Chapter 112 - 112. Berinisiatif menciumku, Sayang.. Kamu agresif juga (1/2)

Ludius mencari ke setiap tempat bahkan sudut ruangan. Saat dia melewati sebuah ruangan sempit, dia melihat sebuah kardus sebesar lemari pakaian. Karena penasaran, dia masuk kedalam ruangan itu dan melihat apa isi dalam kardus besar itu. Ludius tercengang melihat Silvia dalam keadaan pinsan, dan di dalam kardus itu terdapat sebuah secarik kertas.

[ Tuan Lu, bom terakhir telah tersambung langsung dengan Gaun Istrimu. Jika kabel yang melilit Gaun Istrimu tertarik atau terlepas, maka otomatis bom akan aktif dan meledak seketika itu juga. Aku beri waktu 8 menit untuk Tuan mencari cara melepas Istri Tuan dari maut. Selamat mencoba dan menikmati!. ]

Ludius langsung membuang kertas itu. Dia mulai mencari cara untuk menyelamatkan Silvia. Pertama Ludius menghubungi LongShang.

[ ”LongShang, aku sudah menemukan Silvia. Dia berada di selatan gedung, tepatnya di sebuah ruang sempit. Secepatnya bawa penjinak bom kemari”. ]Tegas Ludius. Dia menutup teleponnya,

Jika menunggu penjinak bom mungkin waktunya tidak akan cukup. Satu-satunya cara untuk menolong Silvia saat ini adalah memotong setiap bagian dari Gaun Silvia dengan hati-hati. Untung saja Ludius selalu membawa pisau lipat kemanapun dia pergi, kemungkinan untuk berhasil 50%.  Dan itu juga tergantung dari keberuntungan.

”Sayang, syukurlah aku sudah menjadi suamimu, atau kali ini aku benar-benar akan menodaimu tanpa sengaja. Maafkan aku yang menyentuh dan melihat tubuh tanpa seizinmu”.

Perlahan Ludius memotong kardus tanpa menyentuh kabel yang terhubung dengan Gaun Silvia. Setelah memotong kardus hingga terbelah disetiap sisi, hal yang tidak pernah terpikirkan dalam benak Ludius adalah melihat tubuh indah Silvia di saat genting seperti ini. Karena kabel terlilit di bagian dada kebawah membuat Ludius harus berhati-hati dalam memotong Gaunnya.

Dengan menahan hasratnya sebagai seorang pria, Ludius memotong Gaun di bagian tengah dada hingga pusar. Dia menelan ludahnya melihat tubuh indah Istrinya untuk pertama kalinya. Silvia yang hanya memakai bra membuat dada Ludius bergemuruh.

'Tubuh yang benar-benar indah, bahkan lebih indah karena selalu tertutup tanpa ada orang lain yang melihat bahkan menyentuh'. Batin Ludius.

Perlahan Ludius melepas bagian lengan lewat Gaun yang dia potong. Setelah kedua lengan telah terlepas, Ludius mulai memotong bagian bawah pusar yang terlilit kabel dengan sangat hati-hati. Antara cemas dan berdebar menyatu memenuhi fikiran Ludius saat ini.

”Ludius, Sadarlah! Bukan saatnya untuk terpukau dengan kemolekan tubuh Istrimu! ”. Kata Ludius menyadarkan diri sendiri.

Perlahan namun pasti, Ludius melepas Gaun Silvia hingga bagian pusar. Tubuh Silvia yang begitu padat berisi namun tetap ramping membuat Ludius sesaat merasakan gairah yang luar biasa. Ludius berniat memotong Gaun dengan arah melingkar agar kabel yang melilit Gaun tidak tersentuh. Setelah bagian pusar telah terpotong melingkar, secara langsung Gaun bagian atas terlepas, dan kini Ludius tinggal memikirkan bagaimana melepas Gaun yang terlilit di bawah pusar.

Akhirnya Ludius memotong Gaun bagian bawah Silvia dan perlahan melepas Gaun yang terlilit kabel dengan penuh ke hati-hatian. Selama 5 menit lamanya, Ludius berhasil melepas semua Gaun yang Silvia pakai. Kini Silvia hanya memakai sehelai bra yang menutupi buah dadanya.

”Maafkan aku yang tidak bisa menjagamu ”..

Secepatnya Ludius melepas Jas dan kemeja yang di pakai untuk menutupi tubuh Silvia. Dan disaat Ludius akan mengangkat Silvia dalam gendongan nya, rupanya ada kawat yang sangat kecil yang menyangkut di rambut Silvia. Dan seketika bom aktif, tidak kurang dari satu menit sebelum bom itu meledak.

”Celaka!!! ”.

Secepat yang Ludius bisa dia keluar dari ruang sempit itu, dan berlari keluar dari Gedung. Waktu terus berjalan dalam 30 detik.  Disaat hampir keluar dari Gedung Ludius melihat tim baru datang bersama LongShang.

”Bom telah aktif, jangan ada dari kalian yang masuk! ”. Kata Ludius lantang.

Btooom…