Chapter 126 - 126. Mengenakan Hem Batik Pemberian Istri (1/2)

Setelah selesai membersihkan diri Ludius keluar dari kamar mandi dan mengambil celana panjang yang berada di dalam lemari. Dia memakai celananya dan mengambil Hem batik yang diberikan Silvia.

”Aku tahu ini bukanlah gayaku, tapi memakai baju pemberiannya mungkin akan membuat si Marmut senang saat melihat nya. Sayang.. Kalau kamu melihatnya, Apa pendapatmu? ”. Kata Ludius didepan cermin dengan memakai Hem batik hitam polos dengan sedikit aksen batik dibagian dada menyamping.

Ludius memakai jam tangannya dan mengambil parfum dari paris yang mengeluarkan harum yang terkesan dingin seperti perangaiannya. Setelah Ludius memperhatikan penampilannya, dia menelfon Wangchu.

[ ”Wangchu.. Apa kamu sudah mempersiapkan semua hadiah dan barang untuk dibawa dalam acara lamaran? ”. ]

[ ”Semua sudah di persiapkan, aku juga akan menjemput Tuan dan Nyonya Zhuan. Kita akan bertemu di depan kediaman Al Farezi ”. ]

[ ”Jangan lupa, sebarkan mata-mata dan orang-orangmu untuk menjaga Kediaman Al Farezi agar tidak terjadi hal yang sama. Walau kita berada di Zona aman, Mencegah lebih baik dari pada menyesal nantinya ”. ]

[ ”Aku sudah mengaturnya, kamu hanya perlu memberikan perintah selanjutnya. Apa kamu memperbolehkan aku membawa 1 wanita untuk mendampingiku? ”. ] Tanya Wangchu dengan

[ ”Wangchu.. Cepat sekali kamu sudah mendapatkan wanita untuk menemanimu pergi. Apakah kamu menyukainya hingga membuat pria sepertimu yang tidak pernah dekat dengan wanita memutuskan untuk membawanya?. Kamu boleh membawanya, tapi kalau dia melakukan hal yang memalukan pastikan kamu langsung membawanya keluar! ”.] Telefon terputus.

Ludius mengambil kontak mobil dan keluar dari Apartement. Dia mengambil mobilnya yang berada di parkiran dan membawanya pergi ke kediaman Inti.

Karena acara lamaran akan di laksanakan pada jam 8 malam nanti. Dan sekarang masih pukul 06.30 Ludius berfikiran untuk menemui Silvia. Dia masih memiliki sedikit waktu untuk menyapa Silvia sebelum akhirnya Paman dan Bibi sampai.

”Lebih baik aku menyapa Silvia terlebih dahulu, siapa tahu aku mendapatkan hal menarik di kediaman Keluarga Inti. Sepandai apapun seseorang menghapus jejaknya, pasti meninggalkan bukti yang tidak terlihat. Sungguh merepotkan berada di Negara Orang, aku tidak leluasa untuk membuat pergerakan yang nyata dan tidak bisa bertindak lebih dari ini ”.

Sesampainya di tempat yang sedikit jauh dari Kediaman Al Farezi Ludius menghentikan laju mobilnya. Dia mematikan mesin dan keluar dari mobil. Selanjutnya Ludius masuk melewati pagar samping rumah yang terlihat aman dan melihat kondisi rumah dari segala arah serta menprediksi dimana kamar Silvia berada. Ludius masuk dengan terus bersiaga jangan sampai ada orang yang melihatnya.

”Sayang.. Jamu sudah membuat aku melakukan hal merepotkan seperti ini.. Awas saja kalau sampai aku menemukanmu ”. Gumam Ludius.

Ludius mengelilingi bagian luar rumah dan saat dia berada di bagian samping yang sedikit menjorok ke belakang di lantai kedua Ludius melihat ruangan yang terdapat sebuah jendela dan terbuka hanya sedikit tertutup oleh korden. Terlihat samar-samar Silvia sedang duduk di meja dengan wajah muram.

”Sayang, akhirnya aku menemukanmu. Haish.. Aku masih harus memanjat ke lantai dua ”.

Karena semua penjaga rumah berada di depan, Ludius leluasa untuk bertindak memanjat rumah dengan mengandalkan kepandaiannya.

Tap.. Tap.. Tap..

Ludius memanjat layaknya spiderman yang merayap di dinding, hingga tiba di depan jendela yang terbuka, Ludius masuk perlahan agar tidak membuat suara. Ludius langsung mendekati Silvia yang saat itu sedang terdiam murung di depan meja rias.