Chapter 112 - 112. Berinisiatif menciumku, Sayang.. Kamu agresif juga (2/2)

Tepat didepan gedung bom meledak dan Ludius yang sedang menggendong Silvia terpental bersama Silvia yang berada dalam dalam pelukannya. Kening Ludius sedikit berdarah, dan beberapa tubuhnya mengalami memar.

”Silvia, Apa kamu terluka Sayang?! ”. Tanya Ludius yang hampir kehilangan kesadarannya. Dia yang masih memeluk erat tubuh Silvia tidak melepasnya sedikitpun.

Tidak lama ambulans dan pemadam kebakaran datang untuk memastikan tidak ada korban jiwa dan api yang menyambar.

”Tuan, Apa anda Baik-baik saja?”. Tanya suster

”Aku baik-baik saja, jangan pedulikan aku. Cepat bawa Istriku kerumah sakit segera!”. Dengan tubuh dan pandangan yang mulai kabur, Ludius melepas Silvia untuk di bawa suster kerumah sakit.

”Apa aku harus membawamu kerumah sakit?!”. Tanya LongShang. Dari jauh LongShang datang dan membantu Ludius berdiri. Dia memapah Ludius yang telanjang dada berjalan menuju mobil.

”Tidak perlu, antar aku pulang untuk beristirahat. Beritahu Ibu Yuliana sekarang juga mengenai kondisi Silvia, agar beliau bisa menemaninya disana. Setelah ini katakan pada Kakak Lian untuk segera mengurus kejadian ini agar tidak sampai mencuat ke publik. Bagaimanapun, kejadian ini pasti akan berdampak pada Perusahaan”. Ludius menghindari rumah sakit kali ini mungkin untuk menghindari pemberitaan yang dapat membuat kerugian besar di Perusahaan nanti.

LongShang membawa Ludius yang setengah sadar kembali kerumah menggunakan mobil dengan kecepatan tinggi.

'Hari yang benar-benar melelahkan, bisakah aku istirahat sebentar?. Keadaan yang seperti ini, Apakah ini yang disebut Pembalasan dari sebuah dosa dan hukum karma?. Tubuh yang terlanjur kotor dengan darah orang lain ini, mengapa harus Istriku yang menanggungnya?. Apakah ini adil Tuhan.. Jawab aku!! '. Batin Ludius. Kesadaran Ludius menghilang.

***

Dalam beberapa jam Ludius tidak sadarkan diri, dia yang tersadar dari pinsannya perlahan membuka kelopak matanya. Dia terbangun di dalam kamarnya dengan telanjang dada dan kepala yang di perban. Ludius kaget melihat Silvia ada disampingnya dengan senyum simpul menghiasi wajah cantiknya.

”Selamat malam Tuan Mesum, Apakah tidurmu nyenyak?!”. Tanya Silvia dengan sedikit penekanan.

Melihat Silvia seagresif itu membuat Ludius tidak berfikir panjang lagi. Dia menarik tangan Silvia hingga jauh keatas tubuh Ludius.

”Sayang, malam ini apakah kamu yang ingin memulai permainannya?”. Tanya Ludius dengan senyum jahilnya.

”Kamu ini baru sadar dari pinsan, jadi berhentilah menggodaku ”. Kata Silvia malu-malu. Dia menatap wajah Ludius yang hanya berjarak beberapa senti dari pandangannya.

”Bukankah sudah ku bilang, rubah ini tidak akan melepasmu malam ini. Jadi Apakah posisi seperti ini yang kamu inginkan?. Marmutku.. Ternyata kamu agresif juga”. Ludius terus menggoda Silvia hingga terlihat jelas perasaan malu diwajahnya

”Ap.. Apa yang Tuan mesum bilang, siapa yang agresif? Bukankah kamu yang menarik ku hingga terjatuh?”. Disaat Silvia ingin beranjak dari atas tubuh Ludius, tangan yang menjadi tumpuan untuknya berdiri tidak sengaja terpeleset dan justru membuat Silvia mencium Ludius dengan kedua tangannya memegang dada bidangnya.

'Berinisiatif mencium ku? Sayang.. Kamu agresif juga'. Batin Ludius.