Chapter 117 - 117. Petikan Gitar yang mengusik hati bag 2 (2/2)
[ ”Ludius, proposal pengajuan pembelian saham Jiang yang diajukan Kakakmu sudah disetujui dewan direksi. Apa kamu benar-benar akan memberikannya pada Kakakmu nantinya? ”. ]
[ ”Longshang, kamu menelfonku hanya untuk memberitahu di jam segini?. apa kamu sudah bosan hidup? ”. ] Kata Ludius tegas.
[ ”Slow boss.. Sorry, sepertinya aku menelfonmu disaat yang tidak tepat. Baiklah aku tutup dulu. Selamat bersenang-senang boss ”. ]
”Kurang ajar, dia benar-benar ingin cari mati ya? ”. Gerutu Ludius. Kelihatannya dia sangat kesal karena Longshang menelfon disaat yang tidak tepat.
”Pfft.. Wajahmu yang seperti ini lucu sekali Tuan Lu, ehm.. Kapan lagi aku bisa melihat wajah marah Tuan Lu yang terlihat menggemaskan? Aku jadi penasaran, Apa yang sebenarnya Longshang katakan padamu? Sepertinya aku harus berterima kasih padanya nanti ”.
Ludius mendekat kearah Silvia dengan tatapan yang berubah Liar ”Sayang, apa kamu sedang menggodaku?. Sepertinya tidak ada salahnya mencobanya, kebetulan disini lumayan sepi dan hanya ada kita berdua ”.
'Eh.. Mengapa sekarang aku yang terpojok, padahal barusan aku menertawakannya. Ludius.. Mengapa kamu selalu bisa membalikkan keadaan. Sekarang bagaimana aku menghindari tatapan liarnya '. Batin Silvia.
”Tuan Lu, hehe.. bisakah kita bergegas pulang. Apakah kamu tidak lapar dan ingin memakan sesuatu? ”. Kata Silvia dengan ragu-ragu.
”Kamu tahu saja Sayang, aku memang sangat lapar dan ingin segera menikmatinya. Karena kamu yang menawarkan diri, tentu saja aku tidak akan menolak”. Kata Ludius, dia tersenyum jahil dan seperti yang dikatakannya. Dia bergegas menyalakan mobilnya untuk segera ke Apartement.
”Maksud mu Apa Tuan Lu?, aku sungguh tidak tahu apa yang kamu katakan ”. Kata Silvia yang memalingkan wajah malu nya.
”Benarkah?. Apa aku perlu sedikit memberi pelajaran awal agar kamu memahaminya? ”. Perkataan jahil Ludius semakin membuat Silvia tidak bisa lepas darinya.
Tepat didepan gedung Apartement Ludius turun, dia membukakan pintu untuk Silvia dan menggendongnya keluar dari mobil. Dia membawa Silvia masuk kedalam Apartement. semua orang yang melihat Ludius seorang pria kewarganegaraan asing menggendong Silvia masuk kedalam Apartement berfikir tentang banyak hal. Sikap Ludius telah menyita banyak perhatian orang.
”Ludius, turunkan aku. Semua orang sedang memperhatikan kita saat ini ”. Kata Silvia. Di berusaha memberontak untuk bisa turun dari gendongan Ludius.
”Jangan banyak bergerak, apa kamu ingin semua orang memperhatikan kita?. Ya walaupun aku memang tidak perduli tentang itu karena kamu Kamu adalah Istriku ”.
Didepan Lift, Ludius menunggu Lift terbuka. Dia masuk dan menekan tombol 50. Apartemen mereka berada dilantai 50.
”Apaan perkataanmu itu, jelas-jelas kamu yang menarik perhatian mereka. Mengapa kamu
”Perkataan apaan itu barusan. Jelas-jelas kamu yang menarik perhatian orang. Dasar pria pandai bersilat lidah. Apapun yang aku katakan, kamu selalu bisa memutar balikkan fakta. Lebih baik aku diam!”.
”Eh.. Apa kamu sedang merajuk?. Boleh juga.. ”. Gumam Ludius.
Pintu Lift terbuka, dan hanya berselang beberapa pintu Apartement yang pernah Ludius tinggali sewaktu pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia. Ludius membuka pintunya yang memang sengaja tidak dia kunci dr sejak awal, agar orang yang membawa barang-barang mereka bisa masuk.
”Sepertinya orang yang membawa barang-barang kita telah sampai duluan ”. Ludius membawa Silvia kekamar dan membaringkannya. ”Istirahatlah sayang, besok kita akan fitting baju yang sudah di persiapkan. Dan menemui ibu untuk menanyakan beberapa hal tentang upacara pernikahan adat yang akan dilaksanakan untukku di pelajari”.
'Eh.. Dia melepasku? Aku kira dia akan benar-benar melakukannya. Mengapa aku sedikit kecewa yah? '. Batin Silvia.
”Ya sudah aku mau istirahat. Selamat malam!!? ”. Kata Silvia ketus.