Chapter 113 - 113. Berinisiatif menciumku, Sayang.. Kamu agresif juga bag 2 (1/2)

Perlahan Ludius melumat bibir manis Silvia dengan lembut. Tanpa pemberontakan Silvia menerima ciuman tanpa sengaja itu. Wangi nafas Ludius bahkan tercium jelas hingga membuat Silvia perlahan menikmati manisnya bibir suaminya itu.

Beberapa saat telah berlalu, Silvia yang telah melepas ciumanya beranjak dari tubuh Ludius. Dia terduduk dengan perasaan malu yang tidak bisa dia ungkapkan memilih membelakangi suaminya.Ludius beranjak dari ranjangnya, dia berjalan kearah lemari untuk mengambil bajunya.

”Sayang, Apakah kamu mau membantuku beribadah?. Aku sudah mempelajari nya, tapi sepertinya tidak semudah itu”. Kata Ludius,

Silvia yang masih terduduk Sendiri menyembunyikan wajahnya.  Mengangkat dan Memalingkan pandangannya pada Ludius,

”Aku tidak sepandai itu. Kita akan belajar bersama untuk memulai kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah”. Balas Silvia lembut.

Dengan telaten dan penuh kesabaran Silvia mengajari semuanya kepada Ludius dalam hal beribadah. Mulai dari berwudlu dan menjalankan Sholat.

Setelah 1 jam lamanya, Ludius yang baru saja selesai Memanjatkan doa di penghujung malam dengan Silvia yang meng 'amini saling memandang. Ludius mengulurkan tangannya, dengan lembut Silvia menerima uluran tangan Ludius dan mencium punggung telapak tangannya.

Ludius mendekati Silvia, dengan hati yang tenang dia mencium kening Silvia lembut. Dengan mata tertutup dan hati berdoa Silvia menerima ciuman Ludius. Setitik embun surga seperti merasuk kedalam hati Silvia. Ludius mengangkat Silvia dan membawanya keatas ranjang.

Dengan hati penuh ketenangan Ludius membuka jilbab Silvia, memandang jauh kedalam sorot mata indah istri tercinta nya.  Jemari Ludius menari di bagian wajah Silvia, lalu turun kebagian mata, hidung, dan bibirnya.

Perasaan Silvia mulai berdebar, jantungnya berdetak cepat. Dengan cinta yang mulai tersemai hatinya bertasbih.

”Sayang, terimalah dengan sepenuh hati jamuan Malam yang sudah aku persiapkan untukmu”. Bisik Ludius.

Dengan lembut Ludius membelai rambut Silvia dan menciumnya. Perlahan Ludius membaringkan tubuh Silvia. Jemari Ludius mulai menari membuka kancing baju tidur Silvia, satu persatu kancing mulai terlepas. Dia melepas pakaian Silvia dan memberi pembuka Jamuan dengan mencium bibir, dan leher Silvia.

Disaat Ludius memberi pembuka jamuan malam, dia memberikan beberapa bait syair yang membuat keadaan menjadi semakin romantis.

Wahai Bidadari Surga ku..

Dalam linangan air mata doaku panjatkan,

Dalam kesejukan cinta, mata saling memandang.

Dalam ketenangan jiwa hati saling bersandar.

Wahai Permaisuri ku..

Ku belai lembut Mahkotamu..

Ku urai lembut setiap derup nafasmu..

Ku jelajahi lembut setiap kesempurnaanmu..

Terimalah jamuanku wahai kekasih hati..

Jemari ini menari menjelajahi setiap kesempurnaanmu,

Mata indahmu seindah bunga plum,

Bibir manismu semanis madu kumbang,

Rambut panjangmu bagai kain selembut sutra,

Harum tubuhmu bagai wewangian dari surga,