Chapter 62 - 62. (2/2)

”Kamu mengenalku Silvia? Padahal aku belum membuka topengku didepanmu”. Dia berdiri di samping Silvia.

”Kakak.. Jika memang kita saudara, walau hanya sekali bertemu aku pasti akan mengenali Kakak. Apakah Ludius melepaskan Kakak?”. Tanya Silvia.

” Yah.. Teman calon suamimu melepaskanku dan membiarkanku datang untuk menemuimu.  Maafkan aku, aku tahu aku  tidak pantas untuk mendapat maaf dari adik terbaikku. Dan aku ingin bertanya, Dimana Ayah sekarang ?”.

”Ayah telah meninggal 2tahun yang lalu. Dan aku berada di China atas permintaan terakhir ayah untuk mencari keluarganya. Mungkin yang ayah maksud adalah kamu Kak”.

”Ayah sudah meninggal? Padahal permintaan ibu sebelum meninggal adalah agar aku mencari Ayah dimanapun dia berada, Walau ibu mengandung di luar pernikahan bersama Ayah, tapi dia masih berharap Ayah datang mencarinya.   Aku terus melacak dimana keberadaan keluarga Ayah dan mendapatimu ada di China, seorang pria tanpa nama yang memberitahuku tentang siapa kamu sebenarnya. Lalu aku menerima permintaanya untuk membunuh Ludius”.

”Maafkan aku Kak, Jika saja aku dan ibuku tahu lebih awal. Kakak tidak akan menderita seperti ini”. Kata Silvia dengan wajah tertunduk.

”Sudahlah, lupakan!  Penyesalan yang Ayah rasakan sudah cukup mengganti kesalahannya di masalalu. Aku Lan ChangYing, panggil saja aku Kakak Chang”.

”Kakak Chang..!” Panggil Silvia dengan senyuman.

Ludius yang sedari tadi memperhatikan dari kejauhan datang menghampiri. ”Maaf Sayang, aku masih belum mempercayai kalau dia adalah Kakakmu. Di tambah lagi dia diberitahu oleh pria tanpa nama yang ingin mencoba membunuh kita. Apa kamu tidak merasa aneh Sayang?”.

”Tuan Lu.. Apa kamu tidak senang aku bertemu keluargaku yang selama ini aku cari?”. Tanya Silvia dengan perasaan tidak senang dengan sikap Ludius yang mencurigai orang yang dia anggap Kakak.

Ludius mendekati Silvia, dia memeluk Silvia hangat. ”Aku tidak menuduh atau mencurigai Sayang. Aku hanya tidak ingin kehilangan kamu untuk yang kesekian kalinya. Aku hidup didunia hitam sudah lama, wajar aku sedikit mengkhawatirkanmu Sayang. Jadi.. Jangan marah ya”

”Iya.. Baiklah.  Aku tidak marah, hanya sedikit tidak suka sikapmu yang mencurigai seperti itu”.

”Minggu depan aku akan ke Indonesia dan membawa ibumu kemari. Sekaligus membawa sample dari Ayahmu untuk melakukan tes DNA bagaimana?. Apa kamu tidak keberatan Sayang, dengan tes DNA kamu menjadi yakin kalau dia benar-benar Kakak kamu”.

”Benarkah?” Senyum Silvia mengembang  ”Ibu akan datang kemari?”.

”Iya Sayang, aku akan sekali lagi melamarmu didepan ibumu. Jadi sampai saat itu tiba, jangan pernah melakukan apapun yang membuatku khawatir yah”.

Silvia mengangguk mengiyakan. Ludius melepas pelukannya dan membalikkan badan dan memandang Chang dengan tatapan dingin.  ”Bagaimanapun juga sekarang kamu Kakaknya Silvia. Aku sudah menyiapkan rumah untuk kamu tinggali. Ini adalah kartu gold, gunakan untuk keperluanmu selama tinggal dirumah itu. LongShang akan mengantarmu kesana”.

Melihat Ludius seperti menekannya Silvia merasa tidak enak ”Kak Chang, maafkan Tuan Lu yah. Dia memang orangnya seperti itu, tapi sebenarnya dia orang baik Ko!”. Kata Silvia pada Chang.

” Tidak apa Silvia, wajar calon suamimu melakukan ini. Kakak tidak mempermasalahkannnya”. Jawab Chang dengan senyuman.