Chapter 118 - 118. Bar Angel (1/2)
”Maafkan aku. Istirahatlah, aku tidak akan menganggumu ”. Ludius mencium kening Silvia lalu berjalan keluar kamar.
Di ruang tamu, Ludius menghubungi Wangchu untuk memberinya tugas.
[ ” Hei Wangchu, aku ada tugas untukmu. Selidiki pria yang bertempat tinggal di Perumahan A Blok D Jakarta Pusat. Sepertinya dia pernah memiliki hubungan dengan Silvia. ]
[ ”Ludius, Kamu merintahkan hal tidak berguna seperti ini tidak sedang cemburu dan menyelidiki siapa masa lalu Silvia kan?. Kamu saja mempunyai begitu banyak wanita disisimu, tapi masih memiliki kecemburuan. Ludius, Kamu sungguh hebat ”. ]
[ ”Wangchu, kamu berani berkomentar tentang keputusan yang kuambil?. Apakah kamu memang ingin aku memotong gajimu? ”. ]
[ ”Eh.. Mengapa kamu membawa-bawa gaji?. Seharusnya kamu menambah gajiku bulan ini karena aku harus melakukan tugas yang merepotkan. Lagi pula aku sedang menikmati hidupku untuk sementara waktu. Kamu datanglah ke Bar Angel di daerah Jakarta Timur, wanita Indonesia lumayan juga. Mereka terlihat manis-manis ”. ]Kata Wangchu dengan sedikit menggoda Ludius .
[ ”Wangchu! Aku sudah memperingatkanmu, Jangan bermain dengan wanita yang ada disini. Aku tidak segan mengembalikanmu kembali ke China. Tahan dulu kebiasaanmu, jangan membuatku repot. Aku akan memberikan 2 kali lipat wanita setelah kita kembali nanti. ]
[ ”Sorry Boss! Kali ini aku akan menolak. Aku sedang menikmati pesta bersama gadis-gadisku, jika Bos ingin menikmatinya juga datanglah ke sini. Sampai jumpa! ”. ] Telfon terputus.
”Wangchu.. Kamu berani menentang perintahku, Lihatlah! Bagaimana aku akan menyeretmu keluar dari Bar malam itu ”. Ludius mengambil kunci mobil dan keluar dari Apartement untuk datang ke Bar Angel.
Perlu waktu sedikitnya setengah jam perjalanan untuk sampai di Bar. Sesampainya didepan Bar Angel, Ludius memarkirkan mobil Sport Lamborghini Violet Gold. Terlihat Bar mewah yang hanya dikunjungi oleh orang yang berstatus tinggi. Dia turun dari mobil dengan masih mengenakan Jas panjang Coat membuatnya menjadi pusat perhatian.
Ludius berjalan masuk kedalam Club dengan tatapan dingin, namun justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wanita Bar malam. Selain kedatangan Ludius yang memakai mobil Sport yang bernilai milyaran, namun paras tampan Ludius mampu membius semua wanita yang ada. Ludius berkeliling mencari Wangchu diantara pria berstatus tinggi dan melihatnya sedang di sebuah ruangan khusus dengan dikelilingi wanita. Ludius berdiri didepan Wangchu dengan menatapnya tajam.
”Eh Boss.. Bagaimana bisa kamu sampai disini? ”. Tanya Wangchu dengan wajah setengah tegang. ”Kalian pergilah, aku ada urusan dengan bosku! ”. Usir Wangchu dengan Tatapannya pada semua wanita yang sedang bersamanya. Wanita yang bersama Wangchu pergi dengan terus memperhatikan Ludius yang memiliki ketajaman yang memikat.
”Keluar dari tempat ini sekarang juga! Atau kamu lebih suka aku yang menyeretmu pergi dari sini? ”. Tegas Ludius.
”Huuft… Baiklah! Baru saja aku ingin mengajakmu sedikit bermain. Sejak kamu bersama Kakak ipar (Silvia), Kamu sudah tidak pernah bermain lagi, bukankah itu membosankan”. Kata Wangchu, sepertinya dia belum menyerah untuk menarik Ludius bermain. Wangchu akhirnya beranjak dari tempatnya,
”Jangan memancing kemarahanku Wangchu, kamu tahu sendiri apa akibatnya jika sampai itu terjadi ”. Ludius berjalan keluar dari ruangan khusus diikuti Wangchu.
Ditengah langkahnya, dia di hadang oleh beberapa wanita dengan Gaun yang lumayan sih seksi layaknya wanita penghibur.
”Tuan, saya adalah Shelly pemilik Bar ini. Anda sudah datang jauh-jauh kemari, Tidakkah anda duduk sebentar. Biarkan saya menjamu anda malam ini ”. Tawar salah satu wanita yang kemungkinan pemilik Club malam. Dia tiba-tiba menggandeng tangan Ludius manja.