Chapter 51 - 51. (1/2)

Di depan ruang ICU, dokter datang bersama Ludius. Sebelum dokter masuk kedalam ruangan Ludius menjelaskan apa yang terjadi.

”Saya mengerti apa yang terjadi, ini dinamakan konfabulasi. Pada beberapa kasus, penderita amnesia juga dapat mengalami ingatan palsu (konfabulasi), yaitu suatu ingatan yang terbentuk karena karangan atau berdasarkan  kejadian sebenarnya yang terjadi pada waktu yang berbeda. Saya harap Tuan Lu dapat lebih bersabar menghadapi pasien”.

Dokter Daniel dan Ludius masuk. Didalam Silvia masih tersadar, dan memandang mereka yang berjalan masuk.

Walau Silvia mendengar suara obrolan Daniel dan Ludius, tapi dia tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

”Bagaimana kabar Nona Silvia, apa yang Nona rasakan saat ini?. Perkenalkan Saya Dokter Daniel, mungkin Nona belum mengingatnya, tapi saya pernah merawat Nona sebelumnya. Jadi jangan sungkan bila Nona merasa tidak enak atau ingin menanyakan suatu hal”. Kata Dokter Daniel. Dia mulai memeriksa kondisi Silvia.

”Dok, saya mau bertanya. Apakah mimpi juga termasuk memori masa lalu yang terlupakan?” Tanya Silvia lirih, dia sedikit canggung menanyakan hal aneh pada Dokter.

”Jangan malu Nona, Apapun yang Nona rasakan jangan sungka untuk bertanya. Jika itu pertanyaan Nona itu bisa saja terjadi, karena mimpi merupakan penggambaran yang ada di dalam fikiran Nona. Tapi itu hanya kemungkinan. Nona sebentar lagi suster akan datang untuk memindahkanmu ke ruang rawat”. Kata dokter dengan senyuman, dia keluar memanggil Suster untuk memindahkan Silvia.

Silvia di bantu para Suster dipindahkan ke ruang rawat VVIP, Ludius yang sedari tadi diam mendekati Silvia yang masih muram memikirkan Mimpi yang membuatnya tertekan. Ludius mengangkat tubuh Silvia dan memeluknya.

Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,

”Sayang, jangan terlalu difikirkan. Itu hanya sebuah mimpi, tidak akan terjadi apa-apa padamu. Lagi pula, wanita dingin yang kadang cerewet dan jutek sepertimu tidak pantas memiliki wajah masam seperti itu. Apa perlu aku bantu untuk menghilangkan murammu?” Kata Ludius dengan senyum menggoda.

”Dasar pria tidak tahu malu, simpan saja rayuanmu untuk wanita lain. Ini tidak akan mempan padaku”. Kata Silvia Ketus.

Ludius melepas pelukannya, dan memandang wajah Silvia yang marah ”Sayang, kalau kamu memasang wajah seimut itu. Bisa-bisa aku hilang kontrol loh!. Apa kamu mau bertanggung jawab dengan hasil akhirnya?” Perkataan Ludius semakin membuat Silvia marah.

Silvia yang terus di goda Ludius memandang Ludius lurus dengan tatapan tajam.

”Benarkah!. Coba kita lihat, apa yang Tuan Ludius bisa perbuat pada gadis cacat ini” Tantang Silvia tegas..

”Karena kamu yang memulai, jangan salahkan aku jika aku benar-benar lepas kendali”.

Ludius tersenyum licik, dia mulai melepas jasnya dan melonggarkan dasinya.

'Huwa… gawat, kok dia bisa senekad itu sih. Apa dia benar-benar akan melakukannya padaku?'.. Batin Silvia.

Silvia membuang muka, dan bersikap acuh seolah tidak mengetahui apapun. Hatinya berdetak cepat, bahkan lebih cepat dari sebuah pesawat jet.

Ludius mendekatkan dirinya ke wajah Silvia ”Mengapa kamu memalingkan wajahmu Sayang. Dimana keberanianmu yang barusan kamu tunjukkan?”. Bisik Ludius di telinga Silvia.

Seketika wajah dan telinga Silvia memerah, dia seperti kehilangan ketegasan dan kata-kata untuk membuat Ludius mundur. Perlahan Silvia memandang Ludius yang tepat didepan matanya.

”Stop…!” .

Mendengar kata itu Ludius langsung terhenti. Dia memandang Silvia dengan khawatir, dia berfikir kalau terjadi apa-apa pada Silvia.

Silvia yang melihat ekspresi Ludius yang berubah drastis, tersenyum menahan tawanya.

”Pfft.. Tuan Lu, apa kamu tahu wajahmu saat ini benar-benar menggemaskan. Ah.. Jarang sekali melihatmu seperti ini. Sekarang kita impas!” ledek Silvia. Dia menjulurkan Lidahnya membuat Ludius semakin gemas.