Chapter 125 - 125. Meminta Bantuan Sang Pemansa (2/2)

”Pffft… Ludius, kamu bersikap baik, sopan santun seperti ini apa tidak lelah?. Aku yang melihat kamu selalu bersikap dingin dan ambisi, Didepan paman dan Bibi Silvia tiba-tiba berubah baik. Benar-benar acting yang bagus ”. Bisik Wangchu. Dia terkekeh menahan tawa melihat tingkah Ludius yang ingin terlihat seperti menantu terbaik.

”Wangchu sekali lagi kamu bicara, aku potong gajimu sebulan! ”. Ancam Ludius dengan menatap tajam Wangchu.

”Sabar Boss..! Aku bercanda. Boss adalah pria terbaik sepanjang masa. Beneran!! ”. Kata Wangchu sambil nyengir memperlihatkan senyumnya.

Mereka tiba di depan mobil yang sudah dipersiapkan. ”Paman dan Bibi, silahkan masuk. Mereka bertiga adalah Ajudan yang sudah di persiapkan untuk mengawal. Maaf sebelumnya karena belum bisa mengantar paman dan Bibi sampai di Apartement. Tapi saya berharap Paman dapat menjadi wakil saya untuk melamar Silvia nantinya ”.

Paman Zhuan menepuk pundak Ludius. ”Nak.. Kamu sudah Benar-benar matang untuk menjadi seorang suami. Paman percaya, kamu akan menjadi suami yang mampu menjaga Silvia. Paman akan menjadi wakilmu melamar nantinya ”. Paman dan Bibi masuk kedalam mobil. Mobil mereka akhirnya pergi di ikuti 1 mobil yang mengawal mereka.

Ludius menuju ke mobilnya untuk kembali ke Apartement. ”Wangchu kamu boleh pergi. Jemput Paman dan Bibi Zhuan dan kamu harus ikut untuk menjaga keamanan mereka. Aku akan kembali untuk beristirahat ”.

Ludius dan Wangchu berpisah di bandara, Mereka kembali ke Apartement masing-masing.

***

Malam telah beranjak, Ludius yang baru saja beristirahat, terbangun dan waktu sudah menunjukkan pukul 06.00. Ludius beranjak dari kasurnya dan melihat kado yang di berikan Silvia. Dia membukanya dan ternyata berisi sebuah Pakaian Hem pria dengan paduan kain batik.

”Lumayan.. Dia memberikanku pakaian yang belum pernah aku pakai. Sepertinya ini pantas untuk acara lamaran malam ini. Aku jadi kefikiran.. Apakah si marmut akan menyanjungku saat melihat aku memakainya? ”. Dalam sekejap angan Ludius terfikirkan Silvia terkagum dan tersanjung melihat ketampanannya.

”Ehm.. Pasti dia akan seperti itu ”. Sambil mengangguk-angguk membayangkan sikap Silvia. Ludius mengambil Ponsel dan mengirimkan pesan untuk Silvia.

[ Sayang.. Berpenampilanlah yang cantik tunggu aku disana, karena aku akan mengunjungimu. See you Babe.. ]

[ Tuan Lu.. Apa kamu tidak takut ketahuan? Aku akan menunggumu disini. Silahkan kalau Tuan Lu bisa datang tanpa ketahuan. Aku akan mengabulkan 1 permintaanmu Tuanku. Tapi jangan terlalu banyak berharap, keamanan di sana sangat ketat Lho.. ]

[Jangan remehkan suamimu ini Sayang.. Kamu bersiaplah untuk mengabulkan 1 permohonan suamimu ini ]

Ludius meletakkan ponselnya dan menuju kekamar mandi untuk membersihkan diri.