Chapter 125 - 125. Meminta Bantuan Sang Pemansa (1/2)
Ludius pergi untuk menjemput paman Zhuan Yang dan istrinya di bandara. Setelah keluar dari Kediaman inti Al farezi Ludius masuk kedalam mobil dan menelfon seseorang untuk membantunya mengungkap misteri keluarga Inti.
[ ”Zain sang pemangsa, aku tidak menyangka akan menghubungi nomor yang kamu berikan. Aku benci mengatakan ini. Tapi.. aku mempunyai penawaran menarik untukmu. Apa kamu ingin mendengarnya? ”. ]
[ ”Tuan Lu… Penawaran menarik apa yang ingin kamu berikan. Apakah kamu ingin membuat kesepakatan denganku? ”. ]
[ ”Seperti yang diharapkan dari Algojo negara, Aku percaya berbisnis denganmu lebih menyenangkan. Dengar baik-baik!, cari tahu kasus kecelakaan 18 tahun yang lalu dengan korban Kakek Surya dan Dharma Aji paman Silvia. Serta semua bukti hitam dari setiap anggota Keluarga Al Farezi terutama Paman Brahmantya. Aku percaya kamu pasti bisa menemukannya. Bukankah kamu dilatih untuk itu? ”. ]
[ ”Tuan Lu, Apakah permintaan anda tidak terlalu berlebihan?. Memangnya apa yang aku dapatkan sebagai ganti dari Informasi ini? Harga dari Informasi Keluarga Al Farezi tidaklah murah. Sebaiknya Tuan Lu fikirkan kembali apa yang akan Tuan berikan padaku”. ]
[ ”Zain.. Aku kira kamu teman dari Silvia akan menolongku dengan suka rela, ternyata kamu perhitungan juga. Baiklah.. Tentu saja aku akan memberikan hal yang sebanding dengan Harga dari yang kamu berikan. Apakah kamu tidak tergiur dengan Informasi Black Emperor?. Organisasi yang paling tersembunyi dan memiliki transaksi di pasar gelap lebih dari 15 negara?. Aku rasa ini sebanding dengan Harga yang kamu inginkan ”. ]
[ ”Kamu memintaku berbicara sebagai Zain sang pemansa, tentu saja aku harus menghitung untung ruginya. Baik! Aku akan menerima kerjasama ini. 5 hari lagi aku akan menghubungimu. Sampai jumpa ”. ] Ludius menutup telefonnya dan menaruhnya disaku, dia menyalakan mesin dan membawa mobilnya menuju bandara.
”Tidak sia-sia aku mengenal mantan Silvia. Siapa sangka antara mantan dan suami dari satu wanita bisa menjadi rekan bisnis dan bekerja sama ”.
Sampai di bandara Ludius memarkirkan mobilnya dan menuju ke landasan udara. Beruntung Ludius datang tepat waktu, Pesawat baru saja mendarat.
Tidak lama kemudian Wangchu menyusul. Ludius yang dari awal sudah meminta Wangchu mempersiapkan segala keperluan dari Paman Zhuan datang bersama ajudan yang akan mengawal Paman Zhuan selama di Indonesia.
”Ludius... Apa aku datang terlambat? ”. Tanya Wangchu yang menghampiri Ludius bersama 3 Ajudan dibelakangnya.
”Kamu datang tepat waktu. Apa kamu sudah menyiapkan Apartement untuk Paman Zhuan tinggali? ”.
”Ludius.. Walau aku bukan Longshang yang selalu menempel disampingmu, tapi kita ini tumbuh bersama saat di panti. Tentu saja aku tahu apa yang kamu butuhkan ”.
Setelah Pesawat mendarat. Pintu pesawat terbuka, dari dalam Tuan dan Nyonya Zhuan keluar menuruni tangga pesawat. ”Keponakanku, apa kabarmu Nak?. Dimana Silvia, mengapa dia tidak ikut bersamamu menjemput kami? ”. Tanya Bibi Zhuan. Dia datang dengan mesra menggandeng Tuan Zhuan layaknya seperti pengantin yang selalu Romantis.
”Paman dan Bibi Zhuan, mulai hari ini ada ritual adat yang mengharuskan Silvia tidak dipertemukan dulu dengan siapapun sebelum hari Pernikahan. Mari Paman, saya antar ke Apartement. Disana nanti akan ada seseorang yang akan menjelaskan detail dari Pernikahan adat di sini ”. Ludius mempersilahkan Paman dan Bibi berjalan menuju mobil yang sudah di persiapkan, Ludius dan Wangchu mengikuti di belakang.