Chapter 72 - 72. (2/2)
”Silvia.. aku ada urusan jadi aku akan langsung pergi. Sampai jumpa”. LiThian melambaikan tangan. Mobilnya melaju pergi dari pandangan Silvia.
Ibu Yuliana yang mendengar suara mobil langsung berjalan keluar untuk melihat. ”Silvia? Kamu sudah dari kantor nak?”.
Silvia sadar bahwa saat ini masih pagi menjelang siang. ”Ah.. Itu Bu.. Ada file yang tertinggal dirumah. Jadi aku buru-buru pulang?”.
”Bukannya kamu tadi berangkat mengendarai mobil. Lalu sekarang dimana mobilnya nak?”.
Silvia sudah kehabisan akal untuk membuat alasan pada ibunya. ”Apa yang sebenarnya sedang kamu sembunyikan?. Jangan pernah membohongi ibu, Ibu sudah merawatmu dari kecil. Ibu sangat faham kalau kamu sedang menyembunyikan sesuatu”.
”Ibu percaya padaku kan?. Untuk saat ini aku belum bisa mengatakan apapun pada Ibu. Jika tiba saatnya aku pasti akan menceritakannya padamu Ibu”.
”Baiklah.. Ibu mengerti”. Ibu Yuliana membawa Silvia masuk, Silvia bergegas keruang kerja mengambil berkas yang diperlukan.
Diruang kerja terdengar dering telefon dari LingLing.
???? ”Silvia.. Kamu jahat banget sih, kenapa kamu sekarang jarang menghubungi aku? Apa karena sekarang kamu sudah sibuk di Perusahaan?”.
???? ”Jangan bicara seperti itu LingLing. Aku tahu kamu akan menikah, Bagaimana kalau kita bertemu nanti sore? Aku traktir. Anggap saja itu sebagai permintaan maaf karena aku jarang memberimu kabar”.
???? ”Aku tunggu Lho.. Awas kalau kamu tiba-tiba tidak datang. Kaau gitu sampai jumpa”. Telefon terputus.
”Sekarang aku harus kekantor. Aku tidak ingin terlalu memberatkan LongShang dengan banyak pekerjaan karena aku sering absen”.
Silvia berjalan keluar dari ruang kerja untuk secepatnya kembali ke kantor. Dia berjalan cepat dan tanpa Silvia sadari dia menabrak seseorang didepan pintu.
Augh…
kening Silvia tidak sengaja membentur badan seseorang.
”Kamu tidak apa-apa Nona Silvia?”. Tanya nya.
Silvia mengangkat kepalanya dan terlihat wajah Ludius didepannya. Silvia kembali tersadar. ”Aku tidak apa-apa, jika Tuan Jason memiliki kepentingan. Silahkan apa yang ingin Tuan Jason katakan”. Kata Silvia dingin, dia bahkan mengalihkan pandangannya setelah tahu bahwa itu Ludius.
Melihat dinginnya sikap Silvia jelas bahwa dia masih marah pada Ludius yang kini memiliki nama lain Jason.
”Tidak ada yang perlu disampaikan. Aku hanya mengantar mobil Nona Silvia yang tertinggal di Restaurant. Kalau begitu permisi”. Silvia terus memandang sejauh Ludius melangkah.
”Dulu saat dia melihatku, dia langsung memeluk dengan perkataan jahilnya. Sekarang kita bahkan seperti orang asing”.