Chapter 148 - 148. Hubungan antara Brahmantya dan Black Emperor (1/2)
Setelah perdebatan hati yang panjang, Ludius akhirnya melepas ciumannya dan membiarkan Silvia pergi dari pelukannya. Namun, bukannya Silvia pergi, dia justru memeluk balik Ludius dan duduk manja diatas pangkuannya.
”Tuan Lu.. Aku ini istri dari Ketua Naga Imperial. Tidak bisakah kamu melatihku agar menjadi lebih kuat. Suatu hari nanti aku ingin berdiri disampingmu bukan di belakangmu, agar aku tahu bagaimana rasa sakit yang selalu kamu rasakan”. Kata Silvia, dia masih memeluk Ludius manja.
”Sepagi ini, apa yang kamu katakan Sayang?” Ludius membelai rambut Silvia membalas sikap Silvia yang tiba-tiba berubah manja. ”Aku bisa melatihmu jika kamu mau, tapi aku tidak mengizinkanmu untuk tahu rasa sakitku. Biar aku tanggung rasa sakit ini seumur hidup, anggap ini sebagai penebusan rasa bersalahku. Jika kamu memang berniat untuk belajar bela diri, aku akan meminta Zain untuk melatihmu”.
Silvia melepas pelukannya begitu saja, tiba-tiba wajah Silvia terlihat jengkel mendengar perkataan Ludius. ”Mengapa harus Zain yang melatihku? Apa kamu terlalu sibuk hingga melatih istrimu saja kamu tidak sanggup!”. Rengek Silvia, dia memanyunkan bibir merahnya membuat Ludius terkekeh menahan tawa.
”Hehe.. Sayang, baru kali ini aku melihatmu semanja ini. Apa kamu sedang mencoba menarik perhatianku?. Dengar Sayang, kamu dan aku memiliki aliran bela diri yang berbeda. Zain dan kamu satu rumpun, pasti lebih mudah untukmu berlatih. Sedangkan aliranku lebih keras 3x lipat dibandingkan bela diri yang biasanya. Tapi karena Istriku yang meminta, Baiklah.. Aku akan melatihmu setiap malam disini!”. Kata Ludius jahil.
Bluuush…
Seketika wajah Silvia memerah, karena merasa malu dengan perkataan Ludius, Silvia menyembunyikan wajahnya di antara dada bidang Ludius.
”Ap.. Apa yang kamu katakan Tuan mesum..!”.
”Apalagi kalau bukan untuk memanjakanmu! Kita akan konsultasi pada dokter siang nanti, pasti ada jalan agar impian kita terwujud. Apapun keinginan Istriku, aku pasti akan mewujudkannya”.
Drrt.. Drrt..
Ponsel yang berada di atas meja berdering, Ludius ingin mengabaikannya tapi ponsel itu terus berdering beberapa kali.
”Ponselmu terus berdering, sepertinya telefon penting!”. Kata Silvia memberitahu.