beberapa bingkisan dan duduk di sampingnya.

”Bibi Silvia, dimana Papa?”. Tanya Azell ketus.

Kening Silvia berkerut mendengar perkataan ketus Azell. 'Anak ini tidak hanya penampilan saja yang mirip. Bahkan karakter sombong dan angkuhnya juga sama. Semakin jelas Azell adalah putra dari Ludius'.

”Azell, Bibi membawa sesuatu untukmu. Aku harap kamu suka pemberianku”. Dengan senyuman Silvia memberikan bingkisan pada Azell.

”Apa kamu sedang mencari perhatian Papa dengan cara mendekatiku?. Modus seperti ini memang sering di lakukan banyak wanita saat melihat pria tampan!”.

Perkataan ketus Azell terdengar oleh Ludius yang baru saja turun dari lantai atas. ”Azell, jaga ucapanmu! Jika ingin mengunjungiku, kamu harus bisa menerima Silvia sebagai Istriku. Azell, apa kamu faham!”. Tegas Ludius.

Silvia menatap Ludius dan menggelengkan kepala, dia berjalan keaeah Ludius. ”Jangan terlalu kasar pada Azell, bagaimanapun dia masih anak-anak. Dia bersikap seperti itu pasti karena kurang mendapat kasih sayang dari orang sekitar. Bersabarlah sedikit lagi Ludius”.